19.

1.7K 77 2
                                    

Minggu ini ada UAS, jadi aku tidak sering bersama dengan Ale. Bahkan di jam istirahat aku memakan bekal sambil membahas soal dengan teman-teman sekelas. Tapi waktu UAS Matematika wajib, Ale muncul di depan ruanganku, dengan buku Matematika yang sudah lecek (karena terdesak buku lain di tas, bukan karena sering dipakai belajar) dan pensil di tangan.

"Ajarin ya. Turunan sama yang diubah-ubah."

"Apaan diubah-ubah? Turunan juga diubah-ubah."

"Yang ada y=x, terus dilatasi. Gak pernah baca judul materinya."

"Transformasi Geometri. Gak pernah belajar ya pasti, judul materinya aja masa nggak tahu."

Ale bungkam ketika aku menjelaskan transformasi dari translasi sampai dilatasi karena lebih banyak soal dengan materi itu. Jarang-jarang Ale bisa diam, tidak sibuk membuka Snapchat, merapikan jambul berulang kali yang padahal tidak berantakan, membuat bercandaan receh, dan bahkan tidur.

"Belajar apa belajar nih." Monika dan Lala yang masih dengan tas mereka tertawa melihat Ale dan aku didepan kelas.

Bel masuk sudah berbunyi, Ale langsung berlari ke ruangannya.

"Tons of luck." ujarnya pelan.

UAS selesai jam 11, tapi aku minta supirku sudah di sekolah 15 menit sebelumnya karena aku malas menunggu. Dia sudah balik dari kampung, jadi "ojek" ku yang berjaket topman itu tidak lagi mengantarku pulang.

Sampai di rumah aku tidur sebentar baru belajar pelajaran untuk persiapan UAS besok.

Sorenya setelah mandi, aku menemukan Kak Adnan sedang di ruang makan memasukkan es batu ke dalam mug yang sudah diisi Nestea.

"Kok cepet banget pulangnya sih lo." ujar Kak Adnan.

"Ngapain lama-lama di sekolah lagi UAS. Mending cepet pulang biar cepet belajar."

"Uuu ambisnya."

"Lo mukanya kenapa seneng banget kak?"

"Gue mau ngasih tau tapi gue harap lo nggak marah atau berpikir aneh-aneh. Janji?"

"Iya udah. Apaan?"

"Gue deketin Lala."

"HAH LALA? BERCANDA LO?" aku hampir membuat mug ungu berisi Nestea yang baru saja kubuat jatuh ke lantai.

"Kapan deketinnya kok gue nggak tahu!"

"Udah janjian sama Lala buat nggak bilang sama lo. Baru kok deketinnya. Lo aja nggak pernah sadar kalo malming gue suka pergi-pergi itu sebetulnya sama Lala."

"Kata lo yang cakep Jazlyn, kok labil!"

"Gue ketuker Lala sama Jazlyn. Kan gue bukan temennya, wajar ketuker."

"Dih gimana sih! Yaudah ceritain, kapan deket?"

"Lala tuh, tetangganya temen gue, namanya Maura. Nggak sebelahan persis, tapi dia itu sering main sama temen gue ini. Nggak dapetin dia, dapetnya malah Lala. Hehehe."

"Lah awalnya gara-gara lo naksir temen lo terus ketemu Lala?"

"Maura lagi deket sama cowok, terus gue kecewa tapi ya udah mau diapain lagi. Cowok teknik yang deketin ya minder lah gue langsung. Hahaha. Tapi waktu Maura ultah dia ngundang beberapa temennya, ketemu lah gue sama Lala yang gue tuker sama Jazlyn. Yang malu-maluinnya lagi gue manggil dia Jazlyn. Entah Lala lemot apa gimana, dia ternyata nggak sadar gue kakak lo."

"Ya namanya juga Lala. Lagian kalo dia main jarang ketemu lo jadi dia emang gak begitu hafal sama muka lo."

Tiana Tahlia Saphira: La lo lagi deket sama kakak gue ya? Anjir gue ketinggalan berita banget

Toi et MoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang