CHAPTER 17

1.2K 151 22
                                    


"LUAR NEGERI"


"Yoongi...kenapa kau membawaku kerumah sakit? Kita harus kerumah Mr.Jeon!" Namjoon bingung sekaligus gusar karena seluruh pertanyaannya dibiarkan tak terjawab.

"demi Tuhan! Aku ingin segera bertemu dengan putraku Yoongi! Jangan buang waktu- huh? Sepertinya ada kecelakaan" ucap Namjoon ketika sebuah mobil ambulan memasuki halaman utama gawat darurat rumah sakit Seoul.

"Yoongi.."

"cepat turun hyung!" meskipun tidak mengerti dengan apa yang terjadi Namjoon tetap mengikuti langkah cepat Yoongi yang berdiri mondar mandir didepan pintu utama unit gawat darurat.

"Yoong..sepertinya ada kecelakaan besar, lupakan ..untuk apa kita kema-"

uga meluru kearah mobil ambulan yang berhenti didepan gedung instalasi gawat darurat, mengabaikan ucapan Namjoon ketika sebuah stretcher (sejenis ranjang khusus untuk pasien di ambulan) dikeluarkan oleh petugas medis. "Jungkook! Kook! Kook..kau dengar aku Kook?!"

"J...in, selamatt..kan Se..okjjin" Namjoon menjauh dari Jungkook ketika nama Seokjin keluar dari mulut Jungkook,

"Seokjin? Maksudmu Seokjin ku? Yoongi..apa in-"

"SEMUANYA MINGGIR PASIEN HARUS SEGERA DITANGANI!" salah seorang petugas medis menyuruh Yoongi dan Namjoon untuk menepi, membiarkan petugas medis membawa Jungkook.

"dokter! Kami perlu tindakan CPR!! Jantung pasien melemah!" seorang dokter berlari ke arah mobil ambulan lain yang baru terbuka,

"suhu badan pasien juga mulai menurun! 1, 2, 1 ,2 .." para medis menurukan ranjang pasien untuk segera dibawa kedalam ruang penanganan.

"hyung..aku mohon-" Yoongi menahan tubuh Namjoon agar tidak meluru kearah ranjang darurat pasien dimana Seokjin tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh bersimbah darah!

"Jin? Seokjin? Yoongi! Kenapa pasien itu mirip Seokjin?! PASIEN ITU MIRIP PUTRAKU!! No..no..tidak mungkin!" Namjoon ikut berlari mengawal ranjang Seokjin yang didorong oleh beberapa tenaga medis.

"minggir...semuanya minggir! Putraku...putraku sedang terluka! Minggir!" Namjoon berteriak seperti orang gila, menghalau semua orang yang menghalangi jalan ranjang darurat Seokjin menuju ruang penanganan.

"teac...cher" suara Seokjin sangat lemah bahkan hampir tidak terdengar,

"anda harus kami tangani" ujar dokter hendak memasukkan Seokjin kedalam ruang penangaran pertama namun Seokjin menahan tangan sang dokter seakan meminta waktu untuk bicara pada Namjoon.

"aboji...panggil aboji, kau putraku.. kau Kim Seokjin!"

"huh?"

"kau harus bertahan, kau harus kembali pada aboji..aboji akan menceritakan semuanya ya sayang?"

"ye...s ab..boji" mata Seokjin hampir kembali terpejam seakan begitu lelah. mendengar putranya memanggil dirinya aboji, Namjoon mencium seluruh wajah Seokjin yang dipenuhi oleh darah dengab penuh sayang.

"kembali pada aboji, kau harus kembali nak!" Seokjin tersenyum lemah, pikirannya saat ini tiaj dapat memproses apa yang sebenarnya terjadi. Bayangan Jimin berteriak dan menangis memanggil namanya adalah satu-satunya kejadian yang ia ingat.

"Chi..mmm..abo..ji, Ch..im"

"tuan kami harus menangani pasien, permisi" pintu ruang gawat darurat tertutup rapat, meninggalkan Namjoon yang terduduk lemah kemeja putih yang ia kenakan kini telah berubah warna, merah!.

CHIM'S APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang