12.

2.1K 79 0
                                    

Ale's POV

Kemana Tia? Gue tanya di LINE dia minta langsung ketemu di McD. Tapi gak muncul-muncul. Gak biasanya Tia ngaret. Dia bukan tipikal orang ngaret, sengaret apapun dia paling cuma beberapa menit. Gue udah setengah jam lebih nunggu, tapi gak ada tanda-tanda kemunculan Tia. Chat gak dibalas, telepon gak diangkat. Gue tanya ke Monika bilangnya tadi udah jalan kesini. Kenapa ya dia? Kalau gak mau ketemu sekarang dia pasti bilang.

Gue akhirnya memutuskan buat kembali ke sekolah. Nyari Tia. Sebetulnya kemarin gue udah bilang mau nungguin dia aja sampai dia selesai di kelas, tapi dia ngotot nggak mau. Dia bilangnya kelas dia keluar agak lama karena mau praktek di laboratorium. Emang sih jadwal dia Biologi jam terakhir. Tapi gue tanya Monika, kelasnya bubar 15 menit setelah bel, sekitar jam 3.15 dan sekarang udah jam 4.

Gue ngeliat Monika, Lala, Jazlyn, Rico, Gio, Andre, Tando dan temen-temen gue  lainnya yang masih ngumpul di satu meja panjang di kantin dan hasilnya gak ada Tia.

"Tia mana sih?" tanya gue gak sabar.

"Daritadi kan dia udah jalan, Le." jawab Lala.

"Telepon deh!" seru Andre.

"Gak bisa Ndre daritadi. Gue telepon gak diangkat terus."

"Duh kemana ya dia...masa gak sampe-sampe." Jazlyn menggigit-gigit bibir dengan cemas.

"Tanyain ke grup angkatan deh tuh ada gak yang liat Tia." saran Ardi.

Gue akhirnya ngikutin saran Ardi dan supaya gak dicuekin Tando dan lainnya bantu ngeramein. Tapi hasilnya nol.

"Nggak liat Aleee"

"Tadi liat di kantin doang Le..."

"Tadi gue liat dia keluar lab terus keatas gak tau deh udah pulang atau belum."

Semua yang respon bilang nggak liat.

"Terus dia kemana dong...gue kok jadi takut ya..." ujar Lala pelan.

"Ssst udah ah gak usah mikir aneh-aneh. Tenang tenang." Monika menenangkan Lala.

Semua kebingungan dan gak tahu samasekali harus nyari Tia kemana lagi. Gue melamun dan baru inget tadi tiba-tiba guru piket kasih amplop buat gue. Ditanya dari siapa, gurunya bilang dari saudara gue. Amplopnya belum gue buka, gue baru inget.

Gue mengeluarkan sebuah amplop dari tas. Setelah gue buka, gue kaget. Dijamin yang nitipin amplop ini gak ada hubungan saudara sama gue samasekali. Lembaran foto-foto Tia dan gue dicoret-coret pakai tinta merah, sebagian ada yang dirobek dibagian kepala Tia. Jelas orang ini gak suka banget sama Tia. Dan maksud foto yang dirobek dibagian kepala...mungkin dia mau memusnahkan Tia?

"What the actual f is that?" Jazlyn mengerenyitkan dahinya.

"Gak tahu. Ada pengirim misterius nitipin in ke guru piket buat gue. Isinya foto-foto gue berdua Tia dicoret tinta merah dan bagian kepala Tia dirobek."

Jazlyn menarik isi amplop itu dari tangan gue.

"Orang gila yang ngirim!" gerutunya.

Handphone gue bergetar. Ada email masuk. Alamat email gak gue kenal, dia pakai nama samaran kayaknya. Raze Sanathya. Siapa itu Raze Sanathya?

Isi email-nya membuat gue menyumpahi siapapun pengirimnya.

"JANGAN BERHARAP LO BAKAL KETEMU CEWEK CANTIK TERSAYANG LO INI LAGI DALAM KEADAAN HIDUP DAN CANTIK SEPERTI BIASANYA YANG LO LIHAT. GUE TIDAK MAIN MAIN, ALESSANDRO. KALAU LO SAYANG DIA SEHARUSNYA LO GAK BERDIAM DIRI DI TEMPAT LO SEKARANG. BERGERAK ATAU LO AKAN  MERELAKAN TIA TERSAYANG LO INI GUE MAINKAN SETIDAKNYA SATU MALAM SEBELUM AKHIRNYA DIA GUE HABISI."

Toi et MoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang