Hola, seluruh tokoh, nama pemeran, tindakan, lokasi, intuisi, profesi dalam cerita ini hanya fiktif belaka, dan hanya sebagai hiburan. Tidak secara khusus merujuk atau menghasut perilaku apapun. Maaf kalau ada typo atau kesalahan, karna saya masih belajar ☺️
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
"jerry sama yang lain mau kesini" zania yang sedang fokus menonton film mendongakan wajahnya menatap jayden, setelah ice cream habis, dia menidurkan badannya dengan paha jayden sebagai bantal, sedangkan safira kekamarnya untuk mandi karna sekarang sudah pukul 17.21
"Ngapain pada kesini? Baru aku mau minta anterin pulang" Jayden menunduk mengecup kening gadisnya
"nginep aja, yang lain juga pada nginep" zania diam sebentar lalu mengangguk mengiyakan ucapan jayden, kemudian dia bangkit dan menguncir rambutnya
"Yaudah aku mandi dulu, gerah" zania bangkit lalu membereskan bekas ice cream yang dimakannya tadi bersama safira, setelah itu dia naik kelantai dua menuju kamar jayden
Setelah sampai kamar, zania langsung menuju kamar mandi lalu menyalakan keran mengisi bathtub dengan air hangat kemudian dia melepaskan seluruh pakaianya, zania yang sudah tidak memakai apapun dibadannya kini berjalan menuju laci, memilih bath bomb dan bath foam serta madu untuk mengisi bathtub
Setelah selesai, zania masuk kedalam bathtub lalu merilekskan tubuhnya, tangan zania terulur membuka kulkas kecil yang tidak jauh dari bathtub, dia mengambil soda dan menyalahkan speaker jbl yang ada disamping kulkas lalu meraih ponselnya
Usai menyandingkan bluetooth, zania menekan play pada musik lalu menaruh kembali ponselnya dan memejamkan mata. Kamar jayden memang lebih besar dari kamarnya, bahkan rumah jayden pun lebih besar dari rumah zania, tidak hanya kulkas mini dan jbl, kamar mandi jayden juga memiliki tv yang tergantung di dinding. Semua itu tentu saja atas permintaan zania
"jerry sama yang lain udah dateng, geser" zania membuka matanya melihat jayden yang sedang membuka pakaian ingin bergabung kedalam bathtub
"Lo ko bisa masuk, perasaan tadi udah gue kunci deh" zania teriak dan membuang muka kearah lain, jayden ini memang tidak punya malu sepertinya, untung saja bathtub dipenuhi dengan busa, jadi tubuh telanjang zania tidak terlihat
Mereka berdua memang sering berkata kasar saat sedang kesal, namun setelahnya mereka akan memperbaiki sikap, dalam artian mereka tidak pernah lama jika sedang kesal satu sama lain
" Lo lupa ini kamar siapa?" Jayden mendorong pelan bahu zania agar maju dan memberinya ruang untuk masuk, namun dengan reflek zania maju keujung bathtub dan menekuk kedua lututnya lalu berpegangan pada pinggiran bathtub
" Lebay banget lo, seluruh badan lo udah gue liat kalo lo lupa, yang ada dibadan lo juga aset gue semua, jadi gausah di tutup tutupin" jayden terkekeh melihat respon zania lalu dia masuk kedalam bathtub dan menarik pinggang zania agar mendekat kearahnya
"Gue malu sialan" zania sedikit berontak lalu mencubit paha jayden agar melepasnya membuat jayden meringis merasa sakit, lalu kedua tangannya bergerak naik kearah dada kekasihnya dan meremasnya sedikit kencang
"Aauwhh.." zania terpekik dan tangannya langsung menahan kedua tangan jayden agar melepaskan dadanya, namun tenaganya tentu saja tidak sebanding dengan jayden
"Diem!" Zania terdiam setelah mendengar perkataan kekasihnya namun tangannya tetap berada diatas tangan jayden. setelah zania tenang, jayden meletakan dagunya dibahu zania dengan tangan tidak berhenti memainkan dada zani
"Ini udah harus dicukur" Kepala zania kini bersender didada jayden lalu tangannya terulur meraih dagu jayden yang berada diatas bahunya, dia mengelus dagu jayden yang mulai ditumbuhi jenggot tipis
"Gausah, biarin panjang aja" jayden menggesekan dagunya naik turun kebahu dan leher zania lalu mengulum telinga zania membuat tubuh gadis itu tegang
