{ 14 }

412 35 1
                                    

Sorry Guys ane dah lama gak update. Soalnya ada sedikit kesalahan teknis.
Enjoy!!
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Berbulan-bulan telah berlalu semenjak kejadian di reruntuhan tersebut. Meski sekarang keadaan sudah lumayan terkendali, namun itu tidak dapat menyurutkan kewaspadaan dari seorang pria yang kini memiliki tanggung jawab extra dalam hidupnya. Dialah Dwikantara Dirgantara PKI, satu-satunya harapan yang tersisa setelah pembantaian besar-besaran yang dilakukan oleh Enklima sang ratu kerakusan.

Pria yang bila dinilai dari pandangan manusia telah menginjak usia seperempat abad itu kini sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas yang memenuhi meja kerjanya. Dia mengusap wajahnya kasar,dikala frustasi kembali datang menghampirinya.

"Bang PKI,Abang tidak apa-apa?"

Suara yang begitu lembut dan halus itu menyapa Indra pendengarannya.

"Iya Fir. Abang gak pa pa"

Fira mengetahui dengan jelas bahwa pria yang sudah dianggap sebagai abangnya sendiri ini sedang menyembunyikan sesuatu yang nampaknya terus membebani pikirannya.

"Kalau gak keberatan. Apa Fira boleh membantu Abang untuk membereskan berkas-berkas yang berserakan ini?" Tanya Fira yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh PKI.

Gadis kecil itu pun mulai membereskan kertas-kertas laporan yang semenjak tadi dibiarkan berserakan dimana-mana.

Disaat PKI sedang sibuk mengurus pekerjaannya, tiba-tiba telfon rumah yang berada di ruang keluarga pun berbunyi.

"MPAJA!! Tolong angkat telfonnya!!" Titah PKI kepada istrinya.

"Kak Mpaja lagi ke pasar ba..." Belum juga selesai Fira mengucapkan kata-katanya, PKI langsung melemparkan berkas-berkas itu ke atas meja dan pergi untuk mengangkat telfon tersebut.

"Halo!!"

"Halo PKI~. Bagaimana dengan kesepakatan yang telah ku tawarkan padamu waktu itu?"

"Lupakan saja semua itu!! Aku tak akan mau bekerja sama lagi dengan mu!!"

"Eh tapi .... Mengapa? Bukankah kita telah sepakat?"

"SAMPAI KAPANPUN,AKU TAK AKAN SUDI DIBANTU OLEH MU LAGI, VOC SIAL*N!!" Bentak PKI lalu menutup panggilan tersebut.

Sudah cukup. Ia sudah lelah berhubungan dengan para penipu seperti mereka. Yang datang dengan membawa harapan  dan kembali dengan meninggalkan kesengsaraan di bumi ibu Pertiwi yang sangat ia cintai ini.

PKI hendak berjalan kembali ke ruang kerjanya. Namun, langkahnya kembali terhenti oleh suara dari telfon yang baru saja ia matikan.

"SUDAH KU BILANG KALAU AKU-..."

"PKI ini aku, NATO"

'buset dah.... Gue kira si VOC yang telfon...'

"A... Ada apa pak?" Tanya PKI agak deg-degan karena tumben sekali NATO yang notabenenya sangat sibuk itu menghubunginya secara langsung.

"Aku mendengar kabar dari FBI. Kalau saat ini reinkarnasinya pangeran Nusantara sedang ada bersamamu. Apa itu benar?"

Reinkarnasi // CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang