Penulis: Wiwi Ramadani
eps 8: 8/06/2023***
Bella baru menyadari, ternyata hari ini adalah party keberhasilan Papanya menang tender. Bella menatap sekeliling rumahnya yang banyak sekali petugas yang mendekor rumah setelah dirinya baru saja pulang dari sekolah.
"Bi, Papa kemana?" tanya Bella duduk di kursi bar di dapur.
"Kurang tau, Non. Terakhir Bibi liat tuan lagi perintahin akang-akang dekor buat masang dokerasinya." jelas Bi Yaya meletakkan sepiring nasi goreng kesukaan Bella.
"Makasih, Bi." Bella tersenyum tipis kemudian memakan nasi goreng buatan Bi Yaya.
"Non Bella kok sorean pulangnya?" tanya Bi Yaya, karna biasanya Bella tak pulang sesore ini jam 6.
Bella mengedikkan bahunya. "Ada sedikit masalah, Bi." gadis itu kembali mengingat kejadian yang hampir membuatnya dilecehkam oleh anak siswa laki-laki disekolahnya.
***
Suara meriah dari lantai dasar rumahnya membuat gadis itu sedikit terusik dalam tidurnya. Bella, gadis itu bangun dengan perasaan kesal. Apa aja sih yang dilakukan oleh orang dibawah sehingga seberisik ini?! Pikirnya kemudian berjalan dan mengintip melalui ventilasi kamar.
"Ramai sekali," gumam Bella.
Sial, kenapa perutnya tiba-tiba lapar di saat kondisinya seperti ini. Gak mungkin kan dia turun dengan penampilan kucel kayak gini?
Bella berlari kedalam kamar mandi untuk memperbaiki penampilannya. Gadis itu memilih dress yang tidak begitu mewah dan mengenakannya. Dengan sedikit polesan bedak dan juga lipstik menambah kesan elegan dalam dirinya.
Bella berjalan menuruni tangga dengan pasti. Semua pandangan sontak mengarah ke dirinya. Gadis itu berjalan dengan percaya diri ke meja yang banyak makananya.
Salah satu rekan Papanya berkata. "Apakah itu anakmu Arham?" tanyanya kepada Papa Bella-Arham Sandiano.
"Iya" jawab singkat Arham menatap Bella yang asik dengan makananya.
"Dia sangat cantik, lebih cantik dari anak tirimu." rekan Arham yang bernama Aditama itu merangkul Arham.
Sialnya, kalimat itu terdengar sampai telinga Jessica-ibu tiri Bella.
Wanita itu menatap Bella dengan tajam. Bella pun menatapnya tak kalah tajam. Jessica mengalihkan pandangannya dengan senyum yang tak bisa diartikan.
"Anak tiriku tidak untuk di bandingkan, Aditama." Arham sedikit kesal dengan kalimat yang baru saja dikatakan sahabatnya itu.
Aditama sedikit terkejut dengan ucapan Arham. "Oh ya? Tidakkah kalimat mu terbalik sobat?"
Arham menggeleng. "Aku tidak pernah meralat ucapanku."
***
Bella mengabaikan semua pandangan yang mengarah ke dirinya. Gadis itu hanya fokus terhadap makanan yang ada di meja. Rugi rasanya jika dia tidak mencicipi satu persatu makanan yang tersaji.
"Wih wih, Hai Bella. Long time no see?" Bella menoleh saat suara itu memasuki indra pendengarannya. Rernyata itu Ririn.
Tidak hanya Ririn yang ada disana. Ada Nabila dan Yolanda yang ikut andil disana. Bella hampir saja mengumpat jika saja Papanya tak melihatnya.
"Apa?" tanya Bella tak berminat.
"Sambut kita dong, kita kan tamu undangan disini." kata Yolanda angkuh.
"Dih, ogah." Bella menatap mereka rendah. "Ternyata kalian udah satu komplotan ya? Cocok sih hahaha, sama-sama suka ngurusin orang lain."
"Jaga ucapan lo." Yolanda menatap sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M YOURS [END]
Teen FictionFollow untuk membacanya!! ❝Jika pada umumnya rumah adalah tempat yang nyaman penuh cinta dan kasih, beda halnya dengan rumahku yang menjadi tempat perusak mental dan sumber kesedihan.❞ -Bella Athanasia. ❝Cobalah sekali lagi, kali ini bersamaku.❞ -Le...