🐳AiVi-19🐳

3K 533 33
                                    

Aino saat ini ada di rumah, bersyukur nya sang Mami sudah berhasil melewati masa kritis walau sempat koma 2 hari, jadi Aino bisa pulang ke rumah.

Zivia masih kerja, belum pulang.

Jadi niatnya Aino mau beresin kamar mereka, agar terlihat lebih rapi lagi.

Tapi ada hal yang aneh, Zivia pernah melarang Aino untuk tidak masuk ke pintu yang ada di dalam walk in closet.

Katanya pintu itu adalah gudang, dan mumpung Zivia gak ada di rumah jadi Aino mau periksa ruangan apa itu.

"Semoga aja bukan ruangan penyiksaan, kaya yang ada di film-film." gumam Aino.

Dia mengunci pintu kamar terlebih dahulu, baru setelahnya dia berjalan menuju walk in closet dan mendekati pintu yang ada disudut ruangan.

Jantungnya berdegup cepat, sepertinya akan ada hal buruk setelah ini.

Cklek.

Ternyata tidak dikunci, dengan semangat Aino masuk ke dalam, suasana begitu gelap.

"Gelap amat dah." dengan menggunakan insting, Aino meraba dinding guna mendapatkan saklar lampu.

Dan berhasil.

Ctek.

Ruangan sudah terang, dan yang Aino lihat adalah apa yang membuatnya lemas, seisi ruangan itu adalah ruangan berisi foto Aino.

Ada yang sedang tidur di rumah, ada yang sedang di klinik, ada yang sedang mandi, bahkan saat Aino makan di rumah juga ada fotonya.

Kakinya lemas, tapi dia masih penasaran, kalau betapa obsesi nya Zivia padanya sudah tak heran tapi sampai segini nya.

Mata Aino tertuju pada sebuah komputer, dan segera dia dekati karena dia merasa ada sesuatu di komputer itu.

"Ayo lah..jangan buat aku takut.." gumamnya gemetar.

Aino berhasil menyalakan komputer itu, dia menekan ikon file dan mencari sesuatu disana.

Pasti ada video atau sesuatu.

Matanya terpaku pada satu file berjudul 'Best night with this little baby'

Jarinya bergetar pelan, tapi dia meyakinkan diri untuk membuka file itu, ternyata sebuah rekaman video.

Dan Aino pun menekan video itu.

"Aku sudah membuatnya pingsan, aku hanya memberikan sedikit therapi shock padanya, dia akan merasa sudah diperkosa."

"Bagus sekali, sekarang pergi dan tinggalkan aku bersama bayi kecil ini."

Dua orang wanita dan seorang pria yang tak sadarkan diri di kamar hotel, dan Aino tau itu siapa.

Salah satu wanita disana adalah wanita yang pernah memperkosanya, lalu satu lagi adalah Zivia.

Rasa mual menderanya, merasa ingatan malam itu kembali hadir dikepalanya.

Setelah satu diantara mereka pergi, Zivia tampak mengeluarkan sesuatu dan menyuntikannya ke tubuh Aino.

Bisa Aino lihat di rekaman itu dia kembali tersadar, tapi dalam keadaan terangsang sepenuhnya.

"Hahh..Z-zivia..ughh.."

"Ayo sayang, setidaknya pertama kali ku adalah kamu."

Dada Aino bergemuruh, di rekaman itu dia dan Zivia melakukan hubungan badan, benar-benar melakukannya.

Tak mampu menahan berat badannya lagi, Aino jatuh terduduk.

"Ugh..hueekk!" mual, jijik, geli dan segala macam hal mulai menyerangnya.

Dia benar-benar diperkosa, dan yang merencanakan semua itu adalah Zivia, dia tak percaya.

"Kamu sudah tau ya."

Deg!

Aino menoleh dengan takut sekaligus marah, terlihat jelas Zivia berdiri dipintu ruangan dan terlihat tenang.

Dengan cepat, Aino bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Zivia, dia marah, tapi sebagian dari dirinya senang karena keperjakaannya hilang bukan ditangan wanita lain.

PLAK!

"BRENGSEK! KAU MENJEBAKU! KAU BIADAB SIALAN!" maki Aino marah.

Zivia hanya diam dengan tatapan datarnya, dia mengusap pipinya lalu tersenyum simpul.

"Ya, kamu kan tau, aku begitu mencintaimu Aino, jika aku tak bisa memilikimu, setidaknya wanita lain tak akan menjadi yang pertama, karena ciumanmu, seks mu, yang pertama adalah aku."

Kepalan tangan Aino begitu jelas, urat-urat dilehernya menonjol.

"Lepasin aku! Aku gak sudi tinggal bersama orang sakit jiwa sepertimu!"

Anggukan Zivia, dia sengaja membiarkan Aino masuk ke ruangan ini, memudahkannya agar Aino membencinya.

.....

Mobil Zivia berhenti di depan rumah milik keluarga Aino, dia sudah berjanji akan meninggalkan pria ini agar semua aman.

Sementara Aino, tampak mengepalkan kedua tangannya menyadari keseriusan Zivia.

"Kau melepaskanku?"


"Ya."

"Kau, benar-benar melepaskanku?"

Hela napas kasar Zivia berikan, dia menatap Aino dengan tatapan datar penuh, seolah tak berminat lagi pada pria manis yang sebelumnya begitu dia gilai.

Dia membuka kunci mobil nya lalu mengangguk.

"Ya, aku melepaskanmu Ai, jadi hiduplah dengan baik setelah ini."

Aino justru mendengus sinis, dia tersenyum penuh ejekan.

"Bicaramu itu, kau kira aku akan mengemis padamu untuk kembali? Tidak, aku bahagia kau akhirnya melepaskanku." sinisnya penuh cemohan.

Zivia hanya mengangguk tak perduli, sedari awal dia memang salah, jadi ya untuk sekarang dia tak mau berurusan dengan Aino.

Aino yang melihat ketidak pedulian dari raut muka Zivia sontak menggeram lirih, apa Zivia benar-benar melepaskannya?

Setelah semua kegilaan yang gadis itu perbuat padanya.

"Kau brengsek! Mati saja kau sialan!"

Dengan emosi yang membuncah, Aino keluar dari mobil Zivia lalu membanting pintunya keras, dia menatap Zivia penuh kebencian ditengah air matanya.

Berharap Zivia turun dari mobil lalu mendekapnya seperti biasa, namun sayang harapannya hangus saat melihat mobil itu berlalu pergi.

Meninggalkan Aino yang tampak tak percaya.

Giginya bergemelatuk menahan amarah yang kian mendesak ingin keluar.

"SIALAN KAU ZIVIA! LIHAT SAJA KAU AKAN MENGGILA KARENA HAL INI! KAU TAK AKAN BISA MELEPASKANKU SETELAH APA YANG KAU PERBUAT PADAKU! ZIVIA BANGSAT!"

Deru napasnya cepat, begitu pun air mata sialan yang turun tanpa mau berhenti.

Ini kacau, Aino bingung.

🐳Bersambung🐳

Trapped by Obsessed Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang