Penulis: Wiwi Ramadani
eps 19: 15/06/2023****
Bella menolak untuk ke sekolah karna merasa tidak enak badan. Sudah 5 hari dirinya tidak keluar rumah. Dan selama itu juga Jessica mengganggunya, mulai dari mengadukannya ke Arham tentang apa yang tidak ia perbuat dan berakhir dirinya dihukum habis-habisan hingga menimbulkan beberapa lebam di sekujur tubuhnya, menuduhnya yang tidak-tidak, dan masih banyak lagi. Bella tidak akan pernah melupakan sifat hina itu. Tidak akan pernah.
Bahkan Papanya kini seperti boneka yang dengan gampang di kendalikan. Dan mungkin. Dirumah sebesar itu hanya Bella, Bi Yaya, dan Pak Geri si penjaga gerbang yang masih waras.
"Apa lagi, pa..?" Bella menatap Arham yang menatapnya nyalang.
"Kenapa kamu tidak ke sekolah?" tanyanya dengan dingin.
"Saya kira anda sudah tau alasannya." Bella menjawabnya dengan nada sinis. Karna Arham lah dia tidak kesekolah gara-gara luka di tubuhnya.
"Lancang sekali kau, segera bersiap dan kesekolah!"
"Gak mau!"
"Sehari lagi kau tidak kesekolah, Papa akan mengurungmu lagi, tanpa makan dan minum. Ingat itu." kata Arham sebelum keluar dari kamarnya.
"Sinting!"
****
Dan ya, Bella menginjakkan kakinya lagi di area sekolah. Dia memilih zona nyaman dan menuruti kemauan Papanya dari pada dikurung tanpa makan dan minum. Dia tidak mau mati muda. Padahal justru itu, keadaan rumah yang menginginkan mati secepatnya.
Gadis itu melangkah memasuki kelas dan berjalan kearah bangkunya dimana di sebelahnya sudah ada Caca yang duduk sembari menatapnya.
Belum sempat duduk, seorang gadis mendahuluinya. Bella mengerutkan keningnya. Siapa dia. "Ini tempat gue." katanya
Gadis itu mendongak dengan polos. "Ah apakah benar? Maaf aku murid pindahan dan guru menyuruhku duduk di sini.."
"Tapi ini tempat gue." ucapnya telak.
Saat murid baru itu hendak beranjak, Caca menahannya dan berkata. "Tetap disini." nadanya dingin.
Bella mengatupkan bibirnya, "Ca. Ini tempat gue."
"Sorry, lo cari tempat lain aja." dan itulah yang dikatakan Caca sebelum mengalihkan pandangannya kearah lain. Enggan menatap Bella.
"Lo kenapa sih, Ca?" tanya Bella dengan emosi. Gadis itu tak habis pikir dengan sikap Caca. "Kalo lo marah karna sikap gue kemarin, maaf! gue gak bermaksud buat kayak gitu ke Nabila!"
Caca menarik tangan sang murid baru kemudian mengajaknya ke kantin bersama. "Fira, ayo ke kantin."
"A-ah i-iya.."
Bella mengepalkan tangannya emosi. Gadis itu melempar tasnya ke bangku kosong pojok kelas dan berlari keluar dengan mata memanas. Tidak pernah menyangka satu-satunya orang yang dianggap tak akan pernah menjauhinya malah berakhir seperti ini. Sakit sekali rasanya.
Tujuan Bella kini adalah rooftop. Tempat yang dari dulu ia jadikan sebagai tempat pelarian disaat dirinya sedih.
Angin langsung menerbangkan rambutnya, bekas cekikan di lehernya terlihat. Gadis itu mendongak tidak membiarkan air matanya jatuh begitu saja.
"Gue gak boleh cengeng kayak gini.. gue gak mau nangisin pembohong!" teriak Bella dengan parau.
"Pokoknya kita berdua gak boleh saling benci, kalau ada masalah selesaikan baik-baik. Dan kita harus saling percaya, janji?" tanya Caca menunjukkan kelingkingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [END]
Teen FictionFollow untuk membacanya!! ❝Jika pada umumnya rumah adalah tempat yang nyaman penuh cinta dan kasih, beda halnya dengan rumahku yang menjadi tempat perusak mental dan sumber kesedihan.❞ -Bella Athanasia. ❝Cobalah sekali lagi, kali ini bersamaku.❞ -Le...