Bab 6

156 12 2
                                    

Sudah satu minggu berlalu semenjak hari itu, hari terakhir Raina bertemu dengan Alvaro di rumah Agatha.

Sudah satu minggu ini juga Alvaro membatalkan jadwal les nya pada Agatha, gadis itu bukannya sedih malah kesenengan.

Berbeda dengan Raina.

Banyak yang terlintas dalam pikiran Raina tentang Alvaro, bisa di bilang Raina khawatir pada Alvaro.

Tapi, sejak saat itu pun juga Raina tidak mendapatkan pesan dari Alvaro.

Apa yang terjadi dengan Kak Varo?

Apa ada sesuatu kah?

Sulit sekali untuk semakin dekat dengannya..

Raina menyandarkan tubuhnya di sofa balkon kamar nya, menatap bintang-bintang di langit yang tidak sebanyak kemarin.

Sunyi..

Itu yang Raina rasakan.

Raina selalu ingin merasakan kehangatan setiap saat, dan bukan sesaat.

Hah..

Terlahir sempurna yang dilihat orang lain, tidak sesempurna dan se-bahagia yang di rasakan Raina.

Ponselnya berdering..
Disana tertera nama Dito.

Dito is calling..

Raina menekan ikon hijau untuk mengangkat telpon dari Dito.

📞Raina..
Halo, Dito?

📞Dito..
Halo Ra, gue ganggu gak nelpon malem-malem?

📞Raina..
Engga sih, kenapa? Tumben banget telpon gue..

Dito terdiam beberapa saat.

📞Dito..
Besok, lo ada waktu?

Kening Raina mengerut, sesaat menatap layar ponselnya..

📞Raina..
Ada, gue senggang..
Kenapa emang?

📞Dito..
Besok ketemu jam 11 siang bisa? Gue jemput lo di tempat kemarin lo minta turun?

Raina merasa aneh dengan sikap Dito yang sekarang, namun Raina menyetujui untuk bertemu.

📞Raina..
Baiklah..
Besok gue telpon lo kalo udah siap..
Atau lo telpon gue kalo otw..

📞Dito..
Hemm..
Baiklah..
Sampai ketemu besok Raina..
Selamat malam..

📞Raina..
Y.. Ya..
Selamat malam..

Klik..

Panggilan pun terputus.

Raina terdiam, menatap layar ponselnya lagi. Sejenak Raina melupakan apa yang awalnya dia pikirkan tentang Alvaro karena Dito.

Cinta memang selalu membuat setiap orang yang merasakannya merasa bingung, tertekan, bahkan sulit mengendalikannya.

Raina memejamkan matanya, malas untuk beranjak dari sana. Dinginnya malam cukup menenangkan diri nya, untuk saat ini.

Terlintas kenangan masa kecilnya yang cukup menyenangkan, sederhana. Dimana satu keluarga berkumpul.

Raina tersenyum tipis dan membuka matanya kembali, semakin bumi berputar dan waktu terus bergerak.

Hal yang sudah terlewat tidak akan kembali lagi.

Raina berdiri dan masuk ke dalam kamarnya, untuk bersiap tidur.

Itu lebih baik.

Berharap di dalam mimpi Raina ingin sesuatu yang menyenangkan.

Cinta dan Rahasia(SLOW UP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang