17

1.7K 116 2
                                    

"broo luu Napa??" Tanya Bobby heran sudah beberapa hari ini Reva selalu bengong bahkan tidak fokus belajar apalagi main basket diam ditempat saja.

"Lu tau nggak??"

"Yaa gua nggak tau elu kan belum cerita"

"Jadi gini...." Ucap Reva.

"1 Minggu yang lalu gua ketemu sama cewek, nggak tau kenapa gua jadi mikirin dia Setiap hari bahkan sampai mimpiin dia, wajahnya selalu terbayang-bayang dikepala gua, gua kenapa bro gua nggak gila kan?" Curhat Reva mendengus nafas.

"Berarti lu suka sama dia" jawab Bobby.

"Suka?"

"Iyaa suka, jangan bilang luu belum pernah jatuh cinta" ucap Bobby terkekeh.

"Belum, tapi gimana caranya gua bisa ketemu dia lagi?"

"Gua nggak tau" jawab Bobby sambil menggeleng kepalanya.

"Misalnya lu ketemu dia langsung minta nomor hpnya biar kalian makin dekat" usul Bobby dan Reva mengangguk.

Disaat mereka berdua berbincang datanglah Mella dan dia langsung menghampiri Bobby juga Reva.

"Woiii bahas apaan tuu, gua ikut yaa siapa tau ada gosip baru" ucap Mella duduk disamping Bobby.

"Nggak ada gosip-gosip isi kepala luu gosip mulu" balas Bobby menjitak kepala Mella singkat.

"Sakitt bangsat" ucap Mella memegang kepalanya.

"Mulut mu dijaga nggak boleh ngomong kasar" ucap Bobby menarik bibir Mella.

"Bibir gua ngapain luu tarik-tarik nanti bibir gua kayak bebek"

"Biarin bebek kan lucu hahahah" tertawa Bobby.

"Kok gua kayak jadi nyamuk" batin Reva melihat mereka berdua asik bertengkar.

"Lu ada pacar nggak?" Tanya Bobby kepada Mella tiba-tiba.

"Nggak, luu mau sama gua?"

"Mau atuh"

" Yaudah kita resmi pacaran, ayuk sayang traktir aku makan" ucap Mella menggandeng tangan Bobby dan meninggalkan Reva sendirian di taman.

"Busettt langsung jadian ajee" batin Reva.

"Teman laknat kalian berdua gua ditinggalin sendirian" gumam Reva kesal.

Reva berjalan menuju ke ruangan klub basket, ia berjalan sambil menunduk. Pas tiba di ruangan kepala sekolah ia lagi-lagi tidak sengaja menabrak bahu seseorang.

"Alamak nabrak siapa pula gua" batin Reva kemudian mengangkat kepalanya dan Reva terkejut jantungnya langsung berdetak cepat.

"Maaf kan akuu nggak sengaja" ucap Reva.

"Hahaha nggak apa-apa, tunggu kamu yang waktu itu kan??" Tanya Hana.

"Syukurlah dia masih ingat gua" batin Reva senang.

"Ehh iyaa maaf sekali lagi" ucap Reva cengengesan.

"Nggak apa-apa, kalau begitu saya pamit dulu" jawab Hana namun tangannya langsung dipengang oleh Reva.

"Bolehkah saja meminta nomor hp anda" ucap Reva gugup mengingat yang diusulkan Bobby tadi.

"Untuk apa?" Tanya Hana heran.

"Mau dekat dengan kamu sebagai teman" jawab Reva berbagai alasan yang terlintas di benakknya.

"Hmm baiklah, mana hp kamu?" Tanya Hana lalu Reva memberikan hp nya tersebut kepada Hana dan Hana mengetik nomornya.

"Terimakasih, oh yaa nama kamu siapa?" Tanya Reva.

"Nama saya Hana Charisma" jawab Hana lalu dia pergi meninggalkan Reva.

Sedangkan Reva loncat-loncat nggak jelas karena berhasil mendapatkan nomor hp Hana wanita yang sekarang ia sukai.

Malam harinya Hana selesai membersihkan diri dan mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Hana pergi ke dapur membuka kulkas ,dia mengambil sebuah minuman dan kue kering.
Hana meletakkan makanannya tersebut di meja makan.

Beberapa menit kemudian Hana pergi ke kamar, dia langsung merebahkan badannya di kasur yang empuk. Hana perlahan-lahan memejamkan matanya, namun tiba-tiba suara nontifikasi hp Hana berbunyi.

Hana langsung mengambil hpnya tersebut, ada sebuah pesan yang muncul.

+6277.......
Oneline

Haii
Maaf saya telah mengganggu
Waktu tidurmu

Iya, nggak apa-apa
Ini siapa ya?

Saya yang nabrak kamu
Tadi pagi, apakah kamu
Ingat?

Ooo kamu, emangnya
ada apa?

Sebelum itu perkenalkan
Nama saya Erick Revano Kenzo
Bolehkah saya mengajak anda
Jalan-jalan besok?

Hmm maaf, saya nggak bisa
Ada banyak pekerjaan yang harus
Saya lakukan di kantor

Baiklah, kalau hari Minggu
Kamu nggak sibuk?

Hari Minggu aku libur,
mungkin bisa

Oke hari Minggu
Saya nggak sabar bertemu
denganmu

Saya off dulu,
Selamat malam

Selesai perkacapan mereka berdua, Hana berpikir sejenak nama anak tersebut tidak asing baginya. Hana lupa dimana dia pernah mendengar nama itu.

Dikediaman Reva, Reva berguling-guling dikasurnya sambil berteriak kencang. Ia sangat senang Hana setuju jalan-jalan bersamanya.

"Bagaimanapun caranya kamu akan jadi milikku Hana" gumam Reva tersenyum miring.

Bersambung...

My Figuran Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang