HOME 6

587 58 6
                                    

SELAMAT HARI SELASA

MENJADI LEBIH BAIK ADALAH KEWAJIBAN.

APA PUN BAGIAN KITA,  TERUSLAH KERJAKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DAN DENGAN GEMBIRA.

JANGAN LUPA VOTE DAN KASIH KOMENTAR YAAA.. 😘😘😘😘

SELAMAT  MEMBACA

LUV 💜OCTOIMMEE

......

SEBELUMNYA

Tama mengangguk" Ya, ada tiga ekor anak burung didalam sarang itu..."

Wajah Alana terlihat takjub" Waah..ada tiga ya...coba aku bisa lihat tadi..." Serunya antusias.

Tama merasa menyesal tak sempat menunjukkan anak-anak burung tadi pada Alana
"Maaf tadi tidak menunjukkan pada kamu..."

"Eh, nggak apa-apa, ntar malah merepotkan Mas Tama harus naik turun, tadi aja aku khawatir banget mas Tama jatuh..." Sahut Alana cepat,mereka kini kembali berjalan.

Dan langkah Tama terasa melayang ketika mendengar Alana mengkhawatirkan dirinya.  Berbeda rasanya saat seseorang yang sejak lama di puja memberikan perhatian . Meskipun itu terlihat sepele,  tapi terasa luar biasa.

Entah mengapa itu membuat Tama semakin yakin untuk tidak lagi menutupi perasaannya.  Maka sebelum keberaniannya hilang  saat mereka melewati sebuah jembatan kecil yang dibuat di atas sungai kecil Tama berhenti.

"Alana...."  Tama menyeru nama Alana dengan segenap hatinya,  dan efeknya luar biasa. Ia bisa melihat Alana tertegun dan dirinya semakin terpesona melihat siluet Alana dibawah langt malam.

Tama berhenti,  dan Alana ikut berhenti dan seperti sudah bersepakat, mereka berdua kini saling berhadapan dan saling menatap satu sama lain.

Tama memuja wajah ayu yang kini menatapnya dengan tanya,  mata itu indah,  berpendar seperti bintang .  Dan Tama tahu ia harus bicara sekarang

"Saya minta maaf..."

========================

FLASH BACK,  A FEW YEARS BEFORE..

 (TAMA MET GERALD FOR THE FIRST TIME)

.

Pemuda didepannya terlihat sangat senang. Mungkin ada ratusan kali pemuda itu mengucapkan terima kasih padanya karena mau menerimanya tinggal di apartemennya.

Padahal bagi Tama hanya kebetulan saja ada kamar kosong yang bisa ditempati.

Namanya Gerald, mahasiswa Indonesia yang tengah mengambil kuliah master. Dia terlihat seorang pemuda baik-baik, cara bicara dan penampilannya yang rapi dan mengikuti trend, cukup membuat Tama merasa tidak masalah untuk berbagi apartemen dengannya. Apalagi yang merekomendasikan Gerald adalah ketua ikatan mahasiswa asal Indonesia, Benny yang cukup akrab dengan Tama.

Tama menunjukkan kamar yang bisa ditempati Gerald. Sambil menjelaskan jika kamar itu mungkin perlu sedikit dibersihkan, karena sudah dua minggu kamar itu kosong. Penghuni sebelumnya juga orang Indonesia yang sudah selesai menyelesaikan tugas belajarnya.

"Kamu boleh masak disini, bahan-bahan bisa dibeli di supermarket dibawah. Dekat kampus kamu juga ada. Di kulkas saya sudah stok beberapa bahan, kamu boleh pakai, saya tidak keberatan.."

"Terima kasih Mas Pra" Sahut Gerald sopan.

"Kamu bisa pegang satu kunci, kita bebas pergi dan pulang kapan saja. Tapi tetap memberi kabar, oh ya kita sebaiknya saling tahu nomer telepon.."

PULANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang