Setelah pagi yang mendebarkan itu, Alvaro lebih sering mengirim pesan atau menghubungi Raina. Sudah tiga hari ini Raina merasa lebih dekat dengan Alvaro, bahkan Raina tidak menyangka akan menjadi seperti ini.
Hari Jum'at ini Alvaro mengajaknya makan malam setelah pulang kerja, tentu dengan senang hati Raina mengiyakan ajakan itu.
Sore ini sembari menunggu waktu janjian, Raina memilih bersepeda di taman apartemen.
"Rame juga.." Monolog Raina saat tiba di taman karena banyak juga penghuni apartemen yang berolahraga sore ini.
Raina lalu mengambil sepeda yang memang ter fasilitasi, mengayuh sepeda mengelilingi taman. Sudah di rasa cukup Raina pun berhenti dan mengembalikan sepeda di tempat semula.
Sudah pukul 5 sore, Raina bergegas kembali ke kamar apartemen nya. Setelah tiba Raina mengambil ponselnya yang berada di atas kasur, tadi Raina sengaja meninggalkan ponselnya di kamar.
Ada beberapa pesan dari Alvaro yang memberitahukan pada Raina jika cowok itu akan menjemputnya sekitar 30 menit lagi, mata Raina langsung terbelalak dengan terburu-buru Raina langsung ke kamar mandi membersihkan dirinya dari peluh.
20 menit berlalu, saat masih mengenakan bethrobe tiba-tiba ponselnya berdering panggilan masuk dari Agatha membuat Raina menepuk jidatnya pelan.
"Haloo Tha kenapa??" Tanya Raina tanpa basa basi.
"Ya ampun Ra, to the pont banget lo.." Kesal Agatha dari sebrang sana.
"Lagi buru-buru nih gue.." Lanjut Raina dengan ponsel yang dia letakan dan menekan icon loudspeaker, karena sekarang Raina sambil duduk di meja rias.
Sambil menjawab obrolan Agatha, Raina juga sedikit merias wajahnya. Tidak perlu terlalu tebal, makeup natural juga sudah membuat Raina sangat cantik.
Kalau mau lihat Raina cantik pake banget pas lagi bangun tidur..
Beuh.. Gak akan di kasih tau sama author.
"Mau kemana lo buru-buru?"
"Gue mau makan malam." Jawab Raina sambil merapihkan rambutnya.
"Dihh, gaya lo makan malam.. Sama siapa?? Tumben lo.. Ohh, langit ya?"
"Dih, bawa-bawa langit segala.. Bukan langit tapi Alvaro.."
"APAAA?? SERIUS LO?" Agatha teriak membuat Raina menutup kedua telinganya.
"Gak usah teriak, udah ya gue mau ganti baju dulu.. Bye Agatha..." Ucap Raina tanpa menunggu balasan Agatha, Raina mematikan sambungan telepon secara sepihak.
Raina terkekeh, dia yakin Agatha di sana pasti teriak-teriak kesal.
Dan benar saja Raina langsung dapat boom chat dari Agatha..
"Lo? Alvaro?? Kok bisa??
"Sejak kapan??"
"Kenapa lo gak bilang ke gue HUJAANNNN..."
"LO BERHUTANG PENJELASAN SAMA GUE RAINA ANASTASYA.."
"AAARRGGG, HUJANN LO NYEBELIN.."
Begitulah isi chat dari Agatha, Raina hanya sempat membaca saja karena setelah mengganti baju. Raina langsung mengambil tas miliknya, dan berjalan cepat menuruni anak tangga.
Alvaro sudah menunggu di lobby apartemen dari lima menit yang lalu.
"Gara-gara Agatha sihh ini.." Gumam Raina saat berada di dalam lift.
Pintu lift terbuka, Raina langsung berjalan menghampiri Alvaro yang duduk di sofa yang tersedia di lobby apartemen.
"Kak.. Maaf nunggu lama ya?" Ucap Raina saat tiba di hadapan Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Rahasia(SLOW UP)
Teen Fiction10 tahun. Sudah selama itu memendam perasaan pada seorang pria yang bahkan entah merasakan perasaan yang sama atau tidak. Jatuh cinta pada pandang pertama itu memang nyata. Meski baru usia 14tahun, yang terkadang mereka bilang bahwa itu adalah han...