Matanya masih sangat berat untuk sekedar ia buka, namun bunyi notifikasi di smartphone-nya itu seperti ribuan peluru yang memberondong indra pendengarannya. Haruto mengusak kasar rambut hitamnya yang sudah sedikit memanjang, kemudian setelahnya sedikit menggeser tubuhnya mendekat ke arah nakas samping kanan ranjangnya, agar ia dapat menjangkau letak smartphone yang sedari tadi mengusik tidur nyamannya.
"engghhh" sebuah lenguhan lolos dari bibir tebalnya sambil ia regangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sedikit kaku karena tidur nyenyaknya semalam. Menguap ia sesekali dan matanya ia kedipkan beberapa kali ketika mengecek apa yang sebenarnya begitu ramai-ramai mengganggunya dijam sepagi ini.
"oh shit!"
Haruto buru-buru menyibak selimut putih yang sejak semalam menemani tidurnya serta memberinya kehangatan, begitu nyenyaknya ia tidur sampai ia lupa bahwa hari ini ia harus menghadiri kelas mata pelajaran fisika, lebih parahnya ia-pun melupakan fakta bahwa kelasnya kali ini akan mengadakan sebuah kuis.
"argh bego bisa-bisanya gua lupa ada kelas pagi"
Ia menyambar handuk dan bergegas menuju kamar mandinya sebelum dering smartphone-nya lagi-lagi menginterupsi kegiatannya tersebut. Langkahnya terhenti seketika. Ia kembali menyambar smartphone yang tadi sudah ia lempar asal, efek dari kaget dan masih sedikit mengantuk, mungkin. Junkyu, lelaki tampan itu yang ternyata menelepon Haruto, dan tanpa pikir panjang Haruto langsung menggeser tombol hijau di layar agar panggilan itu segera tersambung.
"ANAK ANJING!!! KEMANA LO MONYET!!" reflek Haruto menjauhkan smartphone yang masih tersambung panggilan dengan Junkyu, sahabatnya, dari telinganya yang terasa berdenging begitu mendengar suara Junkyu yang setinggi harapan orangtua.
"LO LIAT INI JAM BERAPA GA SIH ANJING! LO BILANG MAU JEMPUT GUA, MONYET, ANJING!!!" segala umpatan akhirnya lolos dari mulut pemuda manis itu, ah ngamuk kan gumam Haruto dalam hati.
"maaf Jun maaf, gua baru bangun anjir, ini gua cuci muka abis itu jemput lo"
"GA USAH! GUA UDAH PESEN OJEK!" tut tut tut kemudian terdengar sambungan telepon itu terputus, lebih tepatnya diputus sepihak oleh Junkyu. Setelahnya Haruto langsung berjalan setengah berlari menuju toilet, mandi ataupun tidak, itu tidak lagi penting. Yang terpenting sekarang bagaimana ia harus sampai universitas dalam waktu 10 menit agar tidak terlambat masuk ke kelas Pak Muh yang mengampu mata pelajaran fisika.
Haruto berlari terburu setelah beberapa saat lalu baru saja menginjakkan kaki di universitas YGS, tempatnya menimba ilmu selama hampir 2 tahun ini. Sialnya hari ini ruangan yang kelasnya pakai berada cukup jauh dari tempat parkir dan berada di lantai 5, padahal kini ia hanya mempunyai waktu 3 menit sebelum kelasnya dimulai. Ia berlari dengan susah payah dan dengan sisa kantuk yang masih merayapi matanya, Haruto makin dibuat kesal saat tas yang biasa dipakainya itu seperti tengah bersekongkol dengan dunia untuk membuatnya semakin dongkol. "brengsek, ini tas dipake melorot mulu" gerutunya, dan berakhir melepas tas tersebut dari bahu dan memutuskan untuk menenteng saja tasnya agar ia lebih leluasa untuk berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends with Benefitsㅡ harukyu
FanfictionApa yang salah dari memiliki teman yang menjadi tempat saling berbagi? Berbagi suka, duka, kenyamanan dan juga... Perasaan? Tidak, kami hanya teman dekat, tidak lebih dari itu. We are just friends. Jealous? Im not! She is my girlfriend. Original sto...