XI. A Piece of Pain

594 61 6
                                    

Ia daratkan tubuhnya pada ranjang miliknya, mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang seharian penuh ini sudah ia peras tenaga dan pikirannya, sebelum ia bergegas menuju kamar mandi dan mulai membersihkan diri. Sambil sesekali ia teringat dengan obrolannya dan Liz beberapa waktu lalu, saat keduanya di perjalanan untuk mengantarkan Liz pulang ke kediamannya. Junkyu tersenyum, Liz ternyata gadis yang manis dan juga menyenangkan.

Selesai dengan urusan membersihkan diri, Junkyu bergegas menuju ruang tengah unit apartemen-nya yang disana sudah ada adik semata wayangnya Doyoung, dan adik sepupunya Junghwan yang tengah asik menonton film. "udah makan dek?" tanya Junkyu pada keduanya, "udah kak" jawab Junghwan tanpa melihat ke arahnya, dan berakhir Junkyu ikut bergabung dengan keduanya menonton sambil ia pangku satu toples makanan ringan miliknya.

"ini kenapa Wanda jadi kaya gitu sih Hwan?" Doyoung bersuara setelah sedari tadi begitu khidmat menonton film Dr. Strange Multiverse of Madness yang Junghwan rekomendasikan untuk ditonton tadi. "dia itu mau jadiin si America tumbal apa gimana, anjir creepy banget" celotehnya tanpa berpaling barang sedikitpun dari layar televisi.

"bukan tumbal sih, tapi lebih kaya alat gitu buat ngebuka multiverse lain, biar bisa ketemu anaknya" jawab Junghwan, sepertinya ia sudah pernah menonton film yang sedang ditayangkan di layar televisi di hadapan ketiganya, sebelum ini. Terlihat dari raut mukanya yang lebih tenang jika dibandingkan Doyoung yang terlihat lebih tegang dengan alis yang menukik.

Satu panggilan masuk pada ponsel Junkyu yang sukses membuat pehatiannya teralih dari layar televisi. Ia lihat layar ponselnya yang menyala dan mendapati siapa manusia yang tengah mengganggu waktu damai dengan para adik tercintanya itu. Tertulis disana nama Park Julid yang tidak lain adalah sahabatnya sejak di bangku SMA, Park Jihoon. Tanpa menunggu lama Junkyu geser tombol hijau dan menerima panggilan dari teman sejawatnya tersebut.

"kenapa? Baru juga pisah 3 jam udah telpon-telpon, segitu kangennya kah lo sama gua?" ucapnya sebagai pembuka obrolan keduanya.

"anjir, siapa juga yang kangen elo, pede amat" jawab Jihoon dengan nada kesal dari seberang telepon.

"ya kirain. Napa?"

"gimana tadi, aman?" tanya pemuda manis itu, entah apa maksud dari ucapannya. "apaan njir aman-aman, yang jelas" memang jika ditanya siapa orang yang paling bisa membuat Junkyu kesal, jawabannya sudah pasti adalah Jihoon yang menempati posisi pertama. Pemuda itu selalu sukses menguji kesabaran Junkyu yang tidak seberapa banyak Junkyu miliki.

"ya tadi sama Liz, gimana? Anaknya asik gitu kayanya Jun, cantik lagi" Junkyu memutar bola matanya malas. Ia sangat tahu kemana arah pembicaraan yang ingin Jihoon bawa ini. "ya emang anaknya asik, dia tu keliatannya anak kalem baik-baik. Tipe-tipe kaya Wony gitulah, asik kok tadi gua anterin dia balik juga anaknya lumayan talkatif ada aja yang diobrolin" jelas Junkyu.

Memang nyatanya Liz adalah anak yang menyenangkan terlepas dari gadis itu yang menaruh hati pada Junkyu, ia akui jika Liz memang gadis yang cantik dan juga mampu membuatnya nyaman jika bersamanya. "wih dianterin balik nih, cepet juga progress-nya nih" sambung Jihoon, suaranya ia buat seperti orang yang tengah semangat untuk membahas hal yang tengah keduanya bicarakan saat ini.

"iya, tadi Yujin katanya ga bawa mobil, terus Wony sama Ruto. Yaudah sekalian aja sih tadi gua anter balik, searah juga kan" jelasnya lagi, seperti tau apa yang sahabatnya itu inginkan.

"yaudah sih Jun, apa yang kurang dari Liz. Lo pacarin aja tu cewe, gua yakin dia cewe yang tau gimana cara menghargai pasangannya kok" Jihoon masih coba membujuk sahabatnya itu, memberikan sugesti agar Junkyu mau membuka hatinya untuk orang lain. "tau banget gua, pasti arahnya kesini lagi, males banget". Sebelum pembicaraannya dengan Jihoon mengganggu kedua orang yang tengah fokus menonton film, Junkyu bangkit dan memutuskan masuk ke dalam kamarnya. Melanjutkan obrolan yang sebebarnya malas untuk Junkyu bahas, lagi.

Friends with Benefitsㅡ harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang