18. BUCIN

1.5K 183 31
                                    

Now Playing | aespa - Dreams Come True

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now Playing | aespa - Dreams Come True

SELAMAT MEMBACA CHAPTER 18 SUNBIES💚

Spam random disini

Spam green lovenya dong💚

Halo kalian yang udah kangen sama cerita ini. Maaf banget baru update setelah sekian lamanya. Mungkin banyak yang udah lupa sama alurnya. Boleh baca ulang kalau berkenan.

Oh iya, sekedar info, ICE CREAM ini cerita pendek ya. Kemungkinan cuma sepanjang 30an chapter aja.

Jangan lupa buat penuhin setiap paragraf dengan komen kalian💚

18. BUCIN

Sebelum mengambil keputusan, pastikan itu yang terbaik. Jangan sampai menyesal.

🍦

Waktu menunjukkan pukul 11 malam ketika Nana sampai di depan apartement. Dia berdiri didepan pintu sembari memasukan pin agar pintu didepannya bisa terbuka. Wajahnya suram, matanya sembab dan sorot matanya terlihat begitu lelah.

Gadis itu sengaja pulang larut malam agar dia tidak perlu bertemu dengan Ilham yang masih tersadar. Hembusan nafasnya terdengar berat. Terdengar sebuah bunyi ketika Nana selesai memasukan pin denga benar. Dia kemudian membuka pintu dengan pelan dan masuk kedalam.

Keadaan apartement yang gelap membuat Nana yakin bahwa Ilham sudah tertidur. Gadis itu membuang nafas lega. Sayang sekali, perkiraannya salah. Dia baru saja melangkah sebanyak 2 langkah dan lampu tiba-tiba menyala. Hal itu membuat Nana tersentak dan sontak terpaku ditempatnya. Entah apa yang membuat dia terkejut— lampu yang tiba-tiba menyala, atau fakta bahwa  Ilham Jeffrey Bagaskara belum tidur dan kini tengah berdiri sambil menatapnya.

Nana menetralkan jantungnya yang berpacu cepat karena keterkejutannya tadi sebelum akhirnya memilih untuk melanjutkan langkahnya dan mengabaikan Ilham.

"Dari mana kamu? kenapa baru pulang jam segini?" pertanyaan itu keluar dari mulut Ilham begitu Nana hendak melangkah pergi begitu saja.

Tidak ada jawaban. Nana memilih melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan Ilham.

"Nana," panggil Ilham namun Nana tidak sedikitpun perduli. Dia tetap melangkah hingga masuk ke dalam kamar. Tidak lama setelah Nana masuk, Ilham ikut masuk.

"Aku mau ngomong," ujar Ilham tepat di belakang tubuh Nana.

Gadis itu tetap abai. Dia bersikap seakan-akan Ilham tidak ada disana. Jangan salahkan Nana, dia hanya melakukan apa yang Ilham lakukan selama ini. Bukankah tadi laki-laki itu juga bersikap seolah Nana tidak ada?

ICE CREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang