Disinilah Junkyu sekarang, di depan pintu unit apartmen milik Haruto. Sudah ia buat janji dengan sahabatnya itu kemarin, jika sore ini ia akan datang berkunjung dengan niat untuk membicarakan suatu hal. Seperti apa yang sudah ia katakan pada Jihoon kemarin, hari ini akan ia ungkapkan semua gundah hatinya perihal kebiasaan clingy kepada satu sama lainnya itu, yang semestinya tidak lagi perlu mereka berdua teruskan. Junkyu sadar, semua yang keduanya lakukan selama ini tidak terlihat selayaknya teman.Junkyu tunggu penghuni apartmen itu membukakan pintu untuknya. Sudah ia hubungi Haruto via pesan singkat jika kini ia sudah sampai di depan unit apartmennya, dan sudah Haruto balas pesan yang Junkyu kirimkan tadi dengan satu kata 'oke'.
Cklek
Haruto sambut kehadiran sahabatnya itu dengan senyuman yang lebar, hanya melihat wajah seorang Junkyu yang ada di hadapannya sekarang, bisa membuat Haruto terlihat sangat bahagia. "ayo masuk, kenapa malah bengong sih?" Haruto raih salah satu tangan Junkyu, halus dan dingin. Ia tarik masuk tubuh sahabatnya itu, entah kenapa malah terdiam ia sedari tadi. "lo sendirian, Ru?" tanya Junkyu sambil ia lepas jaket yang menempel di tubuhnya.
Mendengar pertanyaan retoris yang keluar dari mulut sahabatnya itu, membuat Haruto mengerutkan dahi, "ya emang biasanya gua sama siapa? Ga ada yang pernah kesini selain lo, Uwo, Asa, sama Jae" ucap Haruto sambil ia mendekat ke arah Junkyu setelah kembali menutup pintu. "tapi lebih sering bareng lo sih di banding yang lain" Junkyu lirik sinis Haruto saat baru saja ia mendengar apa yang pemuda itu ucapkan. Memang faktanya, namun entah mengapa terdengar ambigu bagi Junkyu sekarang. Padahal biasanya Haruto akan memeluk Junkyu begitu ia ajak sahabatnya itu kemari, menghabiskan waktu berdua untuk saling bermanja. Ternyata emang kebiasaan gua sama Haruto se-ambigu itu ya.
"ada apa? Tumben kesini?" tanya pemuda yang lebih muda itu saat keduanya sudah duduk dengan nyaman di sofa ruangan tengan. Di depan mereka ada televisi yang sudah berapa lama tidak pemiliknya nyalakan, ia lebih banyak menghabiskan waktu di luar bersama teman atau kekasihnya, dari pada harus berdiam seorang diri di apartmen.
"emang ga boleh? Nanyanya gitu amat"
Mata Haruto membola, sepertinya sahabatnya itu tengah berada di mood yang tidak baik. "ya ampun marah-marah aja, gua nanya doang padahal" sambil ia cubit bibir Junkyu yang seperti sengaja di pout-kan. "bentar gua ambilin minum, biar adem" lanjutnya sambil berlalu ke arah pantry dapur.
Bukan kali pertama bagi Junkyu menyambangi apartmen milik sahabatnya itu. Tapi ini untuk pertama kalinya sejak 3 tahun pertemanan keduanya, Junkyu yang terlebih dahulu berinisiatif datang kemari. Sebelumnya memang selalu Haruto yang mengajaknya, kali ini ia datang dengan kemauannya sendiri atas dasar maksud tertentu.
"nih, adanya cola" Haruto daratkan tubuhnya kembali di samping Junkyu, memangkas jarak antar keduanya. Sudah menjadi hal lumrah sebelumnya, namun kini Junkyu merasa berbeda, jantungnya seperti dipompa dengan kekuatan yang luar biasa. Padahal saling memeluk dan membaui tubuh masing-masing sudah biasa keduanya lakukan sebelum ini.
Aduh ini kenapa tiba-tiba gua deg-degan sih, apa karena emang gua ada niat buat ngomong sesuatu, makanya gua jadi gugup gini. Monolog Junkyu pada dirinya sendiri.
"makasih" ia terima satu kaleng minuman itu. Namun semua gerak-gerik canggungnya tertangkap oleh manik mata Haruto, ia seperti paham ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya itu.
"lo kenapa sih Jun? Kok kaya canggung banget gitu" tanyanya sudah kepalang gemas melihat Junkyu yang terlihat kaku di depannya. Namun pandangannya kini justru berfokus pada pipi yang memerah milik Junkyu. Mungkin disebabkan karena cuaca yang dingin, gemes banget.
"gua... Ada sesuatu yang mau gua omongㅡ"
Ucapan yang belum sempat Junkyu selesaikan itu terhenti saat dapat ia rasakan kecupan singkat di pipinya. Kaget, ia tolehkan kepalanya dan melihat ke arah Haruto kini dengan jaraknya yang amat dekat. Mematung ia seperti telah tenggelam di manik mata memabukkan milik Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends with Benefitsㅡ harukyu
FanfictionApa yang salah dari memiliki teman yang menjadi tempat saling berbagi? Berbagi suka, duka, kenyamanan dan juga... Perasaan? Tidak, kami hanya teman dekat, tidak lebih dari itu. We are just friends. Jealous? Im not! She is my girlfriend. Original sto...