Story 17

1.2K 205 62
                                    

Xiao Yu merasa mobilnya diikuti oleh minivan hitam di belakangnya sejak ia keluar dari kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiao Yu merasa mobilnya diikuti oleh minivan hitam di belakangnya sejak ia keluar dari kantor. Untuk menguji kecurigaannya, di depan persimpangan jalan ia berbelok ke kanan, arah yang berlawanan menuju rumahnya, dan benar saja minivan itu terus mengikuti.

Akhirnya, Xiao Yu menaikkan kecepatan, melesatkan mobil MBW seri 3 warna putih miliknya di jalan raya yang cukup ramai secara hati-hati.

Melihat mobil incarannya berusaha melarikan diri, minivan itu mengejar dengan kecepatan tinggi. Tidak ingin kehilangan buruan.

Dari kaca spion samping, Xiao Yu dapat melihat keberadaan minivan si pengejar, menargetkan dirinya entah untuk alasan apa. Menggerakkan persneling, Xiao Yu kembali melesat di tengah jalan raya, meliuk-liuk dengan cantik, mencari celah di antara puluhan mobil yang merayap di jalanan. Sampai satu titik Xiao Yu berbelok, keluar dari jalan raya, memasuki jalanan yang sepi sehingga lebih mudah melarikan diri, pikirnya.

Namun, rupanya si pengejar tak kehilangan jejak. Minivan itu terus mengikuti di belakangnya dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya mobil itu berhasil menyalip lebih dulu dan berhenti menghalangi jalan Xiao Yu.

Terkejut, kaki Xiao Yu menginjak rem secara mendadak hingga mobilnya berdecit saat berhenti di dekat minivan.

Seketika orang-orang berpakaian hitam seperti mafia muncul dari dalam minivan. Semuanya berjumlah enam orang. Mereka mengelilingi mobil Xiao Yu. Ketika salah seorang memberi isyarat jari agar Xiao Yu keluar dari mobilnya, ia melakukannya.

Berdiri berhadapan dengan para mafia, Xiao Yu bertanya, "Apa aku mengenal kalian?"

Bukannya menjawab, mafia yang tadi menyuruh turun langsung memerintah semua temannya agar menyerang.

Xiao Yu terkesiap, tapi ia langsung dapat menghadapi lawannya. Mereka bertarung. Satu lawan enam.

* * *

Wang Nana senang berbelanja. Ia menghamburkan uang tanpa pikir panjang, untuk membeli pakaian, sepatu, perhiasan, atau mobil. Selain itu, ia juga suka berjudi. Sayang, belakangan ini Nana selalu kalah di meja judi. Sebagai anggota Wang Empire, Nana tidak menerima kekalahannya sehingga ia terus bermain dan tahu-tahu utangnya sudah menumpuk.

Nana baru menyadari kesalahannya ketika menerima tagihan kartu kredit yang mencapai 20 juta dolar---sekitar 300 miliar rupiah.

Bagaimana ini? Nana mondar-mandir di dalam kamarnya sambil mengigiti kuku jarinya, sesekali menyisir rambut rambut depannya dengan bingung. Ia mencari cara membayar tagihannya agar tidak ketahuan ibu maupun kakeknya dalam jumlah yang begitu besar, dan satu-satunya cara adalah dengan menjual sahamnya di perusahaan agar ia memiliki cukup uang untuk dibayarkan.

* * *

"Masuk!" Suara Xuhua terdengar bersemangat ketika menjawab ketukan di pintu kamarnya.

CINDERELLA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang