Aww!yaampun! 2 anak gue berurutan gini♡
Makasi guys!Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇Setelah mengirim surat pada kaisar, Ken dan para bangsawan lainnya berkumpul di ibukota untuk mengadakan rapat terkait wabah dari kerajaan Iritha. Hasil dari rapat tersebut mengatakan bahwa setiap wilayah harus membatasi kegiatan keluar masuk wilayah lain. Walaupun kekaisaran belum terdampak, mencegah adanya orang yang terinfeksi wabah lebih baik daripada mengobatinya.
Kekaisaran juga mengirimkan beberapa alkemis berbakat untuk membantu orang-orang di Iritha. Wabah misterius itu berhasil memakan banyak korban di kerajaan Iritha. Para tabib dan alkemis bekerja sama untuk mencari penawarnya.
Kiel menerima surat perintah dari kaisar untuk pergi ke Iritha karena Kiel berhasil menemukan penawar mana gelap, kaisar berharap ia juga bisa menemukan ramuan untuk menghentikan wabah misterius itu.
Saat ini, Kiel dan beberapa orang lainnya tengah mempersiapkan keberangkatan mereka ke kerajaan Iritha. Dari infomasi yang diberikan Jake, wabah itu menyebar melalui udara. Kiel memberitahu orang-orang yang pergi bersamanya agar menggunakan penutup wajah dan juga sarung tangan agar terhindar dari wabah tersebut.
"Biasanya kau akan mengeluh untuk tidak pergi kemanapun." Cedrik berujar saat melihat Kiel memasukkan beberapa barang kedalam tas ruangnya.
"Mau bagaimana lagi? Bukankah bagus jika aku mengetahui penyebab wabah itu? Aku bisa segera membuat penawarnya. Jika rakyat di wilayah kita ikut terinfeksi, wilayah kita tidak akan memiliki banyak korban."
"Yah, baiklah. Lagipula pamanmu akan ikut."
Kiel menghentikan kegiatannya. "Paman Gerald? Mengapa ia mengikutiku? Dia seharusnya memiliki banyak pekerjaan di menara sihir." Ucap Kiel lalu kembali melanjutkan kegiatannya, memasukkan beberapa peralatan lab nya. Ia bisa saja meminta Sam mengurus semuanya namun Kiel tidak suka jika barang milikmya disentuh oleh orang lain.
Setelah selesai dengan semua persiapan, Kiel dan beberapa orang lainnya tiba di ibukota Kerajaan Iritha. Mereka disambut langsung oleh ratu Iritha terutama Kiel.
"Selamat datang di Iritha, tuan muda. Terimakasih karena anda sudah berkenan datang kemari."
Kiel tersenyum canggung pada ratu Violet. "Terimakasih atas sambutannya yang mulia. Saya akan segera bergabung dengan alkemis lain." Balas Kiel.
Ratu Violet tersentuh dengan ucapan Kiel. Ia berfikir bahwa remaja dihadapannya tidak ingin wabah tersebut semakin banyak memakan korban.
"Orang-orangku akan menunyimpan barang-barang anda, tuan muda."
"Baik, terimakasih." Kiel memberikan beberapa barang yang tidak ia masukkan kedalam tas ruang.
Ratu Violet kembali ke istana menyisakan satu orang bernama Shio untuk mengantar Kiel ke tempat dimana wabah berasal.
Tiba ditempat tujuan, Kiel yang sudah menggunakan penutup wajah mengeryitkan keningnya karena bau busuk yang menyengat menembus indra penciumannya.
Shio, orang kepercayaan ratu Violet yang melihat ekspresi Kiel segera berbicara. "Sampai saat ini, kami belum mengetahui bagaimana wabah tersebut bisa menyebar ditempat ini. Saat itu, satu keluarga yang berisikan empat orang tiba-tiba merasa sesak napas secara bergantian. Mereka tidak sadarkan diri untuk beberapa hari kemudian meninggal setelah memuntahkan darah." Shio berhenti sejenak untuk melihat Kiel yang tengah memperhatikan sekitar.
"Setelah warga membantu pemakaman satu keluarga itu, orang yang menguburkan mereka juga mengalami hal yang sama. Hal itu terus berlanjut hingga hampir setengah warga dari tempat ini berkurang karena wabah tersebut. Kemudian, ada beberapa warga dari tempat ini yang keluar masuk ketempat lain hingga beberapa tempat terkena wabah." Lanjut Shio.
"Tim penyelidik kami mengatakan bahwa wabah tersebut menyebar melalui udara. Itu sebabnya kami menggunakan penutup wajah agar terhindar dari wabah tersebut."
"Menggunakan penutup wajah memang bisa menghindari wabah, tapi tidak menghilangkan wabah." Ucap Kiel.
Shio mengangguk membenarkan. Hanya saja, sampai saat ini belum diketahui apa penyebab wabah tersebut.
"Hmm... Aku merasakan sihir hitam ditempat ini." Suara yang tidak asing itu terdengar dibelakang Kiel dan Shio.
"Pe-penyihir agung! Salam penyihir agung." Shio tergagap lalu menundukkan wajahnya. Tubuhnya terlihat sedikit bergetar.
"Kapan kau datang?" Tanya Kiel yang mengabaikan reaksi Shio.
Gerald menepuk kepala keponakannya. "Aku datang terlambat lalu kemari setelah diberitahu ratu Violet."
Kiel mengangguk mengerti. "Paman bisa merasakan sihir hitam?"
'Paman? Tuan muda Kiel dan penyihir agung merupakan kerabat? Wahh!' Ekspresi Shio menjadi cerah setelah menyimpulkan apa yang ia lihat.
"Memangnya kau tidak merasakan?" Gerald balas bertanya pada Kiel yang dibalas gelengan pelan oleh remaja berambut putih itu.
Menghela napas, Gerald membuka mulutnya untuk menjelaskan. "Sihir hitam biasanya memiliki aura negatif. Itu bertolak belakang dengan sihir biasa."
"Jadi wabah ini karena sihir hitam?"
Gerlad mengangguk. "Bisa dibilang seperti itu. Mari kita kembali melihat-lihat." Ucapnya.
Mereka berjalan menelusuri tempat itu. Kiel menggelengkan kepalanya dan berdecak melihat warga yang belum terinfeksi masih hidup ditempat ini.
"Tidakkah kalian membuat tempat untuk memisahkan warga yang tidak terinfeksi?" Tanya Kiel pada Shio.
Shio menggeleng pelan. "Warga ditempat ini dipastikan terinfeksi wabah tersebut. Itu sebabnya kami membiarkan mereka tetap tinggal."
Jawaban itu membuat Kiel terperangah heran. Ia menepuk keningnya lalu memejamkan mata.
'Apa mereka bodoh?'
"Kalian sudah melakukan pemeriksaan pada mereka yang masih hidup?"
"Kami tidak melakukan itu, tapi kami memastikan bahwa mereka yang tinggal ditempat ini sudah terinfeksi wabah."
"Hah?" Apa-apaan? Penyebab wabah ini belum diketahui, tapi mereka membiarkan orang yang sehat dan menganggapnya terinfeksi? Itu artinya mereka membiarkan semua orang ditempat ini untuk mati?
Kiel menarik napas lalu menghembuskannya sebelum berbicara. "Kumpulkan para tabib, penyihir dan juga alkemis. Aku perlu berdiskusi dengan semuanya."
Shio mengangguk lalu pergi melaksanakan perintah Kiel.
❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙
Ini agak panjang ga sii? Panjang lah yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another World I Become An Alchemist
RandomSEQUEL I BECAME DUKE SON ◇─◇──◇─◇ Empat tahun setelah Kiel mengasingkan diri, rumor yang mengatakan bahwa putra bungsu Alastair yang juga disebut alkemis termuda merupakan pencipta ramuan penawar mana gelap mulai tersebar. Rumor itu tidak hanya memb...