10 tahun kemudian.
Sudah selama itu.
Kenangan pahit yang di rasakan Raina masih saja membekas.
Raina duduk di kursi depan meja rias, menatap dirinya di pantulan cermin.
Ternyata sudah 10 tahun, Raina lari dari perasaannya yang ternyata masih tertinggal di tempat yang sama.
Bahkan, saat ini Raina akan selesai kuliah dan sekarang juga Raina sudah membeli apartemen sendiri. Tidak lagi tinggal di rumahnya yang dulu.
Setelah kejadian 10 tahun lalu itu, Raina membicarakan semuanya pada Agatha. Semua nya tanpa ada kata yang tertinggal, tentu saja. Agatha sangat terkejut pada awalnya, namun Agatha langsung mengerti.
Dan sampai saat ini mereka masih menjadi sahabat, dan yang berbeda kini status Agatha sudah bertunangan.
Alvaro?
Raina tidak tahu.
Bahkan tidak tahu bagaimana? Dimana? dan kenapa? tentang Alvaro.
Rasa sakit sekaligus rasa rindu masih menyeruak dalam hati Raina.
Raina selalu bertanya pada dirinya sendiri.
Kenapa? Kenapa tidak bisa melupakan Alvaro?
Bahkan rasa cinta saat 10 tahun lalu itu masih utuh sampai saat ini.
Apa yang begitu istimewanya?
Bahkan Raina sadar pertemuannya dengan Alvaro begitu singkat, tidak ada kenangan apa pun.
Lalu Dito?
Sampai saat ini juga, Raina tidak tau dimana Dito berada. Kabar burung pun tidak terdengar.
Dan tentang keluarganya sendiri, Raina sudah mulai memahami kesibukan Momynya. Dan Raina juga sudah tidak menuntut apapun pada Momy, tahun ini juga perusahaan Momynya kembali membuka cabang baru di luar negeri.
Oke, Raina cukup bangga. Sangat bangga memiliki sosok ibu seperti Momy.
Hubungan komunikasi juga sudah ada kemajuan, dan itu sudah cukup untuk Raina.
Setelah cukup saat melihat dirinya di pantulan cermin, Raina bangun lalu mengambil tasnya yang ada di atas kasur.
Tak lupa dengan ponsel yang terus berdering, karena panggilan Agatha yang sedari tadi di hiraukan oleh Raina.
Setelah panggil telpon yang entah ke berapa kali, kini Raina mengangkat telepon dari Agatha.
"Rainaaa.... "
Teriak Agatha disana.Raina terkejut sambil menjauhkan ponselnya dari telinga, teriakan Agatha membuat gendang telinganya hampir pecah.
"Apa sih lo?"
Tanya Raina tanpa bersalah sama sekali."Lo gila apa? Kenapa baru angkat telpon gue??"
Ucap Agatha kesal."Gue baru beres, dan ini gue mau berangkat ke kampus.. Gue lagi d lift mau ke basement.. Lo dimana??" Jawab Raina menjelaskan.
"Gue udah di kampus tolol.. Lo lama banget."
Raina membayangkan betapa kesalnya Agatha saat ini."Ya udah, tunggu aja di kampus.. Tunangan lo mana? Biasa nya ngintil mulu tuh si arjuna lo." Ucap Raina sambil bercanda.
"Juan.. Namanya Juan, Rainaa. Doi lagi ketemu dosen.. Ahh, udah cepetan lo berangkat." Sahut Agatha.
"Iya.. Otw, ini gue di mobil.. Ya udah, gue matiin telpon nya.. Bye Agha.." Ucap Raina tanpa menunggu jawaban Agatha langsung mematukan sambung telpon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Rahasia(SLOW UP)
Teen Fiction10 tahun. Sudah selama itu memendam perasaan pada seorang pria yang bahkan entah merasakan perasaan yang sama atau tidak. Jatuh cinta pada pandang pertama itu memang nyata. Meski baru usia 14tahun, yang terkadang mereka bilang bahwa itu adalah han...