18. Cold War

479 65 5
                                    

"auh! Kabjaggiya!" yeji terkejut hyunjin kini duduk manis di meja makan lengkap dengan makan malam.

Beef wellington, tersaji di meja makan panjang milik tuan Hwang Hyunjin

"duduklah" ucap hyunjin.

"mwoya? Ulang tahunku sudah dua minggu yang lalu" yeji mendekati meja.

"ani hanya ingin makan malam, apa salahnya?"

Yeji tersenyum dan menggeleng

"tidak ada salahnya"

Hyunjin berdiri dan menarik kursi untuk yeji.

Yeji duduk dan hyunjin membantu yeji mengenakan serbet makannya.

Hyunjin kini duduk didepan yeji dan mereka memulai kegiatan makan mereka.

"bagaimana?" tanya hyunjin.

Yeji mengangguk.

"enak" ucap yeji.

"sahabatku yang membuatnya" ucap hyunjin.

"jinja?" tanya yeji.

"lee know hyung" lanjut hyunjin cepat.

"aku pernah mendengar tentangnya, ia memiliki restoran michellin".

Baik, sudah cukup basa basinya.

Hyunjin hening dalam beberapa detik.

"bagaimana dengan perjalananmu?" tanya hyunjin.

"semuanya baik" jawab yeji.

"clientku kebetulan tak banyak bicara jadi kami membicarakan hal seperlunya"

Hyunjin tersenyum miring.

Yeji membohonginya.

Hyunjin pun meletakkan pisau dan garpunya.

Kehilangan nafsu makannya.

"tadi pagi Han tidak sengaja melihatmu di rumah sakit ansan" pancing hyunjin.

Yeji sedikit terkejut dan menutupinya.

"aku menjenguk teman lama"

"benarkah?"

"siapa?" tanya hyunjin

Yeji menelan ludahnya kasar

"menjenguk Lia bersama ryujin" jawab yeji.

"benarkah? Aku bertemu lia di restoran tadi" hyunjin tersenyum sarkas, sebenarnya ia hanya mengada ada, karena sudah pasti. Yeji membohonginya.

Skak mat.

Yeji kehabisan kata katanya.

Yeji menatap hyunjin lurus dimatanya.

"ada apa denganmu?" tanya yeji yang mulai merasa tidak nyaman.

"aniya" jawab hyunjin.

"aku hanya ingin tau seberapa jauh kau akan berbohong"

Yeji tersenyum kecut dan meletakkan pisau dan garpunya.

"berbohong tentang apa?" tanya yeji.

"penyakitmu"

Yeji kini terdiam.

Yeji memberi hyunjin tatapan tajam.

"aku tidak berbohong" jawab yeji.

Hyunjin tertawa sarkas.

"vitamin? Keluar kota?" tanya hyunjin membalas tajam tatapan yeji.

"itu adalah privasiku!" suara yeji meninggi.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang