Pertemuan
.
.
Your pov
"Oiran-Sama!" Sapaku ke Daki. Ia tundukkan kecil kepalanya membalas sapaanku. Lorong itu sunyi. Namun sunyi bukan berarti tidak ada orang.
"Kalau ada yang kau khawatirkan...?!"
"Apa yang kau lakukan di kamar orang lain?" Tanya Daki. Agak ngeri melihatnya marah. Seperti singa saja.
Keringat bercucuran dari kening orang itu. Zenko, gadis yang pindah kesini kemarin. 'Gadis shamisen!' sengirku.
'kenapa dia diam saja ya?'
"Hei, apa kau tuli?" -Daki.
"W... Warabihime, gadis itu baru datang kemarin jadi.." salah satu dari dua orang gadis berbicara dari sebalik pintu. Mereka bergetar takut dan berkeringat deras.
"Hah? Lalu kenapa?" Lirik Daki sinis.
"MAAFKAN KELANCANGAN KAMI!" Ujar mereka, syok.
"Kamar ini berantakan sekali dan gadis ini menangis." Ujar Zenko berkerut kening.
"Kau jelek sekali, membuatku muak. Bukankah dunia ini akan jadi lebih baik kalau kau mati? Dan ada apa dengan kepalamu? Membuatku jengkel saja." Ejek Daki.
"Benar ruangan ini memang berantakan dan aku menyuruh bocah ini untuk membersihkannya."
"KYAAAHH!!" Jerit kesakitan gadis itu karena telinganya yang ditarik keras oleh Daki.
"TUTUP MULUTMU! JANGAN MENJERIT TERUS, BERSIHKAN RUANGAN INI!"
"MAAF, MAAFKAN SAYA! SAYA AKAN MELAKUKANNYA. MAAFKAN SAYA!" Agak kasihan aku melihatnya. Tapi sudah lewat berapa menit untuk gadis itu harusnya membersihkan ruang ini.
Tangan Daki dicengkeram erat oleh Zenko, membuat amarahnya semakin tinggi. "Apa maksudnya ini?"
"Singkirkan tanganmu darinya!"
"Hei kau gadis disana! Bukankah seharusnya kau membantu temanmu yang sedang kesakitan! Kenapa kau diam saja?!" Teriaknya ke arahku.
"Aku, juga baru pindah. Aku tak mengenalnya dan aku tidak tertarik sekalipun." Seringai ku. Urat-urat marah terpajang jelas dikening Zenko. Harapan yang harusnya membantu malah mempersulit keadaan.
"Lagian, berani sekali kau sendirian disini, tuan pemburu iblis! Kau harus waspada dan tidak mengambil perhatian bukan?" Matanya kembali bergetar dan berjalan perlahan kebelakang.
"A..apa?" Gagap gagap ia berbicara. Selanjutnya terserah Daki ingin melakukan apa.
.
.
.
2 malam sebelum Tanjiro dkk menyusup
"KAU BUKAN MANU-SIA-...." Hening kembali. Kubuka perlahan pintu itu dan tidak menampakkan Daki dan O-Mitsu. Ku langkahkan kakiku ke jendela yang terbuka lebar. Daki terbang memegang O-Mitsu. Perlahan Daki melepaskan pegangannya dari O-Mitsu, membuatnya terjatuh ke tanah. Teriakan orang-orang ketakutan pun muncul terdengar dari bawah.
"KYAAAAAA!!"
'Hufhh..' ku tolehkan kepalaku ke belakang. Wajah datar kami bertemu dan wajahnya perlahan tersenyum kecil. "Apa kabar, wanitaku?"
Hening. Telingaku masih diisi dengan suara teriakan ngeri dari bawah. Malas, berisik sekali.
"Di luar berisik ya? Kemari lah." Langkah demi langkah ku lakukan. Tidak sampai di depannya, Daki datang dari jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demons || Kimetsu No Yaiba X Reader X Muzan
Fantasi(Name) Kuyomi . . 'semua orang memiliki gilirannya masing-masing ' 'bahkan malaikat seperti mu tak bisa bersamaku' . . seluruh karakter adalah ciptahan:Koyoharu Gotōge terkecuali (Name) ff pertama saya ini cerita asli dari pikiran saya dan kegabutan...