Chapter 11

1.2K 104 3
                                    

Hari yang di tunggu pun tiba,kini semua murid yang ikut.berkumpul di halaman sekolah menunggu barang-barang untuk di masukan kedalam bus.

"Silahkan kalian baris sesuai kelasnya"singto menuntun murid di bantu oleh teman-temannya yang lain.

Kini murid bersusun rapi sesuai perintah anggota OSIS.

"Sebelum kita pergi,bapak mohon bantuannya untuk kalian mengisi link yang sudah di kirim di dalam grup kelas,isi nama lengkap dan kelas"pak Anton menjelaskan kepada murid-murid apa saja larangan yang tidak boleh di langgar,dan mengingatkan bahaya bisa datang kapan saja,jadi jangan di sepelekan.

"Jadi bapak mohon kalian ikuti semua arahan dari anggota OSIS jangan ada yang membantah,jika kalian keberatan dengan aturan yang sudah di tetapkan di mohon untuk meninggalkan barisan sekarang"tidak ada satupun yang bergerak dari posisinya,melihat murid semua sudah siap,pak Anton memerintahkan kembali anggota OSIS untuk mengurus keberangkatan, karena bus guru dan murid di pisahkan.

Murid masuk dengan teratur ke dalam bus,sesuai dengan nama yang di sebutkan, mereka duduk dengan kursi dan teman yang sudah di tentukan.

"Gupi di mana"Mild mencari sahabatnya itu kedalam bus namun tidak menemukannya.

"Iya iwin juga tidak melihatnya, kira-kira gupi duduk dengan siapa ya"win ikut melihat kearah sekitaran.

"Kalian,apa ada yang tertinggal?"tunjuk off pada mild dan Win melihat adek tingkahnya itu nampak mencari sesuatu.

"Emm tidak kak"jawab win, segera menarik mild duduk pada kursi mereka.

Semua murid sudah duduk dengan teratur, bahkan ada dari mereka yang nampak senang, karena akan duduk dengan kakak kelasnya, karena jarang-jarang kan bisa caper ke kakel.

Ke empat bus itu berangkat dengan teratur meninggalkan halaman sekolah,siap membelah jalanan Bangkok yang cukup padat.

Gulf merasa sedih melihat tidak ada kedua sahabatnya di dalam bus itu,hanya beberapa teman kelasnya dan selebihnya kakak tingkatnya.

Ada yang kelas 11 dan kelas 12, anggota OSIS di bagi menjadi tiga kelompok, karena ketiga bus itu isinya murid semua sedangkan satu bus lagi khusus guru.

Bus pertama Mew singto dan Kris yang memegang ,bus kedua off dan gun, sedangkan bus ke tiga tay dan new,yang baru saja pindah seminggu yang lalu.

Gulf heran pasalnya hanya dirinya yang tidak mempunyai pasangan duduk, apakah karena dirinya adek kelas sehingga tidak ada yang mau duduk dengannya,tapi ada beberapa teman kelasnya yang Gulf kenal mendapatkan pasangan duduk.

Gulf memandangi Mew yang sedang sibuk di depan dekat supir,nampak pemuda itu sedang berbicara dengan supir dan kernetnya.

"Kalian bebas seru-seruan di sini tapi ingat jangan kelewatan atau melukai satu sama lain,dan juga jangan mengganggu konsentrasi pengemudi, mengerti"semua murid menjawab serempak mendegar ucapan singto,wakil ketua OSIS mereka.

Singto menyusul Kris duduk tepat di depan kursi Gulf,kursi mereka berada di paling belakang atau di akhir,dan itu bersebelahan dengan toilet nampak sepi jika semua murid sibuk masing-masing.

"Kakak"hampir saja Gulf kelepasan ingin memeluk mew untung saja pemuda itu segera menahannya,jika tidak. mungkin saja akan terjadi perang dunia entah ke berapa.

"Maaf"Mew duduk di samping Gulf dan menggenggam tangan mungil Gulf.

"Mew"Gulf menarik tagannya paksa , terkejutnya karena art yang sudah ada di samping mereka lebih tepatnya di sebelah Mew.

"Gw bawain Lo bekal,di makan ya,gw susah payah loh bikinnya"art meyerahkan sekotak bekal kepada Mew,tapi Mew Engan mengambilnya.

"Lo kok cuma diam,oh jangan bilang Lo ngak percaya kalo gw yang masak,secara kan selama kita pacaran gw ngak pernah masak"art seakan sengaja menekan kata pacaran, dan menunjukkan bahwa dirinya yang paling beruntung karena sudah pernah menjadi pacar Mew.

'cih caper'desis gulf dalam hatinya.

Art tersenyum puas kearah Gulf..

"Emm Mew,, walaupun gw ngak yakin bakalan enak atau enggak tapi seenggaknya gw udah berusaha kan"wajah art berubah sedih seakan menunjukkan berapa susahnya ia berusaha membuatkan bekal itu untuk Mew.

"Makasih"Mew megambil kotak bekal di tangan art, membuat ia nampak kesetanan tidak percaya,gulf menatap art tajam seakan ingin membunuhnya detik itu juga.

"Udah sana"usir Mew ,art megangguk dan berlari kecil kearah kursinya yang berada di depan.

"Kak,kok di terima sih"bisik Gulf dengan nada tidak suka.

"Gpp,biar dia cepat pergi,nanti gw kasi ke anak-anak makannya"bisik balik Mew kembali menggenggam tangan Gulf serta mengusapnya kecil.

Gulf melihat situasi.Merasa cukup aman, gulf meletakkan kepalanya di pundak Mew,pemuda itu menanggapinya dengan usapan kecil dan mata berfokus kearah ponsel di tagannya.

Gulf mengantuk tapi ada rasa takut di dalam dirinya untuk menutup mata..

Art terus saja tersenyum dan melihat kearah belakang tempat Mew duduk ,art heran di mana gulf ,hanya kepala Mew saja yang terlihat namun art memilih acuh,yang penting Mew masih dapat dirinya lihat.

Mew sadar namun memilih acuh,tidak ada ketertarikan apapun yang dirinya rasakan kepada Mantannya itu.

🌞🌻

"Gulf,bus sebentar lagi akan singgah"Mew megusap pipi Gulf pelan untuk membangunkan istri manisnya.

"Gulf tertidur?apa sudah lama?kak,,apa ada yang melihat kita"paniknya gulf, membuat mew terkekeh melihat wajah mengemaskan yang Gulf tunjukkan.

"Tidak ada yang melihat kita, Lo tidak perlu takut dan panik na"Mew tersenyum manis,gulf terkesima tidak ada Mew yang dingin dan penuh ketegasan di sana,hanya ada Mew yang tampan dan penuh kasih sayang,apa ini sisi lain dari pemuda tampannya?,batin gulf.

Tidak lama setelahnya bus tersusun rapi berhenti tepat di satu restoran seorang diri, sepertinya restoran itu memang untuk persinggahan bus.

Suasana sungguh sepi hanya ada hutan di sekitaran restoran, bahkan kendaraan saja tidak ada yang melintas.

Mew turun terlebih dahulu sambil memantau murid-murid yang keluar dari dalam bus.

"Jangan ada yang berani berjalan keluar dari area restoran"tegas singto.

"Siap kak"jawab serentak murid bus satu.

Mereka semua mengikuti langkah singto masuk kedalam restoran,hanya ada kasir dan beberapa penjaga di dalam sana, restoran yang bisa di bilang sudah cukup tua itu,terlihat sedikit seram karena masih banyak mengoleksi barang-barang antik.

Makanan yang restoran itu sediakan semuanya makanan cepat saji,tidak ada masakan atau seperti sayuran dan daging.

Gulf melambaikan tangannya kepada kedua sahabatnya di seberang sana..

"Mau makan apa?"tanya Mew sesekali melihat pemuda itu yang senantiasa mengekorinya dari tadi.

"Boleh makan pop Mie?"tanya Gulf takut,Mew selalu melarang gulf untuk memakan-makanan instan .

"Boleh"tidak ada pilihan lain,tidak ada makanan sehat yang bisa dirinya belikan untuk Gulf, setelah megambil dua pop mie,sekotak susu coklat dan satu air mineral,Mew berjalan menuju tempat duduknya.

"Cuci tangan dulu"gulf mengikuti Mew kebelakang untuk membersihkan tagannya.

Murid-murid sibuk membeli makanan dan minuman untuk mereka di bus nanti,di restoran itu bukan hanya menyediakan makanan tapi juga menyediakan Snack dan minuman.

Mew membeli beberapa cemilan yang Gulf inginkan dan tidak lupa minuman,terutama susu.

Singto kembali memberi arahan untuk semuanya masuk kedalam bus, karena sebentar lagi bus akan melanjutkan perjalanan,tidak lupa dirinya juga mengecek apa ada yang tertinggal atau tidak.

Mew memantau di luar setelah memastikan sudah naik semua ,bus kembali berjalan menyusuri jalanan sepi dengan rimbunnya hutan di sekitar.

BERSAMBUNG.....








MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang