HOME 5

712 68 9
                                    


Penting dong baca notes nya Author,  jangan di lewatkan yaaa...

Ini urutan ceritanya yang benar ya teman-teman

Aku ulang posting lagi


Btw apa kabar hari ini? 😊

Semoga semua tetap semangat ya

Hadapi semua dengan berani

Pelan-pelan saja,

Karena lebih baik begitu dari pada berhenti sama sekali 

😘


Selamat membaca

Luv💜 Octoimme


SEBELUMNYA

=================


Tama menggelengkan kepalanya.

Gerald mengangguk.

Tama kembali menggelengkan kepalanya.

Gerald mengangguk lebih kuat

Diraihnya ponsel nya membuka file yang dikirim Liza bagian HRD. Lalu ia menunjukkan sesuatu pada Tama.

"Lo pikir, ngapain dia jauh-jauh masukin lamaran disini? Sementara dia punya Cafe yang cabangnya cukup banyak?" Gerald tersenyum jahat bagai tokoh antagonis.

Tama mengusap wajahnya.

Nama ini paling sering disebut Gerald ketika bercerita tentang Alana.

Dan keluarga Alana juga dekat dengan pria itu.

"Jangan ketikung ya Mas.."
Gerald menepuk bahu Tama dan keluar dari ruangan dengan suara tawa yang tidak ia tahan.

Meninggalkan Tama yang resah.


=========================

...

Tama gugup melihat Alana yang sedang berjalan ke arahnya.

Ia yakin Alana tidak menyadari keberadaannya.

Gadis itu  tiba-tiba berhenti dibawah sebuah pohon dan kemudian berjongkok, entah apa yang menyebabkan gadis itu sampai sedemikian.

Tama ikut mengamati, kakinya tak mau bergerak, apakah ia harus maju menemui Alana, atau berbalik karena ia tahu Alana masih marah padanya.

Tiba-tiba Alana berdiri kembali entah apa yang ia bawa dalam kedua telapak tangannya.

Alana menengadahkan wajahnya, seperti mencari-cari sesuatu diatas sana. Lalu ia menoleh ke kanan dan Kekiri. Lalu menoleh ke atas pohon lagi. Tak lama Alana kembali menoleh kesekitarnya.

Kaki Tama bergerak, sepertinya Alana membutuhkan bantuan.

Tama melangkah semakin cepat dan akhirnya Alana menangkap keberadaan Tama.

"Mas...." Alana ikut berlari kearahnya, seolah tak sabar.

"Mas Tama bisa manjat pohon?"

Kini mereka berdiri berhadapan.

"Ini anak burung jatuh, kasihan..." Alana mengulurkan tangannya agar Tama bisa melihat ada apa ditangan tersebut.

Tama melihat seekor anak burung yang masih kecil sekali ditangan Alana. Lalu wajah Alana yang tampak cemas menatap anak burung yang terlihat lemah itu.

PULANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang