"Ra-
" Gimana kabar Kak Varo selama ini?" Perkataan Alvaro terputus karena pertanyaan Raina.
Alvaro menoleh ke samping, melihat Raina yang menatap air di kolam yang luas itu.
Terlihat gelap namun tetap berkilau.
"Sekarang.. Cukup baik." Ucap Alvaro ada sedikit jeda.
Raina menoleh, sekarang tatapan mereka bertemu.
Hanya sebentar.
Raina tidak ingin Alvaro menyadari jika dirinya sedikit tadi jantung nya berdegup kencang.
Tapi tersadar dengan ucapan Alvaro barusan, Raina kembali menoleh, "Sekarang?" Beo Raina.
Alvaro mengangguk.
Kening Raina mengerut, bingung.
Tentu saja bahasa yang setiap Alvaro selalu membuat Raina rumit, tenyata hal ini tidak berubah.Alvaro masih telihat rumit.
"Maksudnya?" Tanya Raina lagi.
Alvaro tersenyum masih menatap Raina, dan lalu menatap jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Sekarang udah mau larut.. Yakin mau dengerin semuanya?" Alvaro malah balik bertanya.
Raina ikut melihat jam yang ada di tangannya, benar yang di katakan Alvaro sekarang sudah pukul 22.34 wib.
Tapi Raina tidak masalah, besok tidak ada kegiatan apapun karena memang Raina hanya tinggal menunggu waktu untuk wisuda saja. Dan itu akan berlangsung dua minggu lagi, jadi tidak masalah juga kan jiga mendengarkan semuanya sekarang?
Tapi, bagaimana dengan Alvaro?
Raina rasa cowok itu besok harus masuk kerja, mungkin.
"Besok aku bebas.. Kalau Kak Varo gak bisa jelasin sekarang juga gpp sih.. Itu terserah." Jawab Raina yang cukup diam beberapa saat.
Alvaro kembali tersenyum, wajahnya menengadah menatap langit gelap namun penuh bintang dan itu membuat pemandangan langit jadi indah.
"Aku bisa izin." Sahut Alvaro membuat Raina agak terkejut.
"Emang boleh kaya gitu?" Tanya Raina memicingkan matanya.
"Boleh.. Tunggu." Alvaro merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Seterusnya entah apa yang di lakukan Alvaro, yang bisa Raina lihat sedikit seolah sedang mengetik sesuatu.
"Lihat." Ucap Alvaro menunjukan isi layar ponselnya, dan Raina membacanya.
Raina membelalak.
"S-serius?" Tanyanya dan Alvaro mengangguk.
Gila.
Tidak bisa dipercaya.
Isi chat barusan, Alvaro yang meminta izin pada Pak Herman jika dirinya tidak bisa masuk besok atau jika sempat akan masuk terlambat. Dan jawaban Pak Herman adalah 'Oke, tidak masalah.'
Raina menatap Alvaro.
Alvaro mengulurkan tangannya yang menggengam ponsel.
"Apa?" Tanya Raina.
"No HP kamu tulis disini.." Ucap Alvaro.
Dengan diam Raina mengambil ponsel Alvaro dan memasukan nomor ponselnya, setelah itu memberikan kembali pada Alvaro.
Alvaro menghubungi nomor yang Raina ketik. "Save, itu nomor aku.." Ucap Alvaro.
Raina mengeluarkan ponselnya yang berdering di dalam tas, lalu menyimpan nomor Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Rahasia(SLOW UP)
Teen Fiction10 tahun. Sudah selama itu memendam perasaan pada seorang pria yang bahkan entah merasakan perasaan yang sama atau tidak. Jatuh cinta pada pandang pertama itu memang nyata. Meski baru usia 14tahun, yang terkadang mereka bilang bahwa itu adalah han...