3.

4.1K 161 4
                                    

Ale's POV

Hmm, boleh juga nih cewek! Hahaha. Ya, tahu sih gue selama ini dia sering muncul-muncul di iklan atau di majalah. Tapi gak nyangka aja pas bantuin Om Rudi ketemunya sama Tia. Tapi gue agak parno untuk kenal sama cewek tipe-tipe kayak Tia karena mantan gue yang terakhir punya latar kehidupan yang hampir sama dengan Tia, dan dia cukup membuat gue lelah. Kayaknya yang selama ini kelihatannya biasa aja sama Tia cuma gue kalau dibanding sama cowok lain di angkatan. Setelah gue kembali dari sekolah, gue cari Instagram-nya, dan gue pencet tombol follow tanpa basa-basi. Baru deh gue scroll down ngeliat semua foto-fotonya.

Karena gue cowok normal, ya jelas gue terpesona. Tia kan di sekolah bajunya ngebosenin. Cuma seragam putih putih, putih abu-abu, pramuka, batik sekolah, dan setelan baju olahraga. Sementara di Instagram dia foto pakai baju warna-warni dan beda-beda model bajunya. Ternyata makin cantik kalau gak pake seragam hahaha.

Seketika gue jadi keinget foto-foto hasil pemotretan waktu itu. Foto-fotonya ada di laptop gue dipindah sama Om Rudi kesitu dan kayaknya belum dihapus. Gue langsung ambil laptop gue dan ternyata...fotonya emang masih ada.

Foto-foto Tia dengan sleeveless dress merah polos selutut ada dihadapan gue sekarang. Jadi agak nyesel jutek sama dia waktu di mobil.

***

Aku mengecek notification Instagram yang baru saja masuk beberapa menit lalu.

"alebonaparte started following you."

Ale?!

Hahaha padahal baru saja aku men-stalk akunnya. Berarti dia juga baru saja men-stalk aku dong? Tapi belum tentu sih, siapa tahu dia cuma membuka untuk memencet follow tanpa stalking.

Aku baru sadar ada link sebuah blog di Instagram Ale. Aku membukanya. Blog berisi foto-foto hasil jepret Ale. Pantai, gunung, ada juga makanan dan sekumpulan foto-foto candid serta ada juga foto dimana yang menjadi modelnya adalah teman-teman Ale.

Aku sendiri sebetulnya cukup senang fotografi, tapi pada akhirnya aku yang lebih sering dijadikan model untuk difoto oleh fotografer.

Mungkin fotografer yang blog-nya sedang kubuka ini bisa memotretku lagi lain kali.

Entah kenapa, lama-lama selalu saja aku dipertemukan Ale dengan tidak sengaja. Sekarang aku hampir setiap hari bertemu Ale di kantin, meskipun jajanan yang aku beli berbeda-beda tetap saja aku pasti akan selalu bertemu dia.

Aku mulai menemukan sisi menyenangkan Ale sekarang. Ternyata dia sebetulnya memang baik sih, aku saja yang merasa tersinggung karena disamakan dengan Thasya.

Ale mengajakku...ke rumahnya saat aku baru selesai photoshoot di Kemang. Rumah Ale di daerah Pondok Labu. Rumah bernuansa minimalis yang sangat nyaman untuk ditempati, cukup luas apalagi halaman belakangnya.

Memasuki ruang tengah yang sejuk, seekor Siberian Husky berlari menghampiri Ale sambil mengibaskan ekornya dan terlihat gembira melihat tuannya sudah pulang.

"Lo punya Hushky? Wow, lucu banget!  Gue selalu pingin punya Hushky tapi kata nyokap terlalu gede." Hushky milik Ale ini kalau dilihat mirip seperti tuannya. Badannya tinggi dan wajahnya terlihat angkuh.

"Iya ini Hushky gue namanya Fred." sahut Ale yang sedang bercengkrama dengan Fred seperti bertahun-tahun tidak bertemu.

"Halo Fred!" aku mengelus kepalanya pelan.

"Woof!" Fred beralih kepadaku dan mengangkat kaki kanan depannya untuk menjabat tanganku. Lucu sekali.

Kemudian aku melihat seseorang menuruni tangga. Rambutnya panjang lurus berwarna coklat, memakai t-shirt biru polos dan shorts warna khaki. Mungkin ini kakaknya.

Toi et MoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang