CHAPTER 6

1.1K 164 57
                                    


"MATCHES"


Mendengar seluruh cerita bagaimana Jimin ditemukan dan bagaimana pengorbanan yang Seokjin lakukan untuk menyelamatkan hidup Jimin membuat Jungkook menitikan air matanya. Sepintas ia berpikir bagaimana suaminya bisa makan dan tidur dengan nyenyak selama bertahun-tahun tanpa memikirkan kondisi bayi yang telah dilahirkannya dengan paksa.

Jika Seokjin yang notabene tidak memiliki hubungan darah sanggup mengorbankan segalanya demi Jimin, mengapa Hoseok tidak. Diantara celarunya hati dan pikiran Jungkook, kini muncul pula keraguan..akankah dia dapat mencintai suaminya seperti sedia kala.

"Mr.Jeon..Mr.Jeon.. kita sudah sampai, anda tidak enak badan?" Jungkook dengan cepat menghapus air matanya yang menggenang lalu berusaha bersikap setenang mungkin.

"oh..sorry, ya..ya! tentu saya baik-baik saja. Saya hanya sedang memikirkan sesuatu. Emm kita sudah sampai? Dimana ini?"

"dilihat dari keranjang sepeda Seokjin yang penuh dengan barang bekas sepertinya Seokjin akan ketempat pengepul barang bekas. Kita harus cepat berjalan..Seokjin sudah keluar dari kapal" dr.Kawang memimpin jalan, diikuti Jungkook yang tidak melepaskan pandangannya dari Seokjin yang menuntun sepedanya keluar dari kapal dengan Jimin berada ditempat duduk depan.

.

.

.

"halo samchon..appa Chim ingin menukar barang bekas" seorang lelaki berusia 50 tahunan melambaikan tangannya kearah Jimin,

"halo Chim..kau sudah besar dan semakin pintar, kau membantu appamu mengumpulkan semua botol ini?" Jimin turun dari sepeda, dengan tangan kecilnya ia membantu Seokjin menurunkan karung yang cukup berat,

"hihihi..Chim tidak membantu appa, karena appa melarang dan menyuruh Chim untuk latihan menyanyi" Jimin dan paman pengepul tersebut terus berbincang sembari menimbang sementara Seokjin hanya tersenyum melihat putranya yang bersikap ramah dan sopan kepada siapapun.

"sepertinya semua orang mengenal Jimin" ucap Jungkook, mereka berdua kini berada didalam sebuah toko yang tidak jauh dari tempat pengepul tersebut.

"sudah ku katakan, Seokjin sangat terkenal karena 8sifat pekerja kerasnya. Semua orang tau Seokjin dalam melakukan pekerjaan apapun dan Jimin, dia anak yang riang dan pandai. Semua warga kamlung sayang kepada Jimin"

"Seokjin tidak bersekolah?" Jungkook semakin penasaran dengan latar belakang hidup Seokjin,

"hanya sampai tingkat 6, Seokjin didewasakan oleh keadaan. Jika dikota, Diusianya sekarang Seokjin sedang menikmati harinya di universitas..belajar, bertemu teman pergi ke kafe atau bioskop. Tapi disini..ia bekerja hingga tak kenal waktu, menjadi orang tua sekaligus pencari nafkah untuk putranya Miris..tapi itulah hidup, sebagian beruntung sebagian lagi...tidak" dr.Kwang keluar dari toko dan kembali mengikuti Seokjin yang kini mengayuh sepedanya dengan pelan karena jalanan kampung yang tidak rata.

"selamat siang..saya ingin membeli baju ini, untuk Chim..oh, maksudku Jimin..dia putraku" Seokjin memberikan secarik koran kepada pelayan toko,

"putramu sangat tampan, tunggu sebentar aku akan memeriksa ukuran setelan jas yang cocok untuk putramu"

"terimakasih" Seokjin membungkukan badanya.

"Chim..jangan sentuh apapun okay? Tetap pegang tangan appa" Seokjin hanya takut jika Jimin akan menyentuh baju yang dipajang didalam toko dan mengotorinya,

"emp! Chim mengerti appa" Seokjin lega karena Jimin selalu menuruti ucapannya.

"halo..sepertinya ukuran ini cocok untuk putramu. Kamar ganti ada disebelah sana, mari saya antar" Jimin meloncat kegirangan ketika pelayan memperlihatkan setelan jas berwarna hitam kepadanya.

CHIM'S APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang