🐳AiVi-07🐳

3.8K 604 14
                                    

Vote komen gratis.

Zivia-Aino

Aino heran, sungguh kenapa ini bisa terjadi, selama 2 bulan ini dia terus berusaha kencan dengan gadis-gadia di dating app, tapi semua berujung di ghosting.

Bahkan sudah sekitar 8 orang atau 10 orang perempuan yang kencan dengannya.

"Kayanya lo terkutuk." cetus Jordan, teman Aino yang baru kembali dari Amerika.

Aino menceritakan semuanya pada Jordan, tentang para gadis-gadia yang menghilang setelah beberapa kencan dengannya.

Aino kan bingung, dia gak tau apa yang terjadi.

"Gila aja ngatain aku terkutuk." gerutu Aino.

Mereka saat ini ada di restoran milik Aino, ya membicarakan keanehan itu.

"Jangan-jangan lo ada stalker yang lain? Jadi hilang satu tumbuh satu."

"Dih amit-amit, gak ada deh kayanya."

"Masa? Coba ingat-ingat mana tau kandidat yang pas."

Pikirannya tertuju pada Zivia, tapi mana mungkin wanita itu sampai hati membunuh sesama perempuan hanya karena Aino.

Ah tidak, dia dan Zivia sudah menjadi teman baik, jadi itu semua tidak mungkin terjadi.

"Ah udalah, gue nanti malam ada kencan lagi sama cewek, doain semoga lancar."

Jordan memberikan ibu jari sebagai respon, sementara ditempat lain, Zivia duduk dengan tenang di dalam ruangan miliknya sendiri.

Ruangan yang tersedia di Kampus ini, khusus milik Zivia.

Dia menonton sebuah rekaman Cctv di restoran tempat Aino berada, kikikan pelan Zivia berikan saat mendengar percakapan itu.

Kenapa Zivia bisa dengar percakapan mereka? Ya gampang, soalnya hp Aino kan sudah dia sadap.

Jadi mudah saja melacak keberadaan Aino sekarang ini.

"Oh, mau kencan lagi ya? Oke lah, biar aku pantau kamu dari sini hahahahaha." Zivia mengulas senyum lebar yang mengerikan, tatapan matanya gelap.

Kenapa Aino tak melihat dirinya, kenapa harus berkencan dengan gadis-gadis asing itu?

Aino gak tau ya kalau mereka semua punya niat buruk sama Aino, yaitu mau morotin harta Aino.

Ya Zivia sebagai orang yang berjanji akan memastikan hidup Aino damai, pastinya langsung menyingkirkan para hama-hama sialan itu.

"Aduh, aku jadi gak sabar untuk nyulik kamu terus aku kurung di kamar, hehehe." benar, dia sangat tak sabar.

.....

Aino mengerjab kaget saat melihat wanita yang dia kencani malam ini, sangat cantik.

Rambut hitam bergelombang sepinggang, tubuh ideal dengan kulit putih bersih.

Pakaiannya yang lumayan tertutup, tutur kata yang rapi dan bagus, suara lembut, ah gila.

Wanita itu type idaman Aino sekali!

"Jadi kamu mau nya serius ya sekarang? Gak mau pacar-pacaran gitu?" tanya Aino.

Wanita itu mengangguk "Iya, umurku sudah 26 tahun jadi orang tua ku menuntut aku agar segera menikah, jadi kalau kamu serius sama aku lebih baik kita nikah saja." ujar nya lembut.

Aino masih belum terpikirkan untuk menikah, tapi kalau wanita bernama Aindri itu berkata seperti tadi, tampaknya bisa Aino pertimbangkan.

"Bagaimana kalau masa perkenalan dulu selama seminggu, setelahnya aku akan memutuskannya." ujar Aino.

Aindri mengangguk, menggapai tangan Aino lalu mengelusnya pelan, tersenyum manis sampai membuat Aino terpaku dan terpesona ditempat.

"Aku percaya kamu gak akan main-main sama aku, iya kan?"

"Iya, aku gak akan main-main sama perasaan perempuan."

"Bagus lah, aku tunggu kabar baiknya ya."

Aino mengangguk, kenapa dia merasa begitu berdebar saat bicara pada Aindri, suaranya menghipnotis Aino.

Sentuhan lembutnya mampu menghantarkan sensasi bahagia dalam diri Aino.

Apa ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama?

Ah sial, ini begitu mendebarkan, Aino jadi menggebu-gebu ingin memiliki Aindri.

Pasti dia akan menjadi pria paling beruntung yang pernah ada, mendapat calon istri yang cantik, lembut, ideal dan penuh pesona seperti Aindri itu.

Dan Aino melupakan satu hal, Zivia, benar, Zivia sudah lama tak mampir ke Klinik Aino, saat Aino telepon sih katanya sibuk.

Tapi ya gatau juga, mungkin besok Aino akan menceritakan ini pada Zivia, karena Aino butuh saran seseorang.

🐳Bersambung🐳

Wes kena pelet lo Aino.

Trapped by Obsessed Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang