🐳AiVi-27🐳

3K 469 41
                                    

Berkas-berkas yang harus Agam urus sangat banyak, dia bahkan belum sempat nge chat ataupun vc an sama Zivia, Agam sengaja menyelesaikan semua pekerjaan agar tenang.

Pasalnya dia besok akan menikah, dan liburan selama sebulan, jadi pekerjaannya harus selesai.

"Huh, kapan pekerjaan ini selesai, aku mau pelukan sama Ivi." keluh Agam kesal.

Dia melepaskan pena ditangannya lalu menghela napas panjang, menatap kearah cincin pertunangannya bersama Zivia.

Pipinya sontak merona malu.

"Ivi sekarang lagi apa ya." Agam merindukan Zivia, dia segera meraih ponselnya lalu mencoba mengontak Zivia.

Tapi sayang, dipanggilan ke 4 sekalipun tak ada yang terjawab.

"JUNI!" teriak Agam mulai tersulut emosi, dia memang akan mulai mengamuk saat Zivia sulit dihubungi.

Agam hanya takut Zivia kembali pada Aino, Agam tak akan membiarkan hal itu.

"Ya Tuan Muda." Juni adalah Asisten pribadi Agam, seorang wanita yang sudah menikah dengan pria imut nan manis.

"Lacak keberadaan Ivi, dia gak aktif."

"Baik Tuan Muda."

Agam menggigit bibir bawahnya, dia benar-benar khawatir sekaligus takut, akhir-akhir ini Zivia sudah mulai menunjukan perasaannya pada Agam.

Sudah mulai memberikan perhatian tanpa paksaan lagi, Zivia nya sudah mulai kembali padanya.

"Kamu gak boleh kembali sama Aino..kamu milik aku.." lirihnya pilu.

Agam gak boleh menangis, dia harus mencari keberadaan Zivia sekarang.

"ZOYAN!" teriak Agam pada salah satu bodyguard nya.

Pintu terbuka dan menampilkan pria tinggi berbahu lebar dan berotot, tatapan mata pria itu sangat tenang dan datar.

"Ya Tuan Muda."

"Siapkan mobil, sebar mata-mata dan lacak keberadaan Ivi, CEPAT!"

"Baik Tuan Muda."

Agam menarik jas hitam yang tadi dia sampirkan di kursi kerja, dia memakainya dan merapikan dasi hitamnya sejenak.

Tatapan matanya menyiratkan kekuatan dominan yang kuat, auranya berat ditambah langkah kakinya yang tegas.

"Selidiki keberadaan Aino Dameswara, dia pasti ada sangkut paut dengan hal ini." perintah Agam dengan suara beratnya.

"Laksanakan Tuan Muda."

Cukup sikap manja nya saat ini, dia harus mencari keberadaan calon istrinya sekarang.

.....

Deburan ombak terdengar mengalun indah, sebuah mobil jip hitam terparkir agak jauh dari perairan pantai.

Dipinggiran pantai, Aino duduk menatap matahari yang mulai terbenam.

"Gimana? Disini indah kan?" celetuk Aino lembut.

"Suasana yang sepi, hanya ada kita berdua, seperti ini lah yang aku inginkan Ziv, hanya seperti ini."

Aino mengenggam tangan Zivia yang dingin, wanita itu disandarkan dibahu Aino dan menikmati waktu berdua bersama.

"Kamu tau, aku hanya menginginkan hal ini. Berdua bersama mu, sampai kita menua bersama dan bahagia bersama."

"Harusnya kamu yang terobsesi sama aku, tapi ini kenapa malah aku yang jadi tergila-gila sama kamu, padahal harusnya aku benci sama kamu kan? Karena berani merkosa aku."

Tak ada sahutan, Aino terus mengoceh dalam kesendirian, dia mengecup pipi Zivia yang begitu dingin.

"Hahh, andai aja kamu gak balik sama Agam, ck, harusnya Agam mati aja kenapa dia bangun sih. Ganggu aku sama kamu aja."

Aino terus mengoceh dalam kesendiriannya, ini sangat menenangkan, berdua bersama wanita yang dicintai.

Hanya berdua, dan tidak ada hama sama sekali.

"Maaf ya kalau aku lahir dalam keluarga Dameswara, kamu jadi takut untuk sama aku. Aku cinta loh sama kamu Ziv, bahkan rasa cinta aku setara sama Agam. Tapi..ya udalah, yang penting sekarang kita bersama selamanya~"

Tawa bahagia Aino berikan, dia memeluk tubuh Zivia erat, sangat erat sampai Aino tak merasakan detak jantung wanita itu lagi.

"Love you sayang."

Hanya Zivia sampai kapanpun itu.

🐳Bersambung🐳

Yeahh satu part lageee

Trapped by Obsessed Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang