18

1.9K 127 0
                                        

Hari Minggu Hana berada di taman kota, ia melihat jam tangannya sudah 10 menit menunggu Reva namun dia belum datang-datang.

Hana masih tetap menunggu disana. Setelah itu ada seseorang tersenyum dibelakang Hana lalu ia membisikkan sesuatu tepat ditelinga Hana membuat si empu terkejut.

"Hai"bisik Reva lembut ditelinga Hana. Hana pun langsung memukul dada bidang Reva walaupun tidak sakit.

"Kenapa kamu kaget?" Tanya Reva terkekeh pelan.

"Gimana nggak kaget, takutnya nanti itu orang cabul" balas Hana cemberut.

"Maaf kan aku, ku kira kamu nggak kaget"

"Dan juga maaf yaa aku telat, ada urusan sebentar di rumah" ucap Reva lalu ia menggandeng tangan Hana pergi ke taman bermain.

Mereka bermain berbagai permainan disana, Hana sempat ingin naik roller coaster tetapi dilarang oleh Reva. Namun, Hana memaksa Reva untuk naik dan Reva hanya pasrah. Setelah mereka habis main roller coaster tersebut, kaki Reva tiba-tiba menjadi kaku dan gemetar ia sangat takut main itu membuat Hana tertawa melihatnya.

Hana membeli gulali kesukaannya, walaupun umurnya sudah 27 tahun tetapi tingkahnya kadang-kadang masih mirip anak SMA.

"Kamu mau??"tawar Hana.

"Nggak" jawab Reva kemudian ia mengambil gulali yang menempel di pinggir bibir Hana dan memakannya.
Tiba-tiba jantung Hana berdetak cepat, ia langsung menundukkan pandangan mukanya sudah mulai memerah malu.

Hari sudah mulai malam, mereka berdua pulang dan mengistirahatkan diri di rumah. Hana diantar oleh Reva kerumahnya menggunakan mobil milik Reva.

Beberapa Minggu kemudian, hubungan mereka semakin dekat dan akrab. Reva selalu mengajak Hana jalan-jalan bersamanya jika ada waktu. Begitu juga Hana ia telah berhasil move on dari mantan pacarnya dan tiba-tiba saja ia memendam perasaan kepada Reva walaupun Hana lebih tua daripada Reva namun Hana tidak peduli.

Reva dan Hana berada di luar tempat anak-anak bermain. Hana bermain ayunan bersama Reva, mereka berdua hanya diam tidak ada satupun diantara mereka berbicara.
Reva lalu pergi ke tempat beberapa anak bermain basket disana.

"Heii bocil boleh pinjam bola basketnya nggak??" Tanya Reva.

"Untuk apa bang?"

"Untuk dikempesin" jawab Reva asal.

"Wahh jangan dong bang nanti saya bilang ke mama Abang jahat!" ucap salah satu anak pemilik bola tersebut.

"Gua cuman bercanda bocah, pinjam sebentar saja"

"Nanti dikembalikan nggak bang bolanya?" Tanya anak itu.

"Iyaa nanti gua balikin, udah sana pergi jajan, nih duit gua kasih buat jajan" jawab Reva lalu mengeluarkan uang 100.000 kemudian ia beri kepada 3 anak tersebut.

"Widihh makasih bang, ayok teman-teman kita jajan, dan awas yaa bang kalau bolanya Abang bawa pulang" ucap anak itu lalu meninggalkan Reva.

Setelah 3 anak tersebut pergi, Reva lalu bermain basket sendirian tujuannya agar terlihat keren dihadapan Hana. Hana terkagum-kagum melihat Reva bermain sungguh lihai bahkan Hana menepuk-nepuk tangannya.

Hana kemudian menghampiri Reva, Reva terlihat sudah mulai lelah.

"Ayo kita pulang, kamu sepertinya sudah lelah" ucap Hana.

"Tunggu, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu" jawab Reva.

"Apa?" Tanya Hana penasaran.

"Kalau misalnya bola ini masuk kedalam ring, maukah kamu menjadi wanita saya?" Ucap Reva membuat Hana mukanya langsung memerah.

"Hmm, coba saja kalau masuk toh ring yaa sangat tinggi jadi mungkin nggak masuk" jawab Hana namun didalam hatinya ia berharap Reva berhasil.

Reva siap-siap memasukkan bola tersebut, dalam hitungan ketiga Reva melakukan aksinya. Bola itu tiba-tiba berputar di ujung besi ring. Reva merasa gugup takut jika bola itu jatuh, sedangkan Hana berusaha berdoa dalam hati. Dan kemudian bola tersebut berhasil masuk Reva berteriak kencang sangking senangnya.

"Sesuai janji" ucap Reva menaikkan-naikkan alisnya.

"Baiklah aku mau"ucap Hana dan Reva langsung memeluk Hana erat juga menggendong Hana seperti bridal style.

"Maluu dilihat orang turunnin" bisik Hana menyembunyikan wajahnya di dada bidang Reva.

"Nggak mau sayang" jawab Reva mengecup kening Hana, beberapa orang disana bertepuk riah dan ada juga bersiul untuk menggoda mereka berdua.

Reva kemudian menurunkan Hana dan menggandeng tangan Hana erat, tak lupa Reva mengembalikan bola tersebut kepada pemiliknya.

****

Sesampai Hana dikantor ia langsung mengerjakan pekerjaannya dengan cepat. Hana seseorang pekerjaan kantoran dengan jabatan biasa, walaupun kerjanya selalu cepat dan memuaskan namun anehnya kenapa Hana tidak naik pangkat.

Dan juga hubungan pertunangan Hana dengan Samuel berasal dari permintaan sahabat Hana yakni ibunya Bella sekaligus kakaknya Samuel. Ketika pertunangan mereka hampir dekat, Hana tiba-tiba membatalkan pertunangan itu. Hana langsung memberikan alasan kepada sahabatnya dan sahabat Hana mengganguk mengerti.

Kembali ke masa sekarang, Hana selesai mengerjakan tugasnya. Ia kemudian bersiap-siap pergi ke sekolah untuk menggoda dua buncin siapa lagi kalau bukan Samuel dan Aurel.

Ketika Hana selesai merapikan mejanya, ia dikejutkan kedatangan Reva beserta pemilik perusahaan Hana bekerja.

"Perhatikan semua, perkenalkan ini adalah anak saya Erick Revano Kenzo, ia akan menjadi penerus saya selanjutnya" ucap ayah Reva bernama Erick Agra Kenzo.

"Aduhh anaknya ganteng amat, tinggi pula seperti tipeku" ucap rekan kerja Hana yang merupakan teman Hana.

Sekarang Hana ingat nama tersebut adalah pemilik perusahaan terbesar setelah perusahaan samuel, Hana langsung mengacak-ngacak rambutnya. Bagaimana bisa ia lupa dengan hal penting ini padahal hana sudah lama bekerja disana.

"Sudah terlanjur" batin Hana pasrah.

Hana sekali-sekali melirik Reva yang lagi berbincang dengan karyawan lain. Mata mereka kemudian bertemu, Hana langsung membuang muka. Reva lalu menyuruh salah satu karyawan disana memanggil Hana.

Hana tampak binggung dan mengikuti langkah Reva. Reva kemudian berhenti dan menatap Hana.

"Ternyata kamu kerja disini" ucap Reva.

"I-iyaa" jawab Hana tegang sambil menunduk.

"Jangan takut, kita kan sudah menjadi kekasih sayang" ucap Reva menarik pinggang Hana.

"Lepassin nanti kalau ada orang lihat gimana" cemas Hana.

"Nggak ada yang lihat disini sepi jarang orang kesini" jawab Reva lalu mencium kening Hana lama, tanganya tetap memegang pinggang Hana.

"Hana ayo kita pergi kencan" bisik Reva di telinga Hana kemudian menggandeng tangan Hana erat.

Bersambung...

My Figuran Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang