Chapter 12

1.2K 113 6
                                    

Bus berhenti tepat di tepi hutan belantara,semua penghuni bus di arahkan untuk turun dan membawa barang-barang mereka masuk kedalam hutan,yang sudah tertera petunjuk di sana.

Kini perjalanan di lanjutkan jalan kaki,karena mereka mengadakan acaranya di tengah hutan tidak ada jalan kendaraan untuk masuk ke sana.

Bus di tepikan pada tempat yang sudah di sediakan,supir dan kernet masih berada di sana untuk memastikan barang-barang sudah di keluarkan semua takutnya masih ada barang bawaan yang tertinggal,cukup jauh untuk kembali jika sudah sampai di tempat perkemahan.(kemah atau camping?).

Semua siswa dan siswi berjalan dengan teratur mengikuti guru yang jalan di depan dan anggota OSIS mengikuti di belakang.

Mereka sampai di tujuan mereka,Hutan itu tidak seperti yang di bayangkan,tidak ada suasana seram,hanya ada ketenangan dengan suara air terjun yang risuh.

Sebelum mereka di bebaskan untuk bermain, para anggota OSIS membagikan secangkir kertas di sana tertulis nama kelompok dan nomor tenda, jadinya tidak ada rebutan nantinya.

Satu tenda besar di isi 4 orang,dan tenda kecil 2 orang, mereka tidak di ijinkan untuk membangun tenda sendiri dan menempatinya sendiri, Mereka di haruskan membangun tenda di tengah-tengah lapang kosong yang sudah di sediakan jadinya nanti akan membentuk lingkaran.

Setelah selesai mereka di bebaskan untuk bermain di hutan itu,dengan syarat tidak melewati batas yang sudah di tandai, mereka hanya boleh berada di dalam batas saja.

"Lagi pula siapa yang mau masuk lebih jauh kedalam sana"bisik mild pada win mendegar peraturan yang Pak Bagas ucapkan.

"Suttt Diam"win memberi isyarat dengan tangganya,pak Bagas adalah guru sejarah detik itu juga mereka bisa di pulangkan,jika membuat kesalahan.

Di sekitar tenda cukup sepi hanya beberapa anggota OSIS yang sedang berkumpul, sedangkan siswa dan siswi sibuk di air terjun dan ada beberapa kehutan sekedar penasaran.

"Mew"mereka serempak menoleh,art berdiri di samping mereka.

"Ayo ikut main di sana"tunjuknya pada air terjun.

"Ngak,Lo saja"tolak Mew.

"Ayolah, tujuan kita kesini untuk menikmati keindahan hutan ini,Lo ngak bosan diam di sini doang"bujuknya namun tak di hiraukan oleh Mew.

"Ngak usah maksa deh,Lo kalo mau,pergi sendiri saja Sono"art menatap tidak suka kearah gun.

"gw ngak ada urusan sama Lo"nyolot Art.

"Ck, Sampah udah di buang ,malah maksa minta di punggung"Art naik pitam mendegar ucapkan gun,dirinya hendak berjalan kearah pemuda pendek manis itu.

"Ngak usah cari masalah Lo ya Art"singto menyuruh Art pergi, menghindari perkelahian.

"Sial emosi gw"off mendekap tubuh gun, untuk meredakan emosi kekasihnya.

"Emang tu anak harus di kasi pelajaran ,makin ngelunjak perasaan"Kris berucap,para dominan dan satu uke hanya diam , mereka tau hanya gun dan Kris yang sangat bermusuhan dengan Art.

"Kok Lo ngak lempar jauh saja sih Mew?tu anak bareng keluarga"tanya Tay

"Setuju, kerjaannya bikin rusuh aja"timpal Off.

"Malas,ngotorin tangan untuk hal yang ngak penting"Dingin tapi tegas.

"Iya juga sih,tapi gw muak banget tau ngak liat tu bocah"singto megusap punggung off.

"Ngak usah di ladenin"benar juga sih kata si Mew,kalo ladenin tidak akan ada habisnya.

Matahari kini sudah berubah menjadi warna orange,dan sebentar lagi akan hilang di telan bumi,hutan yang semulanya masih ada penerangan kini benar-benar gelap, padahal sekarang belum terlalu sore.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang