Nattha yang mondar-mandir dari jam lima pagi tadi, berkali-kali meremas kasar rambutnya matanya terus menatap ke arah pintu kamar Build.
"Biu kamu masih mau dandan gimana lagi? sampai jam berapa? Ini udah jam 8 pagi kita mau ngampus jangan bikin telat deh" teriak Nattha dari depan pintu kamar Build.
"Biu itu mata gak keliatan banget kok sebabnya udah ayok ini udah siang aku mau liat hasil dari rapat direktur kampus" kini Bass yang membuka suara sibuk mengunyah snack menonton tv.
Hari ini hasil dari proposal panitia ospek keluar, entah mereka dapat jatah berlibur diluar kampus atau mengadakan acara dikampus.
"Biu kamu kami tinggal ya berangkat sendiri" teriak Nattha semakin kesal, Build yang sedari pagi tidak bersuara bahkan tidak menyahut satupun panggilan dari kedua temannya.
Nattha menarik tasnya dengan kasar menyandangnya secara emosi "Bass ayok" berjalan ke arah pintu.
Bass yang melihat Nattha begitu kesal hanya bisa pasrah ikut bangkit dari tempat duduknya meninggalkan bungkus snack yang masih berisi "Biu kami deluan ya, kami tunggu dikampus" teriak Bass mengikuti langkah Nattha.
Nattha dan Bass meninggalkan apartemen hanya tersisa Build, entah apa yang ia kerjakan didalam kamar hanya suara hening dan sunyi.
***
Nattha dan Bass sudah sampai di kampus keduanya berjalan ke arah ruang BEM melihat hampir semua panitia sudah datang dan lapangan sudah dipenuhi dengan Maba.
"Bass kamu kalau lapar ke kantin aja dulu, aku mau langsung nyamperin P'Nodt" ucap Nattha melirik ke sisi kiri yang terdapat Bass dengan cengengesan, netranya menatap lekat ke sisi depan "Kayaknya kita dalam masalah" balas Bass menyenggol lengan Nattha menggerakkan matanya berkali-kali.
Bass yang memberikan kode pada Nattha namun sahabatnya ini sedikit lambat dia sama sekali tidak paham.
"Apasih Bass?" Tanya Nattha dengan kesal melihat Bass yang tiba-tiba bertingkah aneh "Itu di depan liat kedepan" ucap Bass dengan suara pelan tapi masih terdengar jelas.
Netra keduanya serentak menatap kearah depan menangkap sepasang sosok yang membuat Nattha menjadi kesal "Cuiiihh" Nattha meludah ketika tepat berada di hadapan Bible dan Stela.
Langkah Nattha berhenti tepat dihadapan keduanya begitu juga Bass yang siap siaga menahan Nattha jika sewaktu-waktu dia menyerang prempuan itu.
Nattha menyipitkan kedua matanya netranya menatap lekat prempuan di samping Bible dari atas sampai bawah "Oh ini prempuannya" ucap Nattha terdengar remeh "Natt ayok jangan bikin masalah" bisik Bass menarik lengan Nattha.
Nattha menarik tangan Bass menjauh dari lengannya "Tunggu dulu Bass" balasnya mengeratkan kedua rahangnya.
Stela yang bingung melihat dua anak Adam dihadapannya menatapnya dengan tatapan sinis "Kalian kenal Bible?" Tanya Stela yang masih memeluk lengan Bible "Dia teman ku" sambar Bible singkat.
Nattha terkekeh geli "Teman yang mana? Teman siapa? Teman mu? Atau teman Biu?" Tanya Nattha kembali menatap Bible dengan tatapan kesal.
"Natt..." Panggil Bass dengan suara sedikit ditekan "Udah ayok P'Nodt udah nunggu" lanjutnya.
Stela semakin bingung mencoba mencerna semua perkataan Nattha sedangkan Bible dia lebih memilih bungkam seribu bahasa "Kalian ini bicara apa? Kamu?" melirik Nattha "Kamu kenapa bawa-bawa Biu? Dia bukannya teman Bible yang diparkiran kemarin sore? Iya kan sayang" netranya melirik pada Bible sedikit mendangakkan kepalanya agar dapat melihat wajah Bible "Mmm" balas geraman Bible dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date
Non-Fiction°°°°°°°° "Kalau aku lebih baik kenapa bertahan dengan dia, backstreet apa itu hubungan tidak jelas" Ucapan pria itu terus bergema ditelinga ku membuat pendirian ku yang hampir 2 tahun ini goyah. Jika kamu penasaran dengan kisah cinta ku mari ikuti...