22.

1.5K 75 0
                                    

"UWEEEW!"

Aku sendiri rasanya ingin ikut berteriak "UWEEEW!" bersama XII IPS 3.

UWEEEW.

Nadine melangkahkan kaki kearah bangku belakang, di samping bangku Ale yang kosong.

Ale menatapku. Tapi aku tidak mau melihat kearahnya. Gerombolan Ale berusaha menghiburku dan beberapa murid perempuan yang duduk di depan tersenyum padaku.

Nadine menatap Ale dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan. Tapi aku bisa menangkap kalau matanya berbinar menatap teman sebangkunya ini.

Aku melangkah keluar dengan hati pilu. Apa saja yang akan dilakukan mereka? Ale mungkin tidak akan berjalan ke kelasku minta diajarkan Matematika lagi. Ale juga tidak akan mengajakku berjalan-jalan ke tempat-tempat yang bagus untuk objek foto. Karena sekarang ada Nadine.

"Lo kenapa dipanggil sama Bu Arin?" tanya Monika saat aku kembali masuk kelas.

"Gak apa-apa. Cuma disuruh nganter murid baru."

"Nganter.....Nadine?" tanya Monika.

"Iya." jawabku singkat.

"Hah? Beneran?"

"Iya. Dia kelas 12, nggak mundur setahun. Di IPS 3, dan ya...gitu."

"Kenapa?"

"Sebangku Mon...sama...Ale."

"Hah beneran?!"

Rico dan lainnya juga menanyakan hal sama.

Ale's POV

Rese juga nih guru. Nadine disuruh duduknya sama gue. Yang nganter Tia pula. Gue biasa aja sih sama Nadine, tapi kenapa ya, harus gue? Bu Irma tau kan, gue pemalas dan hal-hal kurang bagus lainnya nempel sama gue, Nadine anak baru, baru balik lagi ke Jakarta, ada juga dia yang kayak gue nantinya.

"Hai Ale."

"Iya hai Nadine."

Tia aja udah buang muka tadi waktu gue liat ke dia. Kayak dulu lagi mungkin.

Gue dengan malas nyamper meja Bianca pas jam istirahat, asli gue enggan berinteraksi sama dia. Bianca pernah ngaku-ngaku dimodusin gue dan jangan salah, dia pernah cari gara-gara juga sama Tia. Padahal Tia kenal banget juga nggak, diusik. Bianca terlalu senang untuk cari sensasi sama cari muka sampai lupa untuk jadi orang baik.

"Bi, lo duduk sama Nadine ya."

"Kan Bu Irma nyuruh dia sama lo."

"Pokoknya dia duduk sama lo. Besok ajakin aja ya."

"Ya emang kenapa?"

"Gak apa-apa...males duduk sama cewek. Gak usah bilang sama dia gue yang nyuruh lo."

Masih hari pertama belum ngapa-ngapain dan pulangnya cepet. Jam setengah 12 udah selesai.

"Le lunch yuk." ajak Nadine.

"Sorry nggak bisa." gue belum ketemu Tia daritadi baru nanyain di chat. Dia mau latihan cheers minta ditungguin. Asik ada yang minta ditungguin.

"Kenapa?"

"Nungguin Tia latihan cheers." biar dia seenggaknya agak mikir.

"Yang tadi nganter gue? Anak cheers dia?"

"Iya." gue langsung tinggalin Nadine dan pergi ke bawah.

"Aleee!" panggil seseorang dari belakang gue. Siapa lagi kalo bukan Tia.

"Selesai jam berapa?" tanya gue.

"Bentar kok, jam 1 kayaknya udahan. Tungguin ya? Abis ini ke McD. Oke?"

Toi et MoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang