🐳AiVi-11🐳

4.1K 716 74
                                    

VOTE dan KOMEN kalau mau cerita ini terus dilanjut. Kurang dimanjain gimana lagi kalian, aku udah up ini 4 kali:)

Masih ada aja yang gak mau vote.

Zivia-Aino

Seminggu sejak kejadian itu, Aino merasa kalau Zivia jarang sekali mendatangi kliniknya, bahkan Aino sering menghubungi Zivia untuk datang.

"Kau tidak datang lagi hari ini?" Aino menunduk pelan, dia menelepon Zivia lagi, sekarang Zivia tak pernah datang ke kliniknya seperti dulu.

Biasanya selalu datang seminggu 5 kali, ini hanya sekali lalu tak pernah datang lagi.

"Aku sibuk."

Hela napas Aino berikan, entah kenapa dia merasa Zivia menjaga jarak darinya, Aino sadar kalau dia ini sering berkata kasar pada Zivia, tapi kan Zivia gak pernah marah.

Tapi kenapa sekarang Zivia mulai menjauhi dirinya, Aino kesepian, karena tanpa Aino sadari keberadaan Zivia membuatnya sedikit bahagia.

Gak kesepian lagi, selalu diajak jalan-jalan setiap ada kesempatan, diperlakukan baik walau balasan Aino terkadang kurang ajar.

"Kau ada dimana saat ini?"

"Di kampus, kenapa? Kamu mau datang? Hahaha mana mungkin, gak ada sejarahnya Aino mendatangiku."

Aino menggigit bibir bawahnya, itu benar, selalunya Zivia yang mendatanginya dan memperlakukannya baik, dia sendiri tidak begitu.

"Maafin aku..aku akan datang kesana, boleh kan?"

"Duh maaf, gak bisa soalnya aku sebentar lagi mau ke kantor."

"Kantor mu ada dimana? Aku ke kantor saja."

Zivia tak tau kalau Aino ini tukang paksa, padahal Zivia baru seminggu jauhin dia tapi Aino sudah merasa kesepian serta kehilangan.

Belum terlalu bisa Zivia pegang erat, Aino masih abu-abu, dia belum kelihatan bergantung pada Zivia.

"Aku lagi gak mau ketemu kamu Aino, mengertilah sedikit."

Dua sudut bibir Aino melengkung kebawah, dia merasakan air matanya mengalir tanpa bisa dia tahan.

"Zivia mulai jauhin Ai..katanya Zivia gak bakal lakuin itu..hiks..kenapa sekarang kaya ngejauh..Aino kangen sama Zivia..mau ketemu Zivia..jangan larang Aino..hiks.."

Zivia tertawa tanpa suara, manis banget gila, Zivia jadi pengen ngunyel-ngunyel pipi Aino tapi gak dulu.

Aino hanya merasa kesepian, pasti dia belum ada perasaan apapun pada Zivia.

"Aku gak jauhin kamu, besok aja kita ketemu ya, aku sibuk banget tau, maaf."

Tak menanti jawaban Aino, Zivia langsung mematikan sambungan dan tertawa kuat, dia benar-benar bahagia.

"Gila-gila, dia manis banget, tangisannya begitu candu! Hahahahaha!"

Sementara Aino, menelungkupkan kepalanya di meja dan menangis, dia mulai merasa kehilangan sosok lembut seperti Zivia.

Sosok yang selalu datang dan menghiburnya, melindunginya dari stalker gila kaya Adio.

"Aku gak papa kalau Zivia stalker kaya Adio..gak papa..hiks..aku butuh Zivia..aku gak mau sendirian..aku salah..hiks.."

Aino kesepian, dia merasakan efek dari menghindarnya Zivia, sepi, sunyi dan sangat sendirian.

Biasanya Zivia muncul sambil tersenyum, memberikannya ciuman dipipi, memberikan usapan dikepala, memberikan pelukan hangat.

"Aku sayang kamu Aino..kalau kamu sedih, ada aku, butuh pelukan silahkan peluk aku."

Aino mengeraskan tangisannya saat mengingat perkataan Zivia sebelum kejadian naas malam itu, dan dia merindukan momen mereka bersama.

Zivia sendiri masih nonton rekaman Cctv di klinik Aino, dia bahagia melihat Aino terpuruk karena tak ada dirinya.

"Maaf ya, sedikit lagi hukumanmu Aino, setelahnya kamu akan masuk kepelukanku HAHAHAHAHA!"

Katakanlah Zivia gila, tapi dia gila hanya pada Aino, ya, hanya Aino saja.

Tok tok.

"Masuk."

Kriet.

"Nona, ada kabar dari rumah sakit, katanya Tuan Agam sudah sadar, beliau mencari anda saat ini, beliau menangis saat tak menemukan anda di kamarnya."

Zivia melotot tak percaya, senyumnya mengulas lebar kemudian bangkit, akhirnya penantian 7 tahunnya selesai.

"Aku akan kesana, handle pekerjaanku."

"Baik Nona."

Zivia segera merapikan meja nya, dia meraih ponsel dan melihat pesan dari Mommy, pesan yang mengatakan kalau Agam sudah bangun.

Agam, seseorang yang begitu berharga bagi Zivia.

Sosok lembut yang sangat manis, baik dan pengertian, penyelamat dihidup Zivia yang mampu membuat Zivia berjanji akan selalu berada disamping Agam.

Kisah ini rumit, kalau kalian masih mau lanjut, silahkan lanjut tapi kalau sudah tak tahan, silahkan berhenti dari sekarang.

🐳Bersambung🐳

Trapped by Obsessed Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang