Setelah melalui perdebatan diantara Yoshi dan Jihoon untuk memutuskan siapa yang akan mengantar Junkyu kembali ke apartmennya, pada akhirnya kini Junkyu memutuskan untuk ikut bersama Jihoon saja. Keduanya alot, saling merasa paling ingin mengantar sahabatnya itu pulang, padahal tidak perlu sampai berdebat selama itu hanya untuk perkara mengantarkannya pulang. Pada siapa saja Junkyu pikir sama saja, keduanya sama-sama sahabat baik Junkyu.
Disinilah keduanya, di dalam mobil mewah milik Jihoon dalam perjalanan menuju kediamannya. Entah mengapa sekarang otaknya seperti dipaksa berpikir tentang hubungan yang ia miliki bersama Haruto, saat tadi ia melihat bagaimana Haruto seperti tengah bimbang ketika harus meninggalkannya dari pada segera bergegas untuk menemui sang kekasih, Wonyoung. Memang Haruto telah berjanji padanya untuk mengantarkan pulang, tapi sudah hal biasa juga jikalau memang Haruto bersama Wony maka ia akan pulang sendiri atau bersama sahabatnya yang lain, misalnya Jihoon dan Yoshi.
"Ji, kayanya yang lo omongin bener deh"
Jihoon yng tengah fokus menyetir itu menoleh sekilah sambil ia angkat kedua alisnya. "yang lo jealous sama Wony?" tanya Jihoon memastikan, apakah yang Junkyu pikirkan sama seperti apa yang ia pikirkan.
"BUKAN! Kenapa juga gua jealous sama Wony sih? Yang waktu itu loh Ji" bagaimana bisa sahabatnya itu berpikir jika ia cemburu pada kekasih Haruto itu? Apa alasan yang pantas disematkan untuknya jika ia merasa cemburu pada gadis cantik itu? Bukankah harusnya ia jutru cemburu pada Haruto yang memiliki kekasih cantik, baik dan juga seorang dewi dari universitas tempat mereka menimba ilmu.
"yang mana? Makanya kalo ngomong yang jelas dong Jun, gua bukan cenayang yang tau isi pikiran lo" Jihoon perlambat laju mobilnya kini, ia seperti tahu jika pembicaraan ini akan lumayan panjang. Ia putuskan memilih jalan memutar agar bisa lebih lama mendengarkan keluh kesah dari sahabat baiknya itu.
"yang lo bilang, eng anu, itu loh Ji" Junkyu terdengar seperti ragu untuk mengatakan apa yang ia pikirkan saat ini, membayangkan bagaimana mulutnya mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal dan menggelikan itu saja sudah membuatnya tidak nyaman. "apasih Jun, yang apa?" alis Jihoon menukik, bingung ia pada apa yang tengah Junkyu coba katakan padanya.
"duh monyed cringe banget kalo gua ngomong langsung ga sih, yang itu waktu lo bilang, anu... Em gua k-kaya s-selingkuhannya Ruto!"
Jihoon reflek menginjak pedal rem dalam-dalam, untung saja kini mobilnya tengah berada di lajur paling kiri sehingga tidak membuat pengendara lain terganggu. "ya ampun Ji hati-hati dong" protes Junkyu saat ia rasakan tubuhnya terlonjak kedepan, hampir menubruk dashboard mobil milik Jihoon.
"ya ampun Jun, lo masih kepikiran itu ya? Jun sumpah gua ga ada maksud apapun kok waktu ngomong itu, gua cuma takut aja kalo nanti lo dapet masalah lagi" Jihoon tidak menyangka jika Junkyu yang tadi menolak untuk membahas apa yang keduanya bicarakan tempo hari, justru kini malah mengangkat kembali pembahasan itu saat sedang berdua dengannya. Jihoon takut jika pembicaraan ini dilanjutkan dengan Junkyu yang masih sedikit emosional malah akan berakhir cekcok bagi keduanya.
"gua paham kok Ji maksud lo, maaf gua kemarin ga dengerin lo baik-baik malah marah-marah ke lo"
"Jun, maaf banget kalo ucapan gua bikin lo sakit hati, tapi coba lo pikirin lagi deh, kebiasaan kalian berdua udah saatnya buat di stop. You guys not the same again, Haruto udah punya pacar dan lo... Jun, gua tau buat lupain semua rasa sakit yang pernah lo terima itu ga mudah, but you need to move on, for your self. Lo bukan prioritas Haruto lagi, you already know that"
Seperti tertampar oleh perkataan yang Jihoon lontarkan barusan, Junkyu sadar jika memang sekarang keadaan sudah berbeda antara dirinya dan Haruto. Ada Wony diantara keduanya, dan itu tentu saja membuat Junkyu harus lebih sadar diri dari posisinya yang hanya seorang sahabat baik Haruto. Tidak ada alasan bagi Junkyu sekarang untuk terus menempeli Haruto seperti dahulu, ia adalah lelaki dewasa saat ini, bukan lagi remaja penakut yang butuh punggung orang lain untuknya sembunyi. Ia sudah bukan lagi Junkyu yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends with Benefitsㅡ harukyu
FanfictionApa yang salah dari memiliki teman yang menjadi tempat saling berbagi? Berbagi suka, duka, kenyamanan dan juga... Perasaan? Tidak, kami hanya teman dekat, tidak lebih dari itu. We are just friends. Jealous? Im not! She is my girlfriend. Original sto...