14

4.7K 760 85
                                    

Vote dulu sebelum baca! (maksa)
◇─◇──◇─◇

"Bagaimana menurutmu? Reaksi mereka sangat menyenangkan untuk dilihat." Oscar, pria bertubuh bungkuk itu memberikan senyum lebar pada Kiel yang terlihat kesulitan bernapas.

Beberapa saat yang lalu.

Setelah kepergian pria bertubuh bungkuk dan pelayannya. Kiel berhasil melepaskan rantai yang mengikat tangan dan kakinya walaupun sekarang tangan dan kakinya memiliki warna ungu. Rantai itu mengikatnya dengan erat, Kiel perlu tenanga untuk melepaskannya. (pokonya tangan sama kakinya tuh kaya diiket pake tali, tapi ini pake rantai.)

Setelah berhasil lepas, Kiel menggunakan sihirnya untuk berteleportasi, tapi karena mananya yang menipis, ia tidak mampu melakukan itu.

Ia bahkan tidak mampu membuka inventory dimana batu mana berkualitas tinggi berada didalamnya. Mananya bemar-benar sedikit.

"Bagaimana caramu melepaskan rantai ini?" Suara dibelakang Kiel berhasil membuat remaja itu terkejut.

Oscar terlihat kebingungan. Rantai pembatas mana bukanlah benda yang bisa dilepaskan dengan mudah.

"Sudah kuduga, transmigrator benar-benar sesuatu." Ucap Oscar.

Kiel menggertakkan giginya. "Berhenti memanggilku transmigrator." Fakta bahwa pria tua dihadapannya yang membuat dirinya menjadi transmigrator membuatnya membenci panggilan itu.

Oscar mengabaikan perkataan Kiel. Ia merapalkan mantra yang bahkan belum pernah Kiel dengar.

Garis-garis berwana merah disekeliling Kiel memancarkan cahaya terang. Kiel, yang berada ditengah-tengah garis tersebut seketika mengerang kesakitan, seolah-olah cahaya tersebut menyerap mana ditubuh Kiel.

Oscar yang berada tidak jauh dari Kiel terus menerus merapalkan mantra. Bibirnya menampilkan senyum senang, apalagi saat mana milik Kiel tersalur dalam tubuhnya lewat rune sihir kuno terlarang yang ia temukan.

Tubuh bungkuk Oscar perlahan berubah sedikit demi sedikit. Kerutan diwajahnya menghilang, tubuhnya yang kecil dan bungkuk karena efek samping menggunakan sihir hitam kini menjadi tegak seolah ia mengalami peremajaan.

Oscar terus tertawa keras, suaranya bahkan ikut berubah. Ia memandang Kiel dengan tatapan merendahkan dan juga kasihan. "Seharusnya kau segera datang padaku saat disini." Jika Kiel ditemukan saat itu, Oscar mungkin sudah menjalankan rencananya untuk mencuci otak banyak orang dan membuat mereka menjadi pengikutnya.

Kiel tidak menjawab. Ia sibuk meraup oksigen disekitarnya. 'Pria sialan ini! berani-beraninya dia memanfaatkanku.' Matanya menatap marah pria yang kini terlihat seumuran dengan Gerald.

"Sebentar lagi tatapan itu akan berubah." Ucap Oscar.

"Saat ini orang terdekatmu tengah menuju kemari. Bagaimana jika kita melihat reaksi mereka saat mengetahui bahwa kau bukan dari dunia ini?" Lanjutnya lalu kembali merapal mantra lain. Oscar mengibaskantangannya kearah dinding, kemudian, sesuatu yang Kiel anggap seperti layar televisi dibumi muncul, menampilkan orang-orang yang sudah Kiel anggap sebagai keluarganya.

Kiel terdiam mendengar perkataan pria dihadapannya. Jantungnya berdetak kencang menyadari bahwa keluarganya– ah, keluarga pemilik tubuh sebelumnya akan mengetahui identitas Kiel yang sebenarnya.

Ingatannya kembali pada saat Kiel menggunakan seragam putih biru dikehidupan sebelumnya. Saat dimana kedua orang tua Kiel meninggalkannya untuk selama-lamanya. Kedua orang tuanya merupakan anak tunggal, kakek dan nenek dari pihak keduanya sudah tiada sejak lama.

Kiel ditinggal sendirian.

Mata Kiel menatap layar yang menampilkan keluarganya tengah melihat kenangan Kiel dimasa lalu dan juga pemilik tubuh yang Kiel tempati sekarang.

"Gerald teman lamaku benar-benar cepat tanggap. Sepertinya tahu bahwa aku ada dibalik semua ini." Oscar berkata setelah mendengar ucapan Gerlad didalam layar.

Kiel menatap layar itu dengan tatapan yang sayu. Tubuhnya benar-benar lelah. Ia merasa seperti telah berlari dalam jarak jauh tanpa henti.

Kiel melihat Cedrik yang menahan marah juga Kian yang menangis saat salah satu kenangan buruk pemilik tubuh sebelumnya ditampilkan. Kiel sudah melihat kenangan itu.

"Alastair sepertinya benar-benar marah." Ucap Oscar lalu terkekeh pelan saat melihat adegan dihadapannya. Matanya menoleh kearah Kiel, ia mendapati remaja berambut putih itu tengah mempertahankan kesadarannya walaupun terengah-engah.

"Nah!" Oscar membuat gerakan seolah-olah sedang membersihkan kedua tangannya. "Sambil melihat keluargamu yang kebingungan. Bukankah kau masih memiliki mana yang tersisa? Akan aku serap mana milikmu bahkan jika perlu, aku akan membuat inti manamu terkikis." Tawa jahat keluar keluar dari mulutnya setelah mengatakan itu.

Kiel tidak merespon. Ia berusaha memfokuskan telinganya untuk mendengar respon keluarganya.

Mereka bersusah payah hingga datang kemari. Bukankah mereka akan menyelamatkan Kiel? Setidaknya mereka hanya akan memarahi Kiel bukan? Mereka akan memarahinya karena sudah menipu mereka.

Tapi, itu lebih baik.

Kiel sudah pernah mati sekali. Bukan masalah jika ia akan mati lagi ditangan mereka.

Kiel hanya tidak ingin mati ditangan pria dihadapannya.

Oscar kembali merapalkan mantra yang membuat rune sihir itu bercahaya. Kiel bahkan sudah tidak mampu berteriak.

Bulir keringat bercucuran diseluruh tubunya. Dadanya berdenyut nyeri. Ia bahkan merasakan kesulitan bernapas.

Ugh!

Sebelum kesadarannya menghilang, Kiel mendengar teriakan Cedrik yang mengatakan bahwa putranya sudah mati sejak awal.

Itu berarti, bukankah Kiel juga seharusnya mati?

❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙❚❙❘❙❙❚❙❘❙

I-ini masih sore kan?
Oke see you!

In Another World I Become An Alchemist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang