🐳AiVi-20🐳

3K 502 11
                                    

Suasana kamar lama Aino begitu sunyi, yang ada hanya Aino dikesendirian malam.

Terhitung sebulan sejak dia berpisah dari Zivia, hidupnya kembali damai dan normal, seperti sebelum dia mengenal Zivia.

Tapi Aino tak suka, sangat sunyi, monoton dan menyesakan.

Tetesan air mata mulai jatuh lagi, Aino menatap lukisan wajah Zivia yang Aino buat, dia merindukan Zivia, merindukan wanita gila itu.

Merenung selama sebulan dan menyadari kalau dia sudah terbiasa dengan kehadiran Zivia.

Dia mulai menerima takdir kalau sebenarnya yang mengambil keperjakaannya adalah Zivia, dan Aino juga lah yang mendapatkan keperawanan Zivia.

"Kangen.." lirih Aino seraya mengelus lukisan itu, bibirnya bergetar pelan menahan tangisa.

Dadanya berat dan sesak, kedua matanya panas disusul air mata yang tak mau berhenti.

"Hiks..maaf..aku mohon kembali padaku Ziv..aku merindukanmu.." tangisnya pecah, Aino menangis pilu dan bersandar pada lukisan indah itu.

Hidupnya terasa kosong sejak berpisah dari Zivia, semua menjadi lebih membosankan lagi.

Aino mau bertemu Zivia, dia mau bertemu dan bila perlu dia mengemis dikaki wanita itu agar mau menerima nya lagi.

Aino benar-benar hancur, dia rindu Zivia.

"Zivia..hiks...aku merindukanmu..sangat..hiks.."

Aino tak akan melawan lagi, Aino akan menjadi lebih penurut asal Zivia kembali, Aino juga tak masalah dikurung lagi asala bersama Zivia.

"Aku gak akan melawan lagi..aku akan nurut..kumohon..hiks..kembali padaku.." mohonnya pilu.

Aino hanya punya lukisan itu saja, foto-fotonya bersama Zivia sudah hilang karena ponselnya diretas, bahkan nomor hp Zivia juga tidak ada.

Dia menarik kembali perkataannya, dialah yang jadi gila kalau seperti ini, kutukan Dameswara membuatnya gila.

.....

"Sayang, cincin nya bagus kan? Kamu suka?"

Agam mengulas senyum bahagia, dia memeluk Zivia erat dan mengangguk.

"Aku suka banget, makasih yaaa~"

Zivia mengangguk dan membalas pelukan Agam, mengelus rambut calon suaminya itu dengan tenang.

Selama sebulan ini, Zivia berusaha melupakan Aino dan fokus pada Agam, dia juga tak mau Aino sampai kenapa-napa kalau Zivia terus mengusiknya.

"Setelah ini, ayo kita makan malam." ajak Agam.

"Sesuai keinginan kamu sayang."

Pekikan bahagia Agam berikan, inilah yang dia mau, perhatian, sentuhan, kasih sayang Zivia hanya boleh diberikan untuk Agam.

"Aku cinta kamu banget! Love you Ivi~"

"Hm, love you too Agam."

Rencana nya berhasil, Agam berhasil menjadikan Zivia menjadi miliknya dan menarik Zivia kepelukannya.

Setelah ini tak akan ada yang bisa memisahkan mereka lagi, selamanya Zivia hanya akan bersama dirinya.

"Kamu udah hapus nomor Aino kan?"

Pertanyaan itu selalu Agam lontarkan, Zivia mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Bagus~"

Zivia hanya miliknya, dan seterusnya akan selalu begitu.

🐳Bersambung🐳

Trapped by Obsessed Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang