Hallo sebelum aku lanjut aku mau ucapin makasih buat yang masih stay dan ada buat Biu, kalian luar biasa ditengah gempuran dan pro-kontra yang tak ada akhirnya, tetapi kita masih bisa saling berpegangan teguh pada keyakinan masing-masing untuk tetap dukung Biu.
Byl kalian kuat kalian hebat, gak akan ada yang mempertanyakan keputusan kalian bertahan karena itu keputusan benar. Biu butuh kita dan kita butuh Biu.
Tetap kuat sedikit lagi, kita perlu waktu sedikit lagi. Jangan merasa paling hancur karena ada seorang anak laki-laki yang hati nya remuk redam, emosional, namun tetap berusaha kuat. Iya dia adalah Bible, yang kita tau dia tertawa padahal hatinya paling hancur disini.
Dia kuat anak baik itu kuat.
Aku sang penikmat senja yang menunggu matahari terbit.
"Aku mungkin tak akan kembali hari ini, penerbangan ku delay, katakan pada Bible untuk tidak menunggu ku"
Suara dari sebrang terlfon itu terdengar parau, yang diajak bicara hanya bisa mengatakan 'Ya hati-hati jaga dirimu' kemudian menutup telfon.
Ini bukan kali pertama terjadi, setiap ayah Bible berpergian keluar negeri pasti ia akan pulang terlambat diluar rencana. Namun ini beda, ini adalah hari ulang tahun Bible bagaimana bisa ia merayakan tanpa sang ayah?
"Papa!" panggil Bible yang duduk disofa teras rumah, menatap sendu kearah gerbang.
Beberapa maid dan penjaga menyaksikan betapa tuan mudanya itu begitu menanti kepulangan sang ayah, entah sudah berapa jam ia duduk disana memeluk Boneka Kumbang berwarna hitam.
"Ayo masuk ini sudah malam" sang Ibu mengusap pundak Bible, hatinya ikut terenyuh melihat keadaan sang putra.
"Papa!" Lagi, lagi Biu menyebut sang ayah, apa yang bisa dilakukan sekarang? Ibunya hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Papa tidak jadi pulang, ayo kita tiup lilin dan potong kue" tutur lembut wanita itu, Bible hanya mengangguk. Dibantu wanita itu Bible berdiri.
Wajah Bible sembab, matanya merah masih terlihat jelas bercak sisa air.
Menggendong Bible masuk, rumah cukup sepi belum lagi nuansa warna gelap menambah rasa kesepian yang semakin dalam.**
Beberapa maid dan pengawal berdiri mengelilingi Bible yang sudah ada di depan meja bundar, dengan sebuah cake ulang tahun.
"Tiup!" Perintah sang Ibu, mata Bible masih berusaha mencari-cari sang ayah namun nihil.
Mengusap pundak Bible, wanita itu berjongkok mencengkram pelan pundak lemah Bible, "Nanti kalau Papa pulang kita rayakan lagi. Oke!" Bible mengangguk, kembali menatap cake ulang miliknya.
Sebelum meniup lilin ia memejamkan matanya sesaat, bayangan sang ayah tersenyum kearahnya."Bible rindu Papa" ucap lirih Bible tak lama ia membuka mata—meniup lilin.
"Yeyyyy" suara gemuru tepuk tangan dari orang-orang disana membuat hatinya sedikit tenang.
**
Jam 1 malam Biu duduk memeluk mainan peninggalan sang Ayah, ia ingat betul ayahnya berjanji akan pulang setelah urusannya selesai. Namun ini sudah hampir 3 tahun tak ada siapapun yang kembali, tak ada yang memeluknya, meredakan rasa lelahnya, menghapus air matanya.
Dari jauh Jasa memperhatikan Biu yang menatap keluar jendela kamar, cahaya bulan yang langsung masuk ke kamar Biu.
"Hei" Jasa menghampiri Biu, duduk disebelah keponakannya itu, keduanya sama-sama menatap kearah luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Date
Non-Fiction°°°°°°°° "Kalau aku lebih baik kenapa bertahan dengan dia, backstreet apa itu hubungan tidak jelas" Ucapan pria itu terus bergema ditelinga ku membuat pendirian ku yang hampir 2 tahun ini goyah. Jika kamu penasaran dengan kisah cinta ku mari ikuti...