CHAPTER 3

1K 144 31
                                    


"HIDUP"


"arrgghhh!!! Katakan padaku, katakan jika kau tidak pernah melakukan hal sekejam itu Hoseok! Katakan!" sesampainya dirumah Jungkook melempar semua benda yang ada disekitarnya.

Mengguncangkan bahu suaminya yang hanya terdiam sembari mengatakan sorry Jungkook hilang kesabaran,

"katakan! Katakan jika yang dokter katakan semuanya tidak benar Hoseok! Aku mohon padamu, kau tidak mungkin melakukannya bukan?" Jungkook bertanya dengan nada suara yang begitu lirih,

"Jungkook, nak..apa yang sebenarnya terjadi? Kami todak mengerti anak siapa yang kau maksud nak?! Jangan buat eomma bingung!" ibu Jungkook yang tidak tahu menahu kebingungan menyaksikan pertengkaran antara Jungkook dan Hoseok.

Tidak menghiraukan pertanyaan ibunya, Jungkook kembali meminta Hoseok untuk berkata jujur.

"Hoseok..aku bersumpah, jika kau tidak mengatakan hal yang sejujurnya.. aku..aku akan menceraikan-"

"No! Jungkook..aku mohon, aku mohon..dengarkan penjelasanku dulu. Aku mohon...maafkan aku Jungkook!"

"katakan, katakan sekarang Hoseok!"

"hiks..ak-.. aku minta maaf..ampuni aku Jungk- aakhh!" mencengekeram kedua bahu Hoseok hingga meringis kesakitan, Jungkook dengan tatapan mematikan kembali bertanya..

"kau..kau membunuh anak kita? Kau membunuh anak yang selama ini aku tunggu kehadirannya. Kau..BERANINYA KAU-"

"hyung! Stop hyung! Kendalikan emosimu, bicarakan hal ini dengan kepala dingin!" Seorang pria menahan tangan Jungkook yang hendak mendarat dipipi kiri Hoseok yang kini sudah meringkuk ketakutan.

"bagaimana aku bisa mengendalikan emosiku Tae, dia membunuh anakku..dia-"

"Jungkook hyung!" Taehyung dengan susah payah menahan tubuh Jungkook yang terkulai lemas,

"ya Tuhan, putraku! Apa yang terjadi dengan putraku? Panggil dokter sekarang!" ibu Jungkook ikut menangis melihat keadaan putranya yang kini terkulai lemas didalam pelukan Taehyung, mulutnya tak henti mengucapkan kata anakku, meskipun ia belum mengetahui pasti apa yang terjadi namun sebagai seorang ibu, ia yakin jika suatu hal buruk telah terjadi.

"Kookie...anak eomma, sabar nak...jangan buat khawatir. Apapun masalahmu eomma mohon..kuatlah" membelai rambut putranya, ibu Jungkook semakin tersedu-sedu.

Sementara Jungkook, ia hanya bisa meringkuk disudut ruangan menyaksikan suaminya hilang kesadaran alinat dari keegoisanndan kebohongan yang ia simpan selama bertahun-tahun.

_____

Hari berjalan seperti biasanya, Seokjin dengan rutinitas sehari-hari yang ia biasa lakukan. Namun pagi ini Seokjin bangun lebih awal untuk mempersiapkan bekal makan siang pertama Jimin yang akan memasuki masa sekolah taman kanak-kanak untuk pertama kalinya.

Senyuman tidak lekang diwajah Seokjin ketika ia membulatkan nasi dan daging ikan tuna goreng yang iabuat dengan sepenuh hati. Puas dengan hasil bulatan nasinya yang sempurna Seokjin menata makanan tersebut kedalam kotak makan yang dia dapatkan dari penukaran botol plastik yang selama ini ia kumpulkan.

"oh..susu kotak" Seokjin kembali tersenyum, bersyukur ia tidak lupa membawakan susu kotak kecil untuk putra tercintanya.

"saatnya membangunkan Chim" ucap Seokjin setelah selesai membersihkan dapur dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

.

.

.

"appa..jangan menangis, Chim sayang appa. Terimakasih appa~" Jimin mencium pipi Seokjin yang masih menatap putranya yang kini sudah berseragam lengkap dengan topi dan tas kecil berwarna kehadi berbentuk lebah.

CHIM'S APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang