5

5.1K 287 2
                                        

Aurel kakinya sudah diobati oleh salah satu petugas UKS, ia melihat Lovania dan Bella sedang diobati oleh Julian dan Evan. Aurel malah baper melihat mereka berempat, tatapan julian yang sangat penuh cinta kepada Lovania dan wajah khawatir Evan kepada Bella membuat Aurel ingin sekali berteriak di depan mereka.

"Kyaaa baper gua, ini perlu difoto untuk kenang-kenangan"batin Aurel sebelum gorden didekat Bella dan Evan ditutup.

Lovania melihat aurel yang tidak jauh darinya, ia langsung memanggil Aurel dan Aurel pun menurut.

"Sayang kamu nggak apa-apa kan, kaki kamu masih sakit?" Ucap Lovania khawatir, Aurel yang mendengar itu menjadi merinding ditatapan tajam oleh Julian.

"Sayang?"tanya Julian mengerutkan keningnya curiga.

"Ehh jangan salah paham, kami masih normal kok" jawab Aurel gugup kepada Julian.

"Oh"ucap Julian kemudian Aurel beralih menatap Lovania.

"Gua baik-baik saja, lu aja yang nggak baik-baik saja, lihat nih kepala lu diperban dan hidung lu juga" jawab Aurel ngomel

"Ini nggak apa-apa bagiku Herlena sudah terbiasa, yang paling aku khawatirkan itu kamu kalau kamu terluka lagi aku kan jadi takut" ucap Lovania dengan raut muka sedih.

"Yaa sudah kalau begitu, terimakasih telah melindungiku" ucap Aurel tersenyum ceria membuat Lovania menjerit senang dalam hati.

"Aaa imut banget Herlena, kalau gua terlahir menjadi laki-laki udah gua nikahin lu Herlena" batin Lovania.

Sedangkan disisi lain Bella dan Evan hanya diam, Bella cuman menatap Evan yang sedang fokus mengobati wajah Bella.

"Akhh, sakit" ucap Bella.

"Tahan" jawab Evan mengoles air dengan kapas ke bibir Bella.

"Kamu kenapa bertengkar lagi dengannya?"tanya Evan dingin

"Cikk dia aja yang mulai duluan"jawab Bella judes.

"Jangan begitu lagi, kalau kamu kenapa-kenapa aku nggak akan memaafkan diri ku sendiri" ucap Evan lalu mendekati Bella sampai hidung mereka berdua bertemu.
( Untung saja dipakai gorden, kalau tidak si Aurel malah baper - author )

Bella berusaha menutup wajahnya yang sudah merah, jantungnya berdetak kencang. Ia tidak tau kenapa, selama ini Evan selalu saja membuatnya jantungnya berdetak terus.

"Jangan dekat-dekat"ucap Bella mendorong Evan sekilas.

"Kenapa aku nggak boleh dekat denganmu?"tanya Evan memegang tangan Bella lalu menciumnya.

"Itu... Gua nggak tau" jawab Bella dengan muka memerah lalu melepaskan tangannya dari Evan.

Evan selesai mengobati Bella dan pergi dari UKS bersama Julian. Namun saat Julian melangkah keluar tangannya ditarik oleh Lovania.

"Tunggu" ucap Lovania.

"Terimakasih" ujar Lovania malu-malu.

"Sama-sama" jawab Julian tersenyum lalu pergi meninggalkan Lovania Aurel dan Bella di UKS.

Aurel membuka gorden putih untuk melihat keadaan Bella. Aurel binggung kenapa wajah Bella merah apakah Bella masih marah saat kejadian tadi.

"Lu masih marah?" Tanya Aurel kepada Bella.

"Nggak"jawab Bella singkat.

"Kalau nggak kenapa wajah lu merah?" Tanya Aurel sontak membuat Bella salah tingkah.

"Itu karena hari panas hahaha" jawab Bella gugup.

Aurel kemudian duduk di samping Bella. Aurel sudah mengetahui bahwa Bella itu seseorang wanita yang lemah lembut sama seperti Lovania. Tetapi Bella tidak bisa mengekspresikannya di depan banyak orang. Aurel belakangan ini telah membututi Bella, Bella sangat suka anak kecil bahkan ia memberikan bantuan kepada panti asuhan setiap Minggu.

My Figuran Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang