1.

10.7K 296 2
                                    

Hai, ini cerita baru aku yang tokoh utama cowoknya sama dengan cerita Counting Stars, Alessandro aka si ganteng Ale. Cuma dia aja yang sama dan muncul lagi di cerita ini, ceritanya baru dan ceweknya beda dari yang di Counting Stars. Gambaran hidup Ale juga dibuat beda. Dia bukan DJ, terus disini dia punya kakak, bukan anak tunggal.

Enjoy! xoxo

--

Aku tidak mau sombong, aku masih kelas 10 tapi banyak cowok seangkatanku maupun kakak kelas menanyaiku lewat teman-temanku dan berusaha mencari tahu tentang aku serta mem-follow hampir semua akun sosmed ku. Aku tidak pernah terlalu peduli, tapi aku tetap merespon mereka dengan baik. Karena aku tahu diabaikan pasti tidak enak. Aku rasanya tidak ingin terjebak dalam urusan percintaan sekarang ini. Aku sibuk mengisi waktu dengan pemotretan untuk majalah, syuting iklan, syuting video klip, dan latihan cheerleader.

Rico, salah satu teman ku sejak SMP sering mengomporiku habis-habisan tentang cowok saat bertemu denganku di Senin pagi dan mendengar kabar bahwa salah satu anak kelas 12 mengajakku nonton tapi aku tidak mau. Bukan ingin jual mahal, tapi aku merasa tidak terlalu kenal dengannya tapi dia sudah mengajakku nonton. Hanya pernah beberapa kali chat dan dia langsung mengajakku nonton.

"Kak Gerry, bahkan lo gak mau diajak nonton sama dia?"

"Please Ric, gue nggak mau. Gue bahkan gak ngerasa kenal deket sama dia tapi dia udah ngajak gue nonton kan aneh."

"Dia mau ngedeketin lo kayak yang dilakukan cowok-cowok lainnya." timpal Lala.

"Kan gue nggak mau pacaran." jawabku.

"Yakin?" Lala tersenyum usil.

"Yang suka nanyain lo gak jelek-jelek banget padahal!" Rico cengar-cengir tidak jelas seperti biasa.

"Dia belum dikasih liat yang namanya...Alessandro. Anak IPS itu tuh!"

"Hahaha oh iya, La!" Rico langsung mengajak Lala high five dengan ceria.

Aku sepertinya tahu siapa Alessandro yang dimaksud oleh Lala dan Rico. Aku pernah melihatnya sekilas saat kelasnya ada jam olahraga. Nama panggilannya Ale. Sepertinya tidak ada yang tidak menoleh kalau dia sedang berjalan. Aku cuma pernah melihat sekilas jadi aku tidak tahu pasti seperti apa wajahnya. Rambutnya dijambul dan berwarna agak coklat, sering memakai sweatshirt hitam atau merah tua. Hanya itu yang aku tahu.

Aku pergi ke kantin sebentar untuk pergi ke tempat fotokopi. Saat aku berdiri untuk menunggu hasil fotokopian, seseorang datang dan berdiri tepat di sebelah kananku.

Seorang cowok berkacamata dan sangat terasa kalau tinggi badannya agak membuatku merasa pendek meskipun badanku agak tinggi untuk ukuran perempuan. Aku menoleh padanya.

Ya ampun ini Ale! Seketika keringat mengucur dari pelipisku. Entah kenapa aku bisa berkeringat padahal disini tidak panas. Kali ini dia tidak memakai sweatshirt. Jadi aku masih bisa melihat lengannya yang cukup terbentuk dibalik kemeja seragam. Sialnya aku malah jadi membayangkan Ale memakai baju sleeveless atau bahkan shirtless sekalian! Tampaknya dia kesini sendirian. Aku juga sedang sendirian.

Aku meliriknya diam-diam. Aku tidak mengenal Ale samasekali, padahal hampir semua teman-temannya sudah aku kenal karena mereka suka menyapaku lewat chat di LINE. Mereka akrab juga dengan Rico, jadi aku sudah cukup kenal.

Hanya Ale yang tidak pernah mengajakku chat, mendekatiku saja tidak. Menanyakan aku ke Rico juga tidak. Rico hampir selalu mengajakku dan Lala serta beberapa temanku yang lain kalau dia ingin pergi bersama gerombolan teman-teman Ale. Tapi entah kenapa setiap aku ikut Ale tidak bisa ikut. Giliran aku yang tidak bisa ikut, Ale ikut.

Toi et MoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang