Chapter 17

1.2K 115 4
                                    

Kini Mew kembali di buat khawatir dengan kondisi Gulf, setelah kejadian kemaren kini pemuda itu kembali kerumah sakit dengan luka barunya, dirinya kini sedang berdiri gelisah menunggu dokter yang menangani gulf.

Hingga dokter keluar dan Mew dk perbolehkan masuk untuk menemui gulf.

Setelah luka gulf selesai di obati dan Gulf juga tidak merasakan sakit lagi,Mew di izinkan untuk membawa gulf pulang ,luka bakar pada tagannya dan juga kakinya cukup serius apalagi mereka cukup telat membawanya untuk di tangani.

Kini Gulf berbaring gelisah di tempat tidurnya, setelah sampai di rumah tadi Mew langsung keluar kamar entah apa yang dirinya lakukan,gulf tidak bisa mendengar apapun karena kamar mereka kedap suara dirinya juga belum bisa berjalan karena luka pada kakinya.

Gulf takut Mew memarahi pekerja di rumah , mereka tidak salah apapun,pasti nanti Gulf akan sangat merasa bersalah jika Mew benar-benar memarahi mereka.

Benar kata Mew seharunya gulf diam saja tidak perlu melakukan apapun, dirinya menyesal telah membuat orang-orang di sekitarnya khawatir dan repot,andai saja Gulf tidak lancang melakukan hal berbahaya itu sendirian pasti saat ini dirinya baik-baik saja.

Gulf mengaku dirinya payah dan lemah...

Gulf tersadar dari lamunannya saat Mew masuk kedalam kamar dengan wajah dinginnya yang mungkin akhir-akhir ini jarang dirinya tunjukkan di sekitar gulf.

"Ayo makan malam"gulf megangguk hendak bangun,hingga perkataan Mew menghentikannya.

"Makan di sini,maid akan membawanya"gulf tidak bisa membantah, walaupun dirinya sangat ingin kebawah untuk tau apa yang terjadi.

Bibik maid masuk dengan nampan berisi makanan dan buah-buahan yang sudah di potong.

"Silahkan di makan nong"gulf megangguk sendu, wanita itu tersenyum ramah kepadanya.

Gulf makan di suapi oleh Mew tangan kanannya yang sedang terluka membuat gulf tidak bisa melakukannya sendiri,di tambah juga dirinya kesusahan karena perban tebal yang melingkar pada telepak sampai ke punggung tangannya.

Mereka hanya diam tidak seperti biasa gulf akan banyak bicara dan Mew menanggapinya, suasana nampak berbeda di keduanya rasa tidak nyaman tentu saja di rasakan mereka.

"Minum"gulf meneguk hingga setengah air di dalam gelas yang Mew berikan untuknya,pemuda itu kebawah untuk meletakkan piring kotor di dapur.

Saat Mew kembali gulf masih dengan posisinya duduk bersandar pada kepada ranjang,hingga pemuda tampan itu masuk dan kembali keluar dari kamar mandi.

"Tidur"singkat dan dingin, tidak ada pemuda hangat yang hampir satu Minggu ini bersamanya.

"Kak"gulf tidak ingin larut dalam suasana ini dirinya tau berada di pihak yang bersalah juga, walaupun dirinya terus mengelak dalam hatinya bahwa dirinya tidak sepenuhnya salah,tapi tetap saja dirinya juga bersalah.

"Hmm,ayo tidur"Mew membaringkan dirinya di samping Gulf lalu bermain ponsel.

"Gulf minta maaf"ujar Gulf menunduk sedih.

"Kakak jangan marah terus dengan Gulf,jangan mendiamkan Gulf,gulf tidak tahan"

"Gw ngak marah ,gw cuma kecewa dengan Lo"gulf binggung dengan ucapan Mew.

"Sudah berapa kali gw kasi tau ,jangan pernah menyentuh peralatan dapur, bahkan gw ngak ngizinin Lo nyuci piring kalo ngak sama bunda atau maid,kemaren gw lihat Lo masak gw biarin karena ada yang ngawasin.tapi tadi Lo dengan beraninya ngelakuin itu sendiri Lo sadar ngak sih apa yang Lo lakuin itu bikin gw kecewa"ujar Mew lirih,bukan Tampa alasan Mew melarangnya Mew hanya tidak ingin Gulf terluka,pemuda yang sudah dirinya janjikan untuk di jaga sepenuh hati bahkan menyayanginya dengan tulus.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang