Aku bisa aja up lagi kalau komen banyak dan ramai, apalagi kalau vote gak jimplang.
Vote dan komen kalau mau cerita ini terus berjalan.
Zivia-Aino
"Ivi, kapan Agam bisa keluar?"
Zivia mengulas senyum lembut, dia mengelus pipi Agam yang begitu halus dan kenyal, Agam masih di rumah sakit karena masih tahap pemulihan.
"Masih harus 2 minggu lagi di Rumah Sakit, tahan ya.."
Agam mengerucutkan bibirnya sebal, dia menatap Zivia yang kembali fokus pada buah ditangannya, senyum miring Agam berikan.
"Kamu takut kan, kalau aku keluar dari rumah sakit dan malah nyakitin laki-laki kamu itu?"
Zivia berhenti mengupas buah apel, dia mendongak mendongak kearah Agam yang masih menatapnya penuh keangkuhan.
Menahan amarah yang siap meledak, Zivia memilih tersenyum manis lalu meletakan buah dan pisau tadi ke nakas.
Zivia mengelus pipi Agam, menatapnya penuh cinta seperti apa yang Agam inginkan.
"Enggak, bukan itu maksud aku. Kamu harus dirawat dulu, katanya nanti mau liburan sama aku kan? Mau belanja, mau jalan-jalan, mau bareng terus, berarti kamu harus sehat total dulu."
Ucapan Zivia sangat lembut dan halus, mampu membuat Agam terbuai dan langsung memeluk Zivia, mendusel didada wanita itu.
"Begitu ya? Aku kira kamu takut aku nyakitin laki-laki itu."
"Sekarang kamu makan buah dulu ya, minum obat lalu istirahat lagi."
Agam mendongak, dia bertumpu didada besar Zivia, bibirnya mengerucut sebal.
"Kamu cinta sama aku kan? Cuma aku doang dan gak ada yang lain kan? Kamu milik aku Ivi, cuma aku dan gak ada yang lain."
Zivia mengangguk, membalas pelukan Agam, ya, dia tak bisa membantah atau pria ini akan melakukan hal nekat pada orang disekitar Zivia.
Terlebih Aino, Zivia tak bisa membiarkan Agam melukai Aino, Zivia tak akan pernah membiarkan Agam melakukannya.
"Agam mau dicium~"
"Janji nya boleh cium kalau apa?"
Dengus kesal Agam berikan "Boleh cium kalau Agam bisa jadi anak baik dan gak sering mukulin orang." gerutu Agam.
"Nah, 7 tahun lalu Agam belum jadi anak baik, jadi kalau udah keluar dari sini Ivi bakalan lihat tingkah Agam, kalau jadi anak baik, baru Ivi mau cium Agam."
Agam merengek kesal, dia gak bisa untuk tidak memukul orang, terlebih kalau orang itu sudah berhubungan dengan Zivia.
Maka Agam tak akan bisa melepaskannya, orang itu tak boleh hidup damai kalau sudah berurusan dengan Zivia.
Karena Zivia, adalah milik Agam, sedari dulu, sekarang dan selamanya akan tetap seperti itu.
....
Jam 11 malam, Zivia pulang ke Apartemennya dengan senyum dan belanjaan kesukaan Aino.
"Aino, aku pulang."
Zivia berjalan menuju kamar, membukanya dan melihat Aino sedang duduk di meja rias, melihat Zivia pulang membuat Aino senang.
"Ziv!" pekiknya riang.
Dengan cepat Aino bangkit lalu berlari kearah Zivia, memeluknya erat dan penuh kemesraan.
"Aino kangen Zivia, seharian kenapa Aino gak boleh keluar? Aino mau keluar Ziv, Papi sama Mami nyariin Aino terus. Hp Aino juga Ziv kemanain?"
Zivia hanya tersenyum, dia menangkup wajah Aino dan membubuhkan kecupan-kecupan manis sampai Aino tertawa kegelian.
"Udahhh ihh."
"Kamu wangi banget sih.." Zivia mendusel diceruk leher Aino, merasakan wanginya tubuh Aino.
"Ziv belum jawab pertanyaan Ai!"
"Nanti aja aku jawab, untuk 2 minggu ini kamu disini aja ya, semua belum aman, aku harus mastiin kamu aman, ada stalker lain yang lagi ngintai kamu."
"Tapi kan gak harus di kurung, kerjaan Aino gimana?"
"Hanya 2 minggu Ai, aku mohon.."
Aino mengerucutkan bibirnya kala Zivia memohon, dia menangkup wajah Zivia lalu mencium bibirnya lembut.
"Ya udah gak papa, Ziv pastiin stalker itu gak tau kan Ai disini?"
"Iya dia gak tau kamu disini sayang, makan dulu yuk. Aku laper."
"Loh? Ziv belum makan? Aduh ayo makan kalau gitu."
Zivia gemas, dia merangkul pinggang Aino dan mendusel lembut diceruk leher sang pria, begitu menyenangkan saat bersama Aino.
Zivia tak menjamin Aino bisa hidup damai kalau Agam tau soal betapa gilanya Zivia pada Aino.
Jadi, Zivia harus mengurung Aino disini sampai keadaan diluar sana aman untuknya.
Zivia tak masalah dianggap brengsek, yang penting setelah ini Aino bisa hidup bahagia dan aman, dari stalker manapun ataupun dari Agam sekalipun.
"Aino hari ini ngelukis loh."
"Iya kah?"
"Heem! Bagus banget, nanti Aino tunjukin."
Zivia terkekeh pelan seraya mengangguk, dia senang melihat Aino bermanja dan sangat menempel pada Zivia.
Hal yang Zivia idamkan sedari awal melihat Aino, sekarang dia dapatkan.
Namun halangan masih banyak, Zivia tak bisa untuk berleha-leha dalam waktu dekat ini.
Zivia harus waspada.
🐳Bersambung🐳
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped by Obsessed Girl [End]
RomanceAino merasa hidupnya kacau setelah meminta bantuan pada gadis asing di club malam itu, dia memang terbebas dari stalker sebelumnya, tapi kini malah terjebak pada Zivia. Seorang Dosen muda yang cantik dan memiliki aura dominan yang kuat, membuat Aino...