Penulis: Wiwi Ramadani
eps 2: 6/06/2023****
Bella, gadis dengan rambut panjang diikat itu memakan roti panggang buatan bibi Yaya selaku Art dirumahnya. Bicara soal Mama dan Papa, mereka sudah bercerai dan sudah memiliki pasangan masing-masing.
Hak asuh Bella jatuh ketangan sang Papa. Istri baru Papanya adalah wanita yang hanya menyukai harta dan warisan. Itulah opini Bella setelah tinggal sekitar 5 bulan bersama istri baru Papanya.
"Bi, Papa mana?" tanya Bella kepada Bi Yaya.
"Gatau Non, pagi-pagi sudah pergi sama nyonya."
"Cih, nyonya apaan. Nyonya jelek!" Bella mengunyah kasar rotinya merasa jengkel dengan Papanya karna sejak punya istri baru dia melupakan tanggung jawabnya sebagai orangtua yang mempunyai seorang putri yang butuh suport system.
Bibi Yaya hanya tersenyum menanggapi seolah sudah biasa mendengar Bella mengumpati istri baru atasannya.
****
"CACA! CACA!"
Caca yang dipanggil dengan keras pun berlari kearah Bella. "Apaan?"
"Gue udah tau nama crush gueeee Ca! Gilaa! Gue seneng bangett!" Bella memeluk tubuh Caca erat.
Caca mendorong Bella saat merasa kehabisan nafas. "Iya-iya! Selamat."
"Gue mau nangis Caa! Tadi gue baku tatap sama dia Aaaaaaaaaaa..!! Gue salting!" Bella kembali memeluk Caca saking senangnya.
"Bel, cukup, Bel. Lo tau namanya aja udah seneng, giliran ketemu di lorong kayak benci banget gak mau liatin dia."
"Gue salting tau kalo liat dia! Peka dikit kek lo!" Bella tak bisa berhenti tersenyum.
"Namanya siapa?"
"Leonardo Agrapati."
****
Kini Bella berdiri didepan gerbang sekolah menunggu taxi untuk ia lewati pulang. Namun sudah 2 jam menunggu sepertinya taxi enggan untuk sekedar lewat.
Bella mengerutu memandang ponsel yang menampilkan nomor Papanya. "Ini orang bisa nggak sih disebut Papa? Tolol banget di telpon gak di jawab sama sekali!"
Asik-asiknya menyumpah serapahi Papanya, Bella mendengar suara motor baru saja keluar dari gerbang sekolah. Gadis itu hanya berdiri diam menatap si pengendera motor itu melesat jauh membelah jalan.
"Leo.. ganteng banget kalo lagi pakai helm," gumamnya kagum dengan sosok itu. "Tapi lebih ganteng kok kalau gak pake helm!"
Bella menyengir membayangkan Leo yang tadi sempat bertatapan dengannya. Tidak lama tapi mampu membuat hati Bella menghangat.
Ponselnya berdering. Bella segera mengangkatnya. "Pa, bisa jempun Bella nggak?" ucapnya to the point setelah tau siapa yang menelponnya.
"Maaf ya sayang, Papa lagi di kantor-"
"Yaudah kenapa nelpon?" ketus Bella.
"Papa bilang sama Pak Henri buat jemput kamu ya?"
"Hm."
"Jangan kemana-mana, tunggu Pak Henri."
"Oke."
Bella menutup ponsel sepihak kemudian berjalan ke halte untuk menunggu Pak Henri-sopir pribadi Papanya.
Sambil menunggu Bella bermain game di ponselnya untuk menghilangkan kebosanan menunggu. Menunggu adalah hal yang paling dibenci oleh Bella. Tapi apa boleh buat, toh dia sudah menunggu 2 jam lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [END]
Genç KurguFollow untuk membacanya!! ❝Jika pada umumnya rumah adalah tempat yang nyaman penuh cinta dan kasih, beda halnya dengan rumahku yang menjadi tempat perusak mental dan sumber kesedihan.❞ -Bella Athanasia. ❝Cobalah sekali lagi, kali ini bersamaku.❞ -Le...