Raina sudah tiba dirumah, dan sekarang Raina di dalam kamarnya.
Raina dengan segera mencari kertas yang berwarna di laci meja belajar."Ketemu.." Ucap Raina.
Gadis itu lalu melipat-lipat kertas dan memotong dengan ukuran persegi panjang.
Dan Raina langsung mengambil pulpen dan menulis satu kalimat disetiap potongan kertas.
"Alvaro.."
Itu tertulis di kertas pertama."Alvaro..Satu pria yang membuat jantung ini berdegup kencang.."
Dan Raina menulis di potongan kertas lainnya."Perasaan yang selalu membuat gelisah saat bertemu.."
Ini kalimat yang Raina tulis untuk hari ini.Lalu Raina melipat satu persatu kertas itu berbentuk origami bintang, Raina membuat beberapa yang tidak ada tulisannya.
Raina memasukan semua origami itu ke dalam toples, dan meletakan di sudut meja belajarnya.
Raina menyandarkan kepalanya di atas meja, lalu menatap toples yang berisi origami bintang-bintang itu.
Perasaan yang Raina rasakan akan di simpan didalam sana, dan Raina berpikir. Entah sampai kapan semua ini akan terungkap, atau bahkan tidak akan pernah sama sekali.
Raina berdiri dan duduk di atas kasurnya, lalu membuka tas sekolah dan mengeluarkan syal yang Alvaro berikan tadi.
Raina mencium bau wangi maskulin di syal itu, mungkinkah ini parfum Alvaro?
Entah.
Tapi Raina menyukai wangi ini yang menenangkan.Tok.. Tok..
"Non Raina.. Waktunya makan malam, Ibu sudah di bawah.." Tiba-tiba suara art memanggil Raina.
"Iya.. Raina ganti baju dulu.. Nanti ke bawah.." Teriak Raina tanpa membuka pintu.
Raina segera berganti pakaian dan setelah selesai langsung turun ke lantai bawah, dimana Momy nya sudah ada di kursi meja makan.
"Hai mom.." Sapa Raina mencium pipi Sandra.
"Hai sayang.. " Sandra membalas mencium kening Raina, "Sekolah hari ini lancar?" Tanyanya.
Raina duduk di kursi tempatnya, "Hmm.. Hari ini materi untuk ujian, dan itu bikin kepala Raina cukup pusing.." Jawab Raina, lalu mengambil gelas yang berisi air putih dan meminumnya.
"Hmmm.. Masa-masa sekolah memang seperti itu.. Nikmati dan jalani saja ya.. Kalo ada apa-apa kasih tau momy.. Juga ingat, jangan bikin ulah lagi oke?" Perkataan Sandra hanya mampu membuat Raina tidak berkata-kata dan hanya menyengir saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Rahasia(SLOW UP)
Teen Fiction10 tahun. Sudah selama itu memendam perasaan pada seorang pria yang bahkan entah merasakan perasaan yang sama atau tidak. Jatuh cinta pada pandang pertama itu memang nyata. Meski baru usia 14tahun, yang terkadang mereka bilang bahwa itu adalah han...