Malam semakin larut, namun bukan suasana hening disertai suara jangkrik yang menggema melainkan tawa dari sekumpulan pemuda yang sedang duduk melingkar dengan satu orang yang merengut kesal ketika putaran botol itu tepat mengarah padanya.
"Kena, kan lo, Boss."
"Dare or dare?" tanya cowok yang duduk tepat di sampingnya.
"Or," jawabnya pasti.
"Oke, dare. Ketua Sigra's nggak mungkin pengecut, kan?" putus si cowok bernama Banu.
Arexon Gevalda. Si ketua geng Sigra's mendengus keras. Pemuda dengan tinggi semampai yang selalu menjadi bulan-bulanan anggota Sigra's. Tidak ada istilah ketua geng yang berwibawa yang tersemat untuk dirinya. Namun, jangan salah, terkadang orang yang memiliki tawa manis justru mempunyai pukulan yang mematikan. Ya, ketua Sigra's akan selalu berubah aura menjadi singa ketika melawan musuhnya.
"Ya udah buruan apa tantangannya. Yang seru, gue gak mau yang ngebosenin." Pasrah, Arexon tahu tidak akan ada hal yang baik ketika teman-temannya sudah menyeringai jahil siap mengerjainya.
"Lo DM si Thori bilang kalau lo suka sama dia."
Kontan mata Arexon membelalak dan menatap si pelontar tantangan tak percaya. "Gila lo? Si Thori cowok gemulay itu?" Hanya menyebutkan namanya saja bulu kuduk Arexon langsung berdiri.
"Iyaps dan lo nggak boleh nolak, Bos."
"Kalian mending minta gue buat mungut sampah daripada harus DM dia." Arexon tidak lagi mau menyebut nama yang membuatnya merinding. Membayangkan si cowok yang berjalan lenggak-lenggok disertai suara manja dan menggoda para pria di sekolahnya bagaikan mimpi buruk.
"Lo bilang mau yang nggak ngebosenin, itu pasti besok bakal jadi trending nomor satu di Shatara."
Arexon harus menahan diri untuk tidak melempar sepatunya ke kepala Banu yang selalu saja menjadi sumbu.
"Buruan apa uname-nya." Arexon mengotak-atik handphone-nya dan membuka aplikasi Instagram.
"gew.thli," sebut Banu seolah sudah hafal di luar kepala dan langsung saja Arexon mencari username yang baru saja disebutkan.
"DP-nya dark begini? Serius bukan?"
"Terserah dia, sih. Buruan gue kepo sama balasannya." Senyum Banu semakin melebar membayangkan Thori yang sudah pasti kegirangan atau mungkin saja kayang karena mendapat pesan dari si nomor satu di SMA Shatara.
Arexon berdecak lantas segera mengirim pesan dengan menahan rasa gelinya.
"Udah," ujarnya sembari melempar ponsel dan langsung mengelus tengkuknya yang merinding. Sontak tawa kembali menggema memenuhi markas.
"Gue nggak sabar banget nunggu balasannya. Gue mau liat dong siapa tau lo tipu-tipu."
Mata Arexon spontan memicing sebal. "Lo ngelunjak, ya. Mulai besok dan seminggu ke depan lo bersihin tempat ini sendirian."
Peter seketika gelagapan. "Hah? Tapi, Bos-"
"-Dan lo gak bisa nolak," sela Arexon bersedekap dada. Tak urung dia membuka kembali lock screen handphone-nya dan menunjukkan isi pesan yang baru saja dikirimnya.
"Gusti, Bos. Lo salah username."
Arexon langsung merebut handphone-nya dari tangan mereka. "Hah? Salah gimana? Kata Banu bener ini."
"Harusnya gw_thri, Bos," ralat Arkan.
Tatapan Arexon menajam melirik Banu yang menyengir. "Ampun, Capt."
Aerius selaku wakil ketua yang sedari tadi menyimak mengerut pelipisnya yang berdenyut. "Stop it, udahlah biar jadi tantangan baru. Akhiri ini, yang mau pulang hati-hati dan yang mau nginap tolong markasnya dijaga. Selamat istirahat."
Banu langsung saja ngacir pergi daripada harus mendapat serangan atau hukuman dari sang ketua sedangkan Arexon hanya mampu mengatur napasnya untuk mengurangi emosi. Ya sudahlah, ini jauh lebih baik dari pada dia harus memberi pesan pada si gemulay - Thori -.
-------
Haii, jangan lupa vote dan comment, ya.
Semoga gue Istiqomah sampai ini tulisan selesai :)
Jangan lupa follow IG gue : vivacious.diana
Terima kasih ^^
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side : Berlian
Ficção Adolescente"Balikin sepatu gue!" "Gak mau." "AREXON!" **** Bagi Berlian mengenal Arexon adalah sebuah kesialan. Akan selalu ada hal tidak menyenangkan yang terjadi bila sudah bersangkutan dengan ketua geng Sigra's tersebut. Namun, bagi Arexon bertemu dengan Be...