Story 14

1.5K 256 64
                                        

--------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------------

Sinar mentari menerobos ke dalam kamar, membuat selimut dari bahan sutra warna beige berkilau-kilau. Dengan malas Xiao Zhan membuka mata, serta meregangkan otot tubuhnya, tepat saat seorang pelayan wanita berseragam hitam dengan apron putih berdiri di pintu dan berkata, "Sarapan sudah siap, Tuan Muda."

Caranya memberitahu lebih mirip memerintah. Sejak semula memang seperti itu kesannya tentang para pelayan di kediaman suaminya. Sikapnya itu membuat Xiao Zhan merasa bahwa para pelayanlah yang selalu memberi perintah, seperti merekalah yang mengatur kapan ia harus bangun, kapan ia harus makan pagi, makan siang, dan makan malam.

Xiao Zhan melihat pelayan wanita itu mengangguk memanggil dua pelayan yang bersamanya. Ketiganya masuk ke dalam kamar Xiao Zhan. Setelah memberi hormat mereka mulai bekerja membersihkan kamar. Tampaknya mereka tidak peduli kalau Xiao Zhan masih ingin tidur atau belum ingin bangun.

Seorang pelayan menyibak gorden lebar-lebar sehingga cahaya yang masuk menyilaukan mata Xiao Zhan untuk sesaat. Pelayan lainnya pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air mandi baginya. Satu pelayan lagi mulai merapikan selimut yang menutupi tubuh Xiao Zhan.

"Cukup sampai di situ!" perintah Xiao Zhan sambil mempertahankan selimutnya.

Namun, pelayan itu terlihat tidak segan saat berkata, "Kami siap melayani Anda, Tuan Muda. Sudah saatnya Anda bangun, karena semua orang sedang menunggu Anda untuk makan pagi."

"Itu urusanku sendiri. Kau tak perlu ikut campur," tegas Xiao Zhan. "Tugasmu hanya memberitahu dan tidak berhak mengaturku. Bagaimana kalau aku tidak mau kau layani? Bagaimana kalau aku masih belum mau bangun dan ikut sarapan pagi? Bagaimana kalau aku ingin sarapan di luar daripada di dalam rumah? Apa kau akan melarangku? Kuberitahu satu hal, aku bahkan belum mengizinkan kalian masuk ke dalam kamarku. Mengapa kalian begitu lancang? Keluar!"

Diteriaki dengan keras oleh Xiao Zhan membuat ketiga pelayan itu terburu-buru keluar dengan ekspresi ketakutan. Kemudian, Xiao Zhan kembali merebahkan diri dan bermalas-malasan di atas kasur. Dalam hati ia merasa puas atas perannya sebagai majikan yang dapat mengatur para pelayan. Perasaan itu sangat menyenang. Ia tidak akan membiarkan pelayan mengatur dirinya.

Keluar dari kamar Xiao Zhan, salah satu pelayan menghampiri Coco dan berbisik padanya, lalu Coco akan menyampaikannya pada telinga Feirou.

Yibo mengambil segelas susu dan diam-diam mengamati ekspresi Feirou yang seketika mengangkat tinggi sebelah alisnya yang tergambar rapi. Tampak terkejut. Namun, wanita itu segera mengatur ekpresinya agar kembali normal.

"Aku akan mengurusnya nanti," Feirou bergumam pelan, membuat Coco segera undur diri dari ruang makan.

Yibo tersenyum kecil, mengira kalau itu ada hubungannya dengan Xiao Zhan yang tidak mau dibangunkan. Baginya sendiri, ia tidak mempermasalahkan kapan istrinya itu akan bangun atau tidur. Ia sangat sadar kalau tidak akan dapat langsung mengubah sifat Xiao Zhan yang bebas, terutama ia juga tidak ingin mengubahnya, dan membiarkan Xiao Zhan apa adanya. Dengan begitu, hidupnya akan lebih menyenangkan. Rupanya membawa Xiao Zhan ke dalam Wang Empire adalah pilihan yang tepat.

CINDERELLA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang