Dengan penjelasan panjang lebar Pak Herman dan Mommy tentang bisnisnya yang di luar negeri, dan juga menjelaskan tugas Raina mulai bulan depan harus mengambil alih salah satu bisnis Mommy di bidang furnitur.
Dan itu pun Raina di dampingi oleh Alvaro, yang ternyata cowok itu bekerja di perusahaan properti milik Pak Herman.
Tenyata Pak Herman dan Mommy tuh sama-sama pecinta bisnis, terbukti keduanya tidak hanya memiliki satu bisnis bahkan sekarang merintis untuk menjajah keluar.
Raina memang kagum dengan Mommy yang berdiri sendiri tanpa pendamping, terlihat kuat. Raina terharu dengan kerja keras Sandra selama ini, tentu Raina menikmati hasil dari apa yang Sandra raih.
Dan sampai saat ini juga Raina masih belum dapat kabar tentang sosok sang Ayah, yang awal selalu Raina tanyakan namun lambat laun Raina terbiasa tanpa sosok itu.
Biarlah..
Hidup bersama Momy juga sudah cukup..
Tentu Mommy juga dikelilingi keluarga dari Mommy yang selalu mendukungnya.
Raina tersadar jika melihat lagi ke belakang, awal-awal beranjang remaja yang memang membutuhkan sosok dewasa disisinya yang tak Raina dapatkan. Karena kesibukan Sandra yang menguras waktu, namun saat Raina beranjak dewasa. Raina sudah mengerti dan memahami posisi sang Mommy, hingga kedekatan mereka kembali.
Makan malam ini cukup memakan banyak waktu, setelah menyantap menu utama mereka kembali di suguhkan dengan hidangan penutup yang cukup membuat Raina tergiur.
Terlihat sangat cantik dessert di hadapan Raina ini.
Raina meraih sendok kecil dan mencicipi.
Waw..
Raina diam menikmati lelehan yang ada di dalam mulutnya.
Itu makanan terenak yang pernah Raina coba.
Tanpa melepas kesopanan, Raina menikmati makanan penutup sambil mendengar pembicaraan tiga orang ini.
Sempat Sandra menanyakan apa Raina merasa bosan atau kurang nyaman, saat Pak Herman dan Alvaro izin ke kamar mandi.
Raina menjawab dirinya baik-baik saja.
Entah..
Raina rasa tidak ingin pergi begitu cepat dari tempat ini, entah mungkin karena ada Alvaro.
Rasanya Raina ingin sekali berbicara berdua bersama Alvaro, menanyakan 1000 pertanyaan pada pria itu.
Tahan Raina.
Nanti akan ada saatnya.
Tak terasa sudah pukul 10 malam, Mommy dan Pak Herman mengakhiri pembicaraan mereka.
"Oh iya, tadi Nak Alvaro ke sini menggunakan taxi?" Tanya Mommy tiba-tiba.
Alvaro mengangguk, "Iya Bu.." Jawab Alvaro.
"Alvaro bisa mengemudi?" Random banget pertanyaan Mommy ini.
Lagi-lagi Alvaro mengangguk.
"Nah, Raina kan bawa mobil.. Kalian pulang bareng aja.. Gpp kalian harus sering adaptasi.." Ucap Mommy membuat Raina benar-benar tidak habis pikir.
"Boleh tuh bagus.. Lagian ini sudah malam jadi Alvaro bisa menjaga Raina.." Sahut Pak Herman yang di angguki Mommy.
Tanpa bisa membantah, karena gak mungkin juga.
Raina dan Alvaro saling menatap canggung lalu keduanya mengangguk.
"Ya sudah.. Kalian hati-hati ya pulangnya.. Mommy sudah di tunggu supir di depan.." Pamit Mommy.. " Alvaro hati-hati saat mengemudi ya.." Lanjut Mommy mengusap bahu Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Rahasia(SLOW UP)
Teen Fiction10 tahun. Sudah selama itu memendam perasaan pada seorang pria yang bahkan entah merasakan perasaan yang sama atau tidak. Jatuh cinta pada pandang pertama itu memang nyata. Meski baru usia 14tahun, yang terkadang mereka bilang bahwa itu adalah han...