"Hhaahh.. el stop..gelii.. emmh.." zania menggelinjang karna geli dan menyuruh jayden untuk berhenti namun zania mendongakan kepalanya seakan memberi ruang pada jayden, zania meremas lengan jayden yang kini sedang mengusap perut dan pingganya naik turun
"El.. emmhh.. no,, hhh... Ahh.." zania menggigit bibirnya lalu menangkap tangan kanan jayden yang menuju v*ginanya, dia mencoba menutup rapat pahanya, namun tangan kiri jayden lebih sigap dan menahan paha zania agar tetap terbuka
Bibir jayden terus melumat telinga zania, minggalkan kissm*rk di bahu kanan dan kirinya, kemudian tangannya mulai mengusap naik turun v*gina kekasihnya, zania kalah. Dia hanya bisa meremas tangan jayden sebagai pengalihan dari rasa yang jayden berikan
" Nooo ell... Auwhhh.. el.. pliss.. emmhh" zania mendesah dan melengkungkan tubuhnya kedepan saat jayden memasukan satu jarinya kedalam lubangnya
Jayden melepas paha zania saat merasa kekasihnya itu sudah pasrah, dia menaikan tangan kirinya lalu meremas pay*dara zania bergantian, tangan kanannya yang aktif keluar masuk didalam v*gina zania, sedangkan bibirnya masih terus memainkan telinga leher dan bahu zania
"Pegang sayang" tangan kiri jayden meninggalkan pay*dara kekasihnya lalu meraih tangan zania, menuntunnya agar menyentuh kejantanannya, zania yang terkejut ingin menarik tangannya namun dengan sigap jayden menahannya, jayden menuntun tangan zania agar menggenggam miliknya erat lalu menaik turunkan tangan zania
"Eell.. udah yah.." zania memohon kepada jayden, ini kedua kalinya dia menyentuh kejantanan milik pria, karna yang pertama jayden memaksanya sewaktu kelas tiga smp. rasanya aneh, keras, besar dan berurat, keras namun lembek, entahlah initinya aneh menurutnya
" Yang kenceng sayanghh.." suara berat jayden ditelinganya membuat zania merinding, jayden meninggalkan lengan zania yang mulai terbiasa dengan kejantanannya lalu kembali meremas pay*dara zania dan memainkan putingnya
"Emmhh.. oohh.. hahh.. udahh ellhh.. " zania blingsatan saat jayden menambah jarinya kedalam v*ginanya, ibu jari jayden bergerak mencari inti zania yang paling sensitif. setelah dapat, jayden langsung menggesek kasar benda yang seperti biji kecil itu, bersamaan dengan jari manis dan jari tengahnya yang aktif keluar masuk semakin cepat dilubang zania
"Keluarin sayang" gerakan tangan jayden semakin cepat saat merasakan milik zania berkedut, air didalam bathtub tumpah ruah akibat kedua manusia itu "jaydenhh.. ahh keluarrhhh.."
"Noo... Aaaaaahhhmmm..." Zania mendongak dan menjerit namun jeritannya tertelan saat jayden melumat bibirnya, tubuh zania bergetar merasakan sensasi yang diberikan jayden, tangannya reflek meremas kejantanan kekasihnya membuat jayden ikut menggeram
Keduanya terdiam dengan nafas terengah, jayden mengeluarkan jarinya lalu mengecup kening zania berulang kali, mata zania masih terpejam, bibirnya terbuka kecil mengatur nafas
"Baru pake jari aja udah lemes" jayden meledek zania yang bersandar lemas didadanya lalu dia bangkit dan menggendong zania kedalam shower untuk membilas tubuh mereka
"Yang gue belom keluar" saat sedang membilas tubuh, jayden tiba-tiba memeluk zania dari belakang lalu menggesekan kejantanannya pada belahan pant"t zania
"Ya terus mau di apain? Udah minggir" Zania terkejut sebentar namun dengan cepat dia tersadar, zania segera melepaskan pelukan jayden lalu memakai handuknya setelah itu keluar dari kamar mandi.
Jayden linglung melihat kepergian gadisnya itu, sesaat kemudian dia mengumpat karna zania meninggalkannya dalam keadaan tegang
"Zania kampret, gatau diri lo ninggalin gue pas lagi tegang - tegangnya" teriakan jayden menggema di dalam kamar mandi, sedangkan zania yang mendengar itu hanya mengabaikannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Zania Queency [21+]
Romance"Ban mobil lo bocor kayanya, tinggal aja disini nanti biar temen gue yang bawa kebengkel" ucap alex Zania melipat tangannya didada dan menaikan sebelah alisnya memperhatikan orang disebelahnya yang tidak berhenti bicara "Lo siapa?" Tanya zania cuek ...