eps 23

517 33 3
                                    

Penulis: Wiwi Ramadani
eps 23: 16/06/2023

***

Kini Bella sudah dapat melakukan kegiatan ringan seperti duduk, berjalan, bahkan makan sendiri. 1 tahun bukanlah waktu yang sebentar, selama itulah Bella melewati masa kritisnya dengan ditemani Mama dan Kakaknya.

Gadis itu duduk di kasurnya seraya menonton animasi di televisi yang memang dikhususkan untuk ruangan VIP di rumahsakit yang ia tempati selama ini.

Arlan masuk dengan membawa buah-buahan kesukaan Bella. "Gimana kabarnya?" tanya cowok itu dengan hangat.

"Baik, kak."

Walau sudah lumayan lama bersama Arlan. Namun bahasa gadis itu masih sangat formal. Arlan pun tak mempermasalahkannya selagi dia mencoba beberapa pendekatan dengan adiknya itu seperti menyuapinya, menanyainya jika sakit, mengusap tambutnya lembut. Itu semua Arlan lakukan untuk Bella.

"Kak.." panggilnya.

"Hm? Apa sweethear?" Arlan menatapnya dengan manis.

"Boleh nggak aku manggilnya abang aja?" tanya Bella dengan meremas tangannya.

Arlan tersenyum lebar dan segera mengangguk. "Why no? Coba panggil abang?"

"Bang Arlan!"

"Sekali lagi?"

"ABANG!" teriak Bella.

Arlan sampai berkaca-kaca, kalau begini Bella sudah mempercayainya. Cowok itu menepuk kepala Bella. "Anak pintar."

Bella bernafas lega sembari tersenyum menatap Arlan. Namun tak bertahan lama gadis itu kembali murung. Arlan pun menyadarinya kemudian bertanya. "Kenapa? Ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Iya, Bella mau kembali ke jakarta." cicitnya.

Arlan langsung diam. "Ada apa disana? disana hanya neraka untukmu, Bella."

Bella menggeleng kuat. "Ayo kembali, aku, bang Arlan, sama Mama.."

Arlan menatap adiknya sendu. "Kamu merindukan seseorang?"

Bella menggigit bibirnya kemudian mengangguk. "Iya!"

"Sahabatmu?" tanya Arlan dingin.

"Iya, termasuk dia juga.."

"Mengapa harus stres memikirkan seseorang yang bahkan tidak bertanya apakah kamu baik-baik saja." Arlan menatapnya sayu walau nada dingin di kalimatnya sulit tersamarkan.

Bella meremas selimutnya, matanya berkaca-kaca. Hatinya sakit jika mengingat Caca yang menjauhinya karna alasan sepele. Hatinya sakit, jujur saja ia bahkan tak pernah sekalipun membenci sahabatnya itu.

"Lupakan dia." kata Arhan menggenggam tangan adiknya. "Kumohon."

Bella menggeleng kuat. "Aku sudah berusaha untuk lupa, tapi semesta selalu saja punya cara untuk membuatku mengingatnya kembali secara tiba-tiba."

Arlan bahkan tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa terdiam.

"Maaf.."

"Mulai sekarang belajar nerima keadaan, gak boleh egois. Karna emang ada beberapa hal yang gabisa dipaksakan."

Bella menunduk. Ia merasakan usapan lembut yang menyapu rambutnya. Ia kembali mendongak menatap kakaknya.

"Sembuh dulu."

"Apa maksudnya?"

Arlan tersenyum. "Katanya mau ketemu seseorang, gak mungkin kan ketemu dia dalam keadaan sakit?"

I'M YOURS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang