🐳AiVi-04🐳

4.5K 715 18
                                    

Minimal vote, jangan nyusahin di vote kalau gak bisa bantu di komen.

300 vote gas, gak usah pake target komen, tau nya aku kalian tuh pada gatau mau komen apa.
...........................................................

"Jadi lo masih digangguin sama Pak Adio? Ah gila sih."

Cafe tempat dimana Aino dan teman-temannya berada cukup ramai malam ini, jadi Aino gak perlu takut apa-apa lagi.

Lagipula, Zivia sudah bilanh padanya tadi pagi kalau hari ini Zivia gak bisa nemuin Aino, jadi sebagai gantinya Zivia nyuruh beberapa ajudannya buat ngawasin Aino.

Ya dan Zivia harus mengurus sesuatu terlebih dahulu kan.

Aino menyesap milshake coklat miliknya, dia mau membalas pesan Zivia dulu sebelum membalas perkataan temannya.

Setelah selesia membalas, dia mendongak menatap Judin, Virga dan Leon.

Ketiganya adalah teman paling dekat Aino sejak SMP, cuma mereka bertiga yang tau kasus Adio terhadap Aino.

"Masih, cuma Zivia bakal beresin Pak Adio biar gak ganggu aku lagi." sahut Aino.

"Lo kenal Zivia darimana?" tanya Virga.

"Kenal pas ulang tahun Bang Kleian 2 minggu lalu, kenapa emang?"

"Zivia tuh, dosen di kampus gue sih, katanya dia anak Direktur dan Ceo, Papinya seorang Direktur sementara Mami nya Ceo, gila sih, orang kaya banget dia." ceplos Judin.

Aino gak tau sih, soalnya dia gak pernah nyari tau.

Saat asik berbincang, ponsel di meja milik Aino bergetar menandakan panggilan masuk dari seseorang.

Nama yang tertera di layar adalah Zivia, dan tak perlu menunggu lama bagi Aino untuk mengangkatnya.

"Halo, kenapa Ziv?"

Terdengar suara grasak grusuk dari arah panggilan Zivia, tapi tak lama wanita itu menjawab.

"Jangan pulang kemalaman ya, soalnya jalan dekat Cafe kamu tuh rawan begal, hati-hati."

"Iya aku tau, makasih."

"Besok aku akan ke klinikmu lagi, ah aku merindukanmu Ai~aku ingin mencium lekuk lehermu lagi hehehe."

"Dasar mesum!"

Aino mematikan panggilan itu lalu menonaktifkan ponselnya, terkadang Zivia memang bertingkah sesukanya saja.

Hela napas Aino berikan, dia jadi bingung harus bersikap bagaimana.

Dilain tempat, Zivia baru selesai membersihkan dirinya dari bekas darah milik Adio.

Dia menatap kearah Dilka, Asiste pribadinya "Kamu udah urus dia?"

Zivia mengusap pelan rambut basahnya, dia melirik Dilka yang berdiri tak jauh darinya, mereka ada di kamar saat ini.

"Sudah Nona, potongan tubuhnya sudah dihancurkan menjadi bubur daging, lalu sudah saya larutkan dengan cairan asam, untuk tulangnya akan saya buang ke tempat yang nyonya perintahkan."

Zivia mengangguk, Adio itu benar-benar hama yang menjijikan, Zivia senang bisa sedikit memberikan pelajaran pada pria itu.

Zivia menculik Adio saat Adio baru keluar dari sebuah salon, dan Zivia langsung memberikan hukuman yang yah, lumayan membuat Adio tersiksa.

Adio masih hidup kok, cuma Zivia udah potong kedua kakinya dan dijadikan bubur daging lalu tulang kakinya akan dia buang ke tempat lain.

Setidaknya sekarang Adio gak bisa kemana-mana, dia meraung seperti orang gila di ruang penyiksaan, Zivia suka jeritan penuh kesakitan itu.

"Besok, kosongkan jadwal ku ya Dilka."

"Baik Nona."

Zivia memutar tubuhnya guna menatap sebuah foto besar yang memperlihatkan orang yang begitu Zivia sayangi.

"Dilka, lusa kita akan ke rumah sakit lagi ya. Aku merindukannya."

"Baik Nona."

Ya, Zivia merindukan pria manis yang saat ini masih betah tertidur lelap, begitu merindukannya.

Sudah 7 tahun pria itu tidur, ntah kapan dia akan bangun.

Tapi Zivia akan menunggu, walau dia tak tau kapan, cepat atau lambat pria manis itu pasti akan bangun, Zivia yakin itu.

"Apa orang tuaku ada menanyakan sesuatu?" Zivia melirik kearah Dilka kembali.

"Ada Nona, Tuan dan Nyonya berkata agar Nona menjaga pola makan anda, jangan stress apalagi depresi, anda harus hidup dengan Tuan Muda."

Kekehan ringan Zivia berikan, ya dia pasti akan hidup kok, siapa juga yang mau mati.

Dia belum bisa dapatin hati Aino, masih ada alasan kenapa Zivia hidup sampai sekarang.

🐳Bersambung🐳

Trapped by Obsessed Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang