Untuk sebagian orang mungkin kehidupan sekolah adalah yang menyenangkan dan berbanding terbalik dengan sebagian lainnya yang memiliki kehidupan membosankan, sekolah adalah hal yang monoton. Datang untuk mengikuti pelajaran lalu pulang, begitu seterusnya hingga lulus. Berlian merasa tertipu dengan beberapa kisah asmara anak SMA yang dia baca yang nyatanya tidak Ia alami selama sekolahnya.
Mungkin gue bukan tokoh utama.
Pikirnya kala asik melihat kebucinan beberapa orang yang sliweran di matanya terutama Cakra dan Velua.
"Bukan lo yang gak cantik, Li. Lo-nya aja kalau dideketin malah sinisin orangnya."
Sepenggal ucapan Velua saat Berlian mengeluh lelah dengan hidupnya yang datar-datar saja. Mungkin Berlian tidak sadar, tapi selalu ada pemuda yang menyukainya dan terpukul mundur sebelum berani berjuang. Berlian yang terlihat tangguh, sulit didekati, ditambah dengan aura gadis itu yang seperti rentenir membuat orang lebih baik memilih memendam perasaan kagum dan sukanya. Belum lagi fakta bahwa Berlian adalah pewaris utama keluarga Gewira yang tersohor dan pemegang sabuk hitam taekwondo yang semakin menyiutkan nyali para pria.
Berlian selalu menghibur diri dengan membaca novel yang membuatnya kebaperan sendiri, namun ketika dihadapkan dengan keuwuan di depan mata gadis itu justru ingin sekali muntah. Geli rasanya.
"Coslyn gak masuk, ya?" Velua menyenggol lengan Berlian yang sedang fokus menggulir layar handphone.
"Serius lo nanya itu?" tanya balik Berlian dengan kesal. Dia paling tidak suka jika kegiatannya diganggu apalagi saat ini dia sedang membaca dan membutuhkan fokus untuk meresapi.
"Iya, kenapa?" Velua dan wajah tanpa dosanya adalah kombinasi sempurna untuk menjadi samsak Berlian. Menyebalkan sekali tampangnya.
"Ya kalau dia ada di sini berarti dia masuk!" jawab Berlian dengan sedikit ngegas.
"Oh, iya bener juga. Tapi, tumben dia gak ngabarin?" gumam Velua yang masih didengar Berlian.
"Ada."
"Mana?"
Bisa tidak, sih Velua dibuang saja ke rawa-rawa? Tidak tahukah Berlian sudah sebal karena kegiatan membacanya diinterupsi.
Cos
Last seen today at 06.13Liiiii, gue izin ya hari ini
Gue udah titip izin ke satpam, nanti ambilin, yaLo sakit?
Bukan gue, tapi Luvluv :(
Oh
Tadi gue udah chat Velua, sih tapi dia off
She's okey, kan?Iya, gue rasa
Udah dulu, ya Li. Luvluv rewel kalau sakit
Okey
____
V
elua manggut-manggut setelah membaca chat dari Coslyn. "Duh, sweet banget anak orang khawatirin gue segala padahal semalam gue lagi ngedrachin dan hp mode pesawat."
"Dah, pergi sana." Berlian benar-benar tidak peduli dengan alasan gadis itu, dia hanya ingin tenang sebelum kelas dimulai.
"Dih, jahat."
"Emang," balas Berlian sekenanya.
"Oh, iya, Li soal cowok waktu di cafe itu–"
"Bisa gak lo jangan ganggu gue?"
Velua tertawa setelah berhasil menganggu temannya hingga kesal. "Iya, fine gue pergi. Bye!"
Berlian hanya menatap kepergian Velua yang beralih bangku untuk mengobrol dengan teman sekelasnya yang lain kemudian kembali fokus di depan ponsel
.
.
.
Di sisi lain, si warung abah Dahlan kini sedang ramai diisi oleh anggota Sigra's. Bukan maksud mereka untuk membolos juga, sih, saat ini SMA Shatara sedang ada acara bazar dan mereka justru melipir ke sini karena malas mengikuti. Kecuali, satu orang ini, dia memang pure datang karena membolos."Car, temen cewek lo itu gimana menurut lo?"
Carka yang sudah khatam dengan permasalahan seperti ini tentu tidak terkejut mendapat pertanyaan dari Arexon.
"Judes."
Arexon mengangguk membenarkan, bahkan selama pertemuan mereka tidak sekalipun gadis itu bersikap manis.
"Pedes omongannya."
Ketua Sigra's itu kembali membenarkan pendapat Carka. Berlian adalah gadis dengan mulut tanpa filter, gadis itu selalu berkata sekenanya tanpa takut menyakiti hati orang.
"Terus?"
Carka mengenditkan bahu. "Tau, dah."
"Kok gak tau?"
"Ya lo kira gue emaknya?" Carka sangsi sendiri dengan teman tawurannya itu.
"Tapi, dia temen cewek lo."
"Gue pacar Velua, gak ada urusannya sama Berlian!" Carka menegaskan kembali. Jika Arexon masih keras kepala, tolong jangan tahan Carka untuk menempeleng kepala ketua Sigra's itu.
"Menurut lo gue sama dia cocok gak?"
"Nggak," jawab Carka dengan asal.
"Dih?"
"Paan? Berlian gak cocok sama cowok lembek kayak lo."
"Lo bilang gue lembek? Lo ngajak gelut?"
"Ya ayo!"
"Sebentar, kenapa lo kayak tau banget tipe Berlian?"
"Karena gue emaknya, puas Lo?!"
.
.
."Amour."
Coslyn yang sedang membalas beberapa chat dari temannya menoleh mendapati Manuluver mengerjapkan mata.
"Eh, bentar, Lyn ganti kompresnya dulu."
Manuluver meraba dahinya yang ditempeli handuk. "Sakit?"
Coslyn mengangguk. "Semalam kamu teriak-teriak, aku bangunin gak bangun terus gak lama suhu badan kamu naik banget. Kamu mimpi buruk, ya?"
Semalam Manuluver memang menginap di apartemen Coslyn karena sempat turun hujan lebat disertai petir yang menahan cowok itu untuk pulang. Berhubung kamar di apartemen Coslyn ada 2, gadis itu menawarkan untuk kekasihnya menginap.
"I'm sorry, Amour."
"Heh, kenapa minta maaf?"
"Aku ngerepotin kamu."
"Nggak, Luv. Kamu nggak ngerepotin, okey? Cepat sembuh, ya."
"Amour, tangan."
Meski tidak mengerti, Coslyn tetap mengulurkan tangan yang langsung digenggam oleh Manuluver.
"Jangan pergi."
Sebelah tangan Coslyn yang menganggur mengelus rambut cowok itu yang sudah lepek karena keringat. "Aku di sini."
....
Ya Allah, ngantukk. Ngetiknya sambil ketiduranUntuk revisinya besok-besok, ya. Lagi ngejar deadline, wkwk.
Follow me : vivacious.diana
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side : Berlian
Ficção Adolescente"Balikin sepatu gue!" "Gak mau." "AREXON!" **** Bagi Berlian mengenal Arexon adalah sebuah kesialan. Akan selalu ada hal tidak menyenangkan yang terjadi bila sudah bersangkutan dengan ketua geng Sigra's tersebut. Namun, bagi Arexon bertemu dengan Be